Download App
Sekretaris Bar Bar vs CEO Dingin Sekretaris Bar Bar vs CEO Dingin original

Sekretaris Bar Bar vs CEO Dingin

Author: Titah_Kw

© WebNovel

Chapter 1: Bab 01

"Titah ambilkan berkas di ruangan management keuangan, lalu buatkan saya kopi gulanya sedikit saja gak usah manis-manis." kata Daffa pada Titah.

"Baik pak." jawab Titah sopan.

"Oh ya satu lagi." katanya membuat Titah berhenti.

"Aku mau kopinya kamu yang membuatnya sendiri." katanya lagi.

"Baik pak." jawab Titah lagi.

"Eh eh satu lagi." katanya membuat Titah berhenti lagi dari langkahnya.

"Brengsek nih si Daffa. Kalau saja dia bukan bosnya aku akan melemparkan sepatuku ini ke mukanya sekarang juga." umpat Titah di dalam hati.

"Iya pak? Ada lagi?" tanya Titah.

"Hemmmm gak, gak jadi deh." jawab Daffa membuat tekanan darah Titah berasa naik.

Titah berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya dengan sangat kesal. Baru saja dia menjadi sekretaris pribadinya, tapi hari ini dia sudah merasa menjadi babunya.

Hampir setiap jam bosnya itu membuat Titah terus saja berlarian kesana kemari. Apakah bosnya itu dengan sengaja mempermainkannya?

{Flashback On}

Dua hari yang lalu Titah sudah rapih mengenakan pakaian mini kekurangan bahan ingin interview kerja di salah satu perusahaan ternama di jakarta.

"Astagfirullah!!" ibunya terkejut melihat penampilan Titah.

"Why mom?" tanya Titah.

"Do you ask the mother why? See your daughter's appearance. Where do you want to go to clothes that are less material like this huh?" tanya ibunya.

"Oh. yes I forget today I want to interview, there is a work call mom." jawab Titah santai sambil menikmati rotinya sebagai sarapan paginya.

"No no no no !!" larang ayahnya.

"Why dad?"

"Because you have daddy match with the child of the person. You are a woman don't work at home like your mom." kata ayahnya.

"That's right what your daddy said, my dear daughter." sambung ibunya.

"Mami, papi ini tahun berapa ya. kalau tahunnya papi dan mami okelah tidak apa, tapi ini kan sudah tahunnya anak muda bebas pada pilihannya sendiri ayah, ibu."

"Already my beautiful brother follows our mother and father's orders." sela Rizky.

"Hi kid silent you. And spend your breakfast, don't interfere." bentak Titah.

"Mami, papi lihat itu mbak Titah membentak ku. Huwaaaa.." Rizky menangis.

"Dasar tukang ngadu. Hu ... whiny ..." ejek Titah.

"Stop .. !!" teriak ayahnya.

"Oke.. Kalau begitu Titah jalan ya mi, pi." pamit Titah pada ayah dan ibunya.

"My daughter !! Stop !!" Langkah kaki Titah di hentikan oleh ayahnya.

"What else is my father? I've been late for work interviews." tanya Titah saat berbalik pada ayahnya.

"Wait a minute."

"Okey.."

"Paijo.."

"Cecep.."

"Iya pak bosnya. Cecep menghadap."

"Ya bos papi enten menapa?" tanya Paijo.

"Kamu bawa Titah ke kamarnya jaga di depan kamarnya jangan sampai dia pergi dari rumah sini." perintah ibunya.

"Siap bu bos.." kata Paijo dan Cecep bersamaan.

"Wait for this, what do you mean?"

"Itu tandanya mbak Titah gak boleh pergi dari rumah mbak.."

"Ayo non.." ajak Paijo.

"Nggak, ih lepaskan.." tolak Titah.

Titah berhasil melarikan diri keluar dari rumah dan mencegat mobil mewah dan dia tidak tau siapa yang ada di dalam mobil itu.

"Pak berhenti. Please." Titah melenggang masuk ke dalam mobil itu tanpa permisi.

"Fa.. Kok berhenti sih?" tanya Daffi.

"Itu.." jawab Daffa singkat menunjuk ke arah Titah.

"Hah? Women. who?"

"I don't know Daffi."

"Hi you, now you're out of my car right now." perintah Daffa.

"No don't !! Ku mohon pak." pinta Titah dengan wajah mengiba.

"Enggak!! Pokoknya sekarang kau turun dari mobilku sekarang juga. Sudah penampilannya acak-acakan, bajunya basah. Dan lebih parahnya lagi kau main masuk saja ke dalam mobil mewahku ini tanpa permisi lagi."

"Forgive me sir, I don't know how to hide the purses of them."

"What did you say earlier, from their pursuit. Do you have a lot of debt huh?" tanya Daffi.

"No no no no !! It's good I never owed it !!"

"The reason !!" gerutu Daffa.

"Then then whose they are?" tanya Daffi.

"They are my father's men. My mother forbade me for work interviews today. And I ran away from home, eating my appearance was a mess like this Lord looked now."

"Yes understand !!" kata Daffa.

"Why do you run away from home, why don't you obey your parents' orders to stay at home?"

"I fled from home because I will be matched."

"Oh so, Daffa .."

"Why is Daffi?"

"Just like you, what will be matched."

"Hemmmm.. Apapun itu alasannya, cepat kau keluar dari mobil."

"Don't want !! You choose where I'm out of this car but this car is blister or you're walking now then this car will be safe."

"Oke, oke!! Baiklah jalan sekarang. Hufff ... troublesome !!" gerutu Daffa.

Mobil itu pun akhirnya jalan menuju ke sebuah apartemen milik keluarga Pratama.

"Oh ya fi, dia di apartemen mu saja ya." kata Daffa.

"Enak saja, dia di apartemen mu lah. Kalau Dea tau aku bawa perempuan ke apartemen bisa-bisa habislah aku ini tau."

"Apa lagi saya, kalau bunda dan romo tau ada perempuan di apartemen ku bisa-bisa pernikahan ku akan di percepat oleh anak teman romo."

"Dan kau turun dari mobilku sekarang."

Titah tampak bingung ketika Daffa menyuruhnya untuk turun dari mobilnya.

"Oh ya ngomong-ngomong kamu mau interview dimana?"

"Di PT FiFa Pratama Production."

"Itu kan!!" seru Daffa dan Daffi serempak.

"Why?" tanya Titah.

"It's okay !!" jawab Daffa.

Tring.. Titah, Daffa dan Daffi keluar dari lift kemudian langsung menuju ke apartemen Daffa.

Titah terkejut saat mengetahui Daffa dan Daffi adalah saudara kembar.

"Oh ya kau gantilah baju dulu sana." kata Daffa.

"Aku nggak bawa baju."

"Ini.." Daffi memberikan paper bag pada Titah.

"Oh ya situ ada beberapa pakaian untukmu dan beberapa pakaian kerja untukmu."

"Oke.."

"Nggak ada terimakasih nya sudah di tolong juga. Fi kau yang urus." Daffa melenggang pergi dari apartemen nya.

"Hei Daffa wait." Daffi mengejar Daffa yang pergi keluar dari apartemen nya.

"What are Daffi?" tanya Daffa.

"Where do you want?" tanya Daffi juga.

"I want to buy some food for lunch later. just take care of him."

"But .."

"There is no word but but.."

"Hemmmm iceberg.."

----

"Bagaimana cep, ketemu? " tanya Paijo.

"Nggak mas jo nya. Sudah Cecep cari kesana kesini non Titah nya nggak ada mas jo nya." jawab Cecep.

"Duh mati kita kalau non Titah nggak ketemu." kata Paijo.

"Potong gaji ya mas jo nya?" tanya Cecep.

"Itu sih mending cep, lah kalau kamu di pulangkan ke pasar mester dan aku di pulangkan ke solo piye?"

"Maksudnya apa ya mas jo nya, Cecep kaga ngerti?"

"Duh cep cep.. Masa ngono wae mboten mangertos ta. Di pulangkan itu artinya phada wae di pecat.."

"Jangan dong mas jo nya. Nanti kalau Cecep di pecat emak sama Cecep mau makan apa?"

"Ya sudah yuk sekarang fokus saja cari non Titah."

"Oke deh mas jo nya."


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C1
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login