Download App

Chapter 2: Aku Adalah Kultivator

Jie Rui masih menatap jendela yang kini sedikit tertutup gorden. Dia kesulitan bergerak. Tubuhnya tidak pernah selemah ini sebelumnya, kecuali saat ia masih menjadi manusia biasa, bukan Kultivator.

"Setelah terbangun, aku sama sekali tidak bisa merasakan energi langit dan bumi. Apa ini artinya aku kembali menjadi manusia biasa?" Jie Rui bergumam dalam hati. Ia sedikit frustasi jika memang itu yang terjadi.

Kultivasi membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit, juga sangat sulit dilakukan. Selain itu, seorang Kultivator haruslah orang yang tekun, tidak pernah melewatkan satu hari pun tanpa berkultivasi. Ini yang membuat Jie Rui merasa enggan memulai Kultivasinya dari awal lagi.

Dia hanya bisa mendesah untuk saat ini. Sekarang, Jie Rui sedang di rumah penolongnya. Karena tidak memiliki apa-apa selain jubah putih sektenya, Jie Rui harus melakukan sesuatu sebagai rasa terimakasih. Tidak baik hanya terus berbaring di tempat tidur yang empuk.

Tetapi bagaimana, dia tetap kesulitan menggerakkan tubuhnya, seolah titik-titik akupunturnya di tutup. Saat itulah Anna datang membawa nampan berisi makanan dan minuman. "Bagaimana perasaanmu sekarang, sudah baikan?" tanyanya lembut.

"Aku merasa buruk. Tubuhku bahkan sulit bergerak, bagaimana aku bisa merasa baik sementara kau terus melayaniku?" Ujar Jie Rui tak berdaya, sambil menatap gadis manis itu.

Anna mengenakan baju tidurnya dengan motif beruang kecil dan berwarna pink, menurut Jie Rui pakaian itu terlihat aneh dan asing. Sangat tidak sesuai dengan pakaian negeri Jiang yang penuh seni keindahan dan berbagai warna. Dia bertanya-tanya, sebenarnya bagaimana ia bisa datang ke dunia ini.

"Ahahaha," dia tertawa kecil. "Tak perlu dipikirkan, mungkin besok kaubisa bergerak lagi," katanya misterius.

Jie Rui curiga tubuhnya yang sulit bergerak ini ada hubungannya dengan Anna. Tetapi ia tidak ingin bertanya, jika memang demikian, pasti Anna punya alasannya sendiri. Dia hanya tidak ingin terus merepotkan.

Hari sudah sore saat Anna berada dekat dengannya. Jie Rui bisa melihat jelas mata hitam Anna dan wajahnya yang manis serta cantik, sangat natural dan alami, seolah dia lahir dari alam itu sendiri. Anna memiliki rambut hitam lurus yang wangi, beraroma mawar. Hal ini membuat Jie Rui sempat beberapa kali terlena oleh pesonanya.

"Ini makan siangmu, maaf agak telat. Aku tadi memiliki beberapa urusan yang mendesak," kata Anna sembari meletakkan nampan di atas perut Jie Rui. Tiba-tiba saja tubuhnya sedikit rileks, dia lebih mudah bergerak sekarang.

"Terimakasih." Jie Rui tersenyum tulus padanya sambil memandang lekat-lekat mata Anna, membuat gadis itu tersipu dan memalingkan pandangannya.

"A-aku harus kembali sekarang. Nanti malam aku juga akan mengantarkan makananmu," Anna sedikit gugup saat ditatap Jie Rui seperti itu. Sebenarnya, dia cukup tampan. Anna berjalan cepat ke pintu kamarnya lalu pergi. Tetapi sepertinya dia teringat sesuatu, karena tiba-tiba kepalanya nongol di balik pintu dan berkata, "Kaubisa meletakkan nampannya di meja jika sudah selesai. Seseorang akan mengambilnya ketika kau tidur."

"Baiklah." Jie Rui sedikit bingung. Bagaimana dia tau aku ingin tidur setelah makan? Tapi dia tak memikirkan hal itu lebih jauh. Jie Rui dengan lahap menghabiskan hidangannya, kemudian dia menyingkirkan nampan berisi piring dan gelas kosong itu ke samping meja.

Setelahnya, tiba-tiba saja dia merasa rasa kantuknya semakin parah. "Padahal tadi tidak separah ini." Jie Rui mencoba menjaga matanya tetap terbuka, "Ah, sepertinya ini efek obat tidur." Akhirnya dia sadar dari mana asal ucapan Anna datang, ternyata makanan yang ia makan ada obatnya.

Jie Rui tidak tahan dan ia pun tertidur. Dia baru bangun tepat saat Anna membawakan makan malam. Jie Rui bersikap seperti biasa seolah tidak terjadi apa-apa, dan Anna juga demikian. Dia tetap tersenyum tulus, seperti ia tidak dengan sengaja menambahkan obat tidur ke dalam makanan seseorang.

"Ah, ternyata dia juga menambahkan obat tidur di makanan ini." Jie Rui merasa bodoh. Bagaimana ia bisa terjebak dua kali? Dia pikir Anna tidak akan melakukannya lagi, tapi ini .... dia sudah kelewatan.

....

Semalam penuh Jie Rui terkena efek obat tidur. Dia sedikit kesal pada Anna, tapi sebenarnya dia juga berterimakasih. Tanpa obat itu, tidurnya tidak akan nyenyak karena banyak pikiran yang mengganggunya.

Di pagi hari, tubuhnya benar-benar penuh energi. "Ini karena tidurku nyenyak sekali semalam." Jie Rui berbinar-binar. Dia semakin berterimakasih pada Anna, tetapi tak dapat diragukan Jie Rui juga sedikit kesal terhadapnya.

Tapi sayang, meskipun ia merasa bugar, tubuhnya masih sulit digerakkan. Pada akhirnya tidak ada yang berubah, ia masih tidak berguna. Hal ini membuatnya semakin merasa tidak enak terhadap Anna. Yah, walau gadis itu menyebalkan, tapi ia tetap penolongnya.

Tepat saat itu, Anna datang ke kamarnya sambil membawa nampan berisi makanan. Dia tidak mengatakan apa-apa pada Jie Rui dan hanya tersenyum lembut seperti biasa. Anna kemudian meletakkan nampannya di atas perut Jie Rui dan ia pergi dengan tenang.

Jie Rui sedikit waspada. Dia mengamati makanannya sebentar, namun karena dia kehilangan basis Kultivasi, Jie Rui hanya menatapnya tanpa bisa melakukan apa-apa.

Ini menu yang sama, bubur gandum dan segelas air putih.

"Semoga kali ini tidak ada lagi obat tidur." Karena perutnya sudah berontak, Jie Rui tidak punya pilihan lain. Dia menghabiskan makanan mencurigakan itu.

Setelah perutnya kenyang, Jie Rui bersendawa. Dan saat itulah tiba-tiba Anna masuk ke dalam kamar bersama seorang laki-laki.

Jie Rui kaget, dia percaya gadis itu sedari tadi menunggu di depan pintu sampai ia menghabiskan makanannya. "Kurasa sebentar lagi aku harus tidur," ucapnya pasrah.

Namun, setelah sekian lama, di bawah tatapan dua orang di samping tempat tidurnya, Jie Rui tidak segera kehilangan kesadaran. Dia masih bugar, dan bahkan tampak lebih hidup. Semua energinya terasa mengalir kembali.

Jie Rui memutar kepalanya dan memandangi dua orang itu. Satunya dia sudah kenal, Anna, tapi yang satu lagi, yang adalah seorang pria?

Nampaknya Anna menyadari tanda tanya di dalam kepala Jie Rui. Dia pun menjelaskan sambil tersenyum menyesal, "Maafkan aku sebelumnya, Aku benar-benar tidak bermaksud menyegel energimu." Desahnya, lalu ia melanjutkan, "Setelah aku menemukanmu empat hari yang lalu mengambang di atas sungai, aku merasa terkejut. Bukan karena kau masih hidup, tapi karena energi aneh di dalam tubuhmu yang begitu tenang namun juga sangat besar. Aku bertanya-tanya bagaimana energi sebesar itu bisa tenang seperti danau, padahal kebanyakan penyihir di negeri ini yang memiliki energi sebesar itu, selalu mengeluarkan aura tidak terkontrol, energi mereka mengamuk ke mana-mana.

"Aku pikir itu karena kau sedang pingsan, namun setelah aku membawamu ke pria ini, aku menyadari bahwa energimu memanglah setenang saat kau masih sadar." Anna memperkenalkan pria di sampingnya sebagai seorang senior penyihir di desanya. Pria itu memberi hormat pada Jie Rui seolah dia adalah tetua para penyihir. Namun jelas Jie Rui tidak akrab dengan hal ini. Dia bahkan kebingungan.

"Aku memutuskan meminta pertolongannya untuk menutup beberapa titik energi penting di tubuhmu agar kau tidak bisa menggunakan energimu itu. Namun ia menolak. Aku akhirnya harus memaksanya dan memberitahu bahwa mungkin kau adalah seorang penyihir kegelapan yang memiliki beberapa teknik aneh untuk mengontrol energi. Barulah saat itu ia mau melakukannya," katanya, membeberkan kesulitan yang ia alami setelah menemukan Jie Rui.

"Titik energi yang ia maksud adalah titik akupuntur? sepertinya ini bukan lagi dunia yang aku kenal. Penyihir?" gumamnya dalam hati. Jie Rui sedikit sedih karena ia tiba-tiba dipindahkan ke dunia ini sementara ia masih memiliki teman dan saudara di dunianya yang lama. Namun ia kembali tenang, pasti surga memiliki alasan.

"Jangan marah. Aku hanya melakukannya sebagai tindakan pencegahan. Bisa saja kau memang penyihir kegelapan, kan?" Tapi tiba-tiba pria di sampingnya memukul lemah punggung Anna dan ia bicara penuh hormat, "Maafkan ketidaksopanan Anna, tetua Jie Rui, dia hanyalah seorang bocah yang baru menjadi penyihir tingkat 2. Aku sangat yakin Anda bukanlah seorang penyihir kegelapan seperti yang ia ucapkan. Jadi aku merasa tidak sabar dan memaksanya untuk segera memberikan obat pembuka titik energi."

"Aku memang bukan penyihir kegelapan," kata Jie Rui. Mendengar ini, Anna dan pria itu saling tatap kemudian Anna nampak malu. Dia hendak meminta maaf pada Jie Rui ketika pemuda itu melanjutkan ucapannya, "Aku adalah Kultivator."

Mereka kembali bertatapan, bingung. "A-apa yang Anda maksud?" tanya si pria ragu-ragu.

"Aku bukanlah penyihir kegelapan, aku bahkan bukan penyihir. Tapi aku adalah Kultivator." Jie Rui menegaskan setiap kata.

"Kultivator?" Setelah terdiam cukup lama, dan merasa asing dengan istilah itu, mereka tanpa sadar bertanya serentak.

"Benar. Aku adalah Kultivator, seorang manusia yang menyerap energi langit dan bumi agar mencapai kekuasaan atau keabadian," jelasnya. Anna jelas tidak percaya pada Jie Rui. Seumur hidup, dia tak pernah mendengar ada seorang manusia yang abadi, apalagi cara untuk mencapai keabadian itu. Dia pikir Jie Rui sedang berkhayal. Tapi dia sadar, dengan energi aneh di dalam tubuhnya serta ketenangan itu, semuanya tampak masuk akal.

Jie Rui bukanlah penyihir, tapi dia Kultivator.

Mereka berdua masih bengong ketika Jie Rui bangun dari tempat tidur yang empuk itu. "Terimakasih atas pertolongannya, nona Anna. Dan terimakasih juga kepada ..." Jie Rui memandang pria di samping Anna. Dia tersadar sedang ditatap lalu menjawab, "Oh, namaku Gerald."

"Kepada tuan Gerald, terimakasih banyak telah membantu nona Anna memastikan bahwa aku bukanlah penyihir kegelapan yang ia maksud." Jie Rui membungkuk sebagai rasa terimakasih.

Dua orang itu jelas salah tingkah. Mereka sekarang tidak bisa menyamakan kedudukan Jie Rui dengan tetua penyihir, karena ia memang bukan penyihir. Mereka bingung harus memperlakukan Jie Rui seperti apa. Jika dia manusia biasa, mereka akan memperlakukannya seperti manusia biasa, tapi dia bukan.

Dia adalah Kultivator, manusia yang mengejar keabadian.

"Kalian tidak perlu memperlakukanku spesial. Panggil saja aku Jie Rui, ah, tapi sepertinya nama itu sudah tidak cocok di sini dan terdengar aneh." Jie Rui berpikir, dahinya berkerut, dia kemudian memandang mereka berdua sambil tersenyum. "Apa kalian punya saran nama yang cocok untukku?"


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login