Download App

Chapter 4: VoL 1 - CHAPTER 2

SEJENAK DI KELAS PADA SORE HARI, INGATAN ITU KEMBALI.

| previous story |

"T—Tunggu dulu! apa-apaan kalimat itu? Apa yang kau ketahui tentang diriku?"

Aku merasa kalau sebelumnya aku pernah mendengar kalimat ini, tapi sejak kapan Aku mendengarnya? Mungkin setelah kejadian 4 Tahun yang lalu, sepulang sekolah. Aku bersama dengan Teman sekelasku pernah mengalami kecelakaan tabrak lari oleh seseorang, untungnya waktu itu nyawaku masih terselamatkan, meskipun kata Paman ... ingatanku telah hilang

Sampai sekarang aku masih belum mengetahui tentang kabarnya sekarang setelah kejadian itu.

Meguri tersenyum lepas, Lalu mengatakan sesuatu itu lagi dengan lembut.

"Kamu memang orang nya seperti itu ya. Empat tahun lamanya sejak kejadian itu, Kousan. Apa kamu mengingatnya?" 

E—Empat Tahun yang lalu?! 

Sejenak pada saat itu serpihan ingatan ku mulai terkumpul, meskipun masih dalam bentuk Abstrak.

"A—Apa itu kau?" Ucapku tegang dengan tangan yang sedikit kaku.

"Sudah kuduga, kamu mengingatnya."

| next story |

Tentu saja Aku mengingat kejadian itu dengan jelas, kejadian mengerikan pada saat itu. Empat Tahun sebelumnya, Aku sama sekali tidak mengingat apapun. Di saat setelah Aku terbangun, pada saat itu posisiku sedang terbaring disebuah kasur. Tanganku terhubung oleh sesuatu, dan sebuah kain hangat menempel di dahiku.

Dari sanalah, Aku bertemu dengan Meguri yang kepribadiannya sangatlah baik dan sopan, berbeda dengan Meguri yang kukenal saat ini. Karena itulah, aku mulai mengingat dirinya. Dirinya yang baik waktu itu.

Wakil ketua kelas, Nakaidami Sagami. Dan teman-temannya menatap mengarah kami berdua. Bersamaan dengan kelompok Sakuramai Meguri, terkejut melihat Meguri yang anggun berubah menjadi gadis yang sangat lembut. Kalau tidak salah Nakaida Sagami merupakan salah satu kelompok dari Sakuramai Meguri. Karena mereka terlihat akrab akhir-akhir ini, aku juga bingung dengan Sagami siswi teladan itu. Mengapa dia bergaul dengan orang tampil feminim seperti Meguri ini.

Lalu Sagami bertanya-tanya. 

"Ada apa ini?! Kok kelihatannya serius sekali?" Sagami menatap pekat terhadap Meguri.

Meguri tersenyum kepada Sagami dan menjawabnya dengan santai. Mungkin saja Meguri baru sadar, Kalau dia tiba-tiba merubah aura negatifnya itu dan merubah suasana sekitarnya menjadi berbeda. Aku pun bisa merasakannya.

"Yah, dia hanya teman kecilku."

"Eeeeh..." Sagami memanjangkan nadanya.

Lalu salah satu dari Kelompoknya Meguri berbicara padanya

"Biasanya kalian selalu adu mulut setiap saat, tapi sekarang ... malah—" 

Kedua mata gadis itu menyipit sambil tersenyum jahat mengarah Kami berdua. Dan melanjutkan pembicaraannya.

"Jangan-jangan kalian berdua..." Gadis itu mengangkat alisnya berkali-kali, bersamaan matanya terbuka lebar sembari tersenyum, seperti memberitahu akan isyarat. 

Aku hanya terdiam disana mendengarkan mereka saling berkomunikasi. Sejujurnya aku ingin pergi dari sana.

"Sudah kubilang, dia hanyalah teman masa kecil." Meguri tetap menunjukkan sisi baiknya.

Jujur, setelah gadis itu menunjukkan isyarat padanya, aku tidak tahu itu isyarat apa, akan tetapi...

Aura disini benar-benar terasa berbeda dari yang tadi. Apa ini artinya Meguri saat ini... sedang bangkit? Apa perasaanku saja ya...

Namun, Teman sekolompoknya itu terus-menerus memprovokasi dirinya.

"Teman kecil, atau... teman masa lalu..." gadis itu kembali mengangkat alisnya berkali-kali. 

Aku lupa nama gadis, yang merupakan teman dekat si Meguri ini... wajar, karena aku tidak terlalu kenal ataupun dekat dengannya. Sama halnya dengan kelompok yang lainnya, aku tidak terlalu peduli. Aku dengan Meguri pada awalnya saling tidak mengenal.

Aku mengenalnya, pada adegan satu tahun yang lalu, Aku dan Meguri ketahuan  mencontek pada saat ujian.

Apalagi guru konseling pada saat itu, membuat dua pilihan sulit untuk hukuman kami berdua.

Pilihan pertama, mengerjakan ulang ujian di ruang BK. Atau pilihan kedua, membersihkan toilet hingga bersih.

Tentu, aku lebih memilih membersihkan toilet daripada harus mengerjakan ulang ujian yang sudah kami kerjakan. 

Pada awalnya Meguri menolak keras kedua hukuman itu, dia meminta hukumannya sendiri. Akan tetapi, guru konseling membalasnya dengan menolak permintaan Meguri. Lalu, pada akhirnya, Meguri juga ikut memilih membersihkan toilet.

Namun, aku curiga. Guru konseling sengaja membuat pilihan tersebut. Yah, sebenarnya aku tahu guru konseling ingin kami membersihkan toilet itu. Dengan cara, contohnya begini, apabila aku dan Meguri membuat pilihan yang berbeda. Maka, guru Konseling akan merubah pilihan itu menjadi hukuman yang lebih berat dan satunya hukuman yang lebih mudah. Membuat kami berpikir lebih matang lagi, sehingga kami membuat keputusan yang sama. Dari awal, aku menduga kalau ini tujuan sebenarnya

Kami pun melaksanakan hukuman itu membersihkan Toilet berdua. Di sana Kami hanya memperdebatkan masalah membersihkannya, kami sempat saling bertengkar satu sama lain. Secara tidak sengaja, Meguri tergelincir kebelakang, dimana pada saat itu aku sedang berada tepat dibelakangnya. Secara refleks Meguri sempat meliriku sebelum dirinya terjatuh. Lalu, tubuhku yang tidak kuat menahan keseimbangannya, juga ikut terjatuh kelantai.

Dari sanalah Meguri memeluk ku tanpa alasan. Akan tetapi, aku sempat sadar kalau ini sama sekali adegan yang sangat ironis.

Aku langsung memisahkan diri dari pelukan Meguri.

Berbeda dengan adegan sewaktu Aku dan Sakuramai Meguri masih di sekolah menengah pertama.

"Hei Saika, bisakah kamu diam sebentar?" Jawab Meguri dengan datar sekaligus membekukan suasana yang ada didalamnya. Dengan cara tersenyum sambil memiringkan kepalanya. Sedari aku merasakan hawa yang  tidak enak disini. Entah apa cuma perasaanku saja.

Aku baru memgingatnya, Kalau tidak salah orang yang disebut namanya oleh Meguri itu adalah...  Mayaka Saika. Kurang lebih seperti itu, aku mendengar nama itu setiap kali para guru melakukan pengecekan kehadiran. Namun, Mayaka Saika sering absensi akhir-akhir ini.

Setelah itu, Meguri mengalihkan pandangannya kearahku lagi. Sembari berbicara.

"Aku mendengar ini dari pamanmu, apa kamu benar-benar hilang ingatan?"

"Well, kurang lebih seperti itu. Semenjak empat tahun lamanya kita tidak bertemu."

Setelah mengingat beberapa kejadian itu, Aku merubah raut wajahku menjadi sedih, begitu juga Meguri melihatku dengan tatapan memelas. Kemudian Meguri berbicara padaku.

"Yang berlalu biarlah berlalu, Kamu tidak akan bisa mereset kehidupan. Meskipun bisa, kejadian seperti itu akan tetap sama. Yah, bagaimana kalau b-begini.. sehabis pulang sekolah kita pergi jalan-jalan."

Meguri mengajakku pergi jalan-jalan sepulang sekolah, dan aku membuat rencana pergi jalan-jalan sepulang sekolah bersama Megumi. Lalu bagaimana cara menolak halus ajakan dari Meguri? Aku sangat bingung.

Menolak ajakan dari seorang gadis memang lah sulit, tapi apa boleh buat.

Kelompok Mayuri menggeleng-gelengkan kepala mereka berulang kali, Sagami dan Saika memelengkan kedua mata mereka melihat kami berdua. Sambil berbicara.

"M—Meguri apa kau serius, hei?" Saika bertanya sambil memasang Ekspresi kejut.

Ingin sekali kukatakan, terima kasih banyak Nakaidami Saika. Kau adalah karakter my heroine.

"Tidak masalah bukan? Lagian dia temanku." 

"Ini bukan masalah dia adalah temanmu, kamu dengarkan tadi? Dia sudah berjanji akan pergi dengan orang tadi." 

Aku tahu maksud dari perkataan Sagami. Tadi sebelum Aku masuk kedalam kelas, Aku bertemu dengan Megumi dan Kami berencana sepulang Sekolah akan pergi ke Toko Seblak bersamaan dengan rencana yang dibuat Meguri saat ini. Aku bingung harus melakukan apa.

Sembari Saika mengatakan itu, Meguri melepaskan ikatan kedua tangannya Lalu, langsung menghentak meja di depannya dengan keras.

DEBUK!

Anjir!

Aku seketika terkejut.

"Makanya dari itu, tidak masalah bukan?" Megumi menaikkan nada bicaranya.

"Beh, Serem!" Saika memundurkan selangkah kakinya kebelakang.

Saking kerasnya Meguri menghantam meja, Saika dan Sagami bersamaan seisi kelas juga terkejut. Sejenak mata Mereka terfokus kepada kami disini.

Kemudian Meguri meminta maaf,

"Oh, maaf." Ucap Meguri datar.

Mata mereka yang terfokus kepada kami pun berpindah seperti semula. Kurasa apa yang dikatakan Saika ada benarnya juga. Dia tahu kalau Aku baru saja membuat Rencana bersama Megumi sedari saat di depan kelas tadi.

"Apa yang dikatakan Saika itu ada benarnya, bagaimana kalau ... besok, mungkin aku bisa mengajakmu jalan-jalan."

Karena besok adalah hari minggu, tepatnya akhir pekan. Dan juga setiap akhir pekan, aku sama sekali tidak pernah keluar rumah selain bermain Gim dan Menonton Anim seharian penuh, jika tidak ada keperluan.

"Padahal Aku maunya sekarang..." bisik Meguri pelan. Lalu melanjutkannya sambil tersenyum.

"Baiklah, oh iya! Kamu punya kontak WhatsApp?" 

Gawat! Beneran gawat sumpah! Meguri tidak tahu kalau, Aku dan Megumi itu... sedang pacaran. Aku berpikir Apa temannya Saika ataupun Sagami tidak memberitahunya, atau mereka sengaja merahasiakannya? Apa Mereka Cewe baik? Apa Meguri tidak mengetahuinya selama ini? Apa Meguri tidak peduli?

"P—Punya sih, nanti pulang sekolah aku akan kasih kontakku kepadamu."

"Okelah... aku tunggu." Dengan memakai senyum lembutnya kearahku, Meguri mengambil Ponselnya dari dalam saku seragam Lalu, memainkannya.

Aku pun kembali ketempat duduk ku. 

Bersamaan saat hendak duduk dikursi, Bobi yang merupakan teman sebangku-ku memikat leherku dengan memakai kedua tangannya. Sambil tertawa terbahak-bahak.

Aku hampir kehabisan nafas dibuat olehnya.

"Oy, yang ada aku malah mati konyol ini."

"Apa-apaan tadi itu, huh? Ada Relationship apa kau dengan Meguri?"

"Cuma Teman sewaktu kecil. Yah, seperti itulah."

Bobi pun melepaskan kedua tangannya dari ikat leherku tadi. 

Nama lengkapnya, yaitu Kasuma Bobi. Karakternya sangat mencolok, berambut pendek dengan warna pirang, dan sepertinya dia sudah mempunyai seorang pacar. Apalagi kalau sedang membahas berbau Otaku disini, dialah nomor satunya. Hobinya disini hanyalah berkhayal tak karuan. Dan selalu menyamakan dunia fiksi dengan dunia nyata. 

" ... Seperti itulah, itu benar. Dalam Light Novel yang kubaca kemarin, menceritakan tentang seorang lelaki harem terjebak dalam cinta segitigany—"

Inilah sifat yang kutidak suka darinya, meskipun temanku sendiri.

"Hentikan itu sekarang! Sebaiknya kau diam dulu. Dengarkan baik-baik perkataanku, jangan mengatakan yang kau lihat barusan tadi. Kau pasti memahaminya bukan?"

"Tentu, My Friendly." Jawab Bobi sembari meletakkan tangannya diatas bahuku.

Sejujurnya, Bobi adalah teman yang baik. Dia mau menjaga rahasia orang lain dengan santai. Aku takut Megumi tahu, Kalau Aku berbicara dengan Meguri yang merupakan Musuh bebuyutannya. Anggap saja pertarungan Mereka itu seperti Ratu Es melawan Ratu Api.

Jika Mereka saling bertatap muka, aku tidak tahu, apa yang akan terjadi selanjutnya.

x   x   x

MASIH BERLANJUT BRO!


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C4
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login