Download App

Chapter 3: Danau itu 100 kali lebih kelam

Ketika mengantri di kasir minimarket, pandangan Clenoa tertuju di TV dekat kasir, disana ada berita dengan Headline "Pembunuh Pemilik Hotel Blutra Cution tewas telah ditemukan, pelaku seorang office boy".

Kamera menunjukan gambar seorang pria kurus, pendek dan hitam, wajahnya ditutup. Sudah jelas orang itu bukan pemuda yang membunuhnya, pemuda itu memiliki badan yang tinggi, dada yang bidang juga kulit yang putih. Pasti pemuda itu sangat pandai membuat alibi, Clenoa pikir sebentar lagi dirinya akan di telpon polisi dan dinyatakan sebagai tersangka karena berada di TKP di waktu kejadian. Setidaknya jika dilihat dari kamera CCTV di tangga pertama lantai 1 dan tangga terakhir lantai 5. Ya seharusnya Clenoa akan jadi tersangka utama jika si pemuda berjas hitam itu sudah mengantisipasi semua yang berhubungan dengan dirinya. Sehingga pemuda itu takkan menjadi tersangka bahkan mungkin takkan pernah terlihat melewati tangga di kamera cctv yang sama.

Namun, Clenoa cukup kagum ketika pembicara di berita itu menjelaskan bahwa pelakunya tertangkap dengan mudah melalui CCTV, Korban terlihat naik tangga lebih dulu, setelah beberapa menit OB itu masuk tanpa gerak gerik yang mencurigakan, ia bahkan membawa peralatan bersih2. OB itu keluar di CCTV lantai 4, setelah itu tak ada seorangpun yang masuk atau pun keluar. Bahkan ketika Clenoa masuk ternyata tidak ada di CCTV itu. Orang itu cukup cerdik karena berhasil menghapus semua jejak bahkan meski waktu nya kurang dari 1 jam. CCTV selama kejadian juga berfungsi dengan baik, aneh.

Sudahlah, tidak ada faedahnya memikirkan kehidupan orang lain. Buang buang waktu saja. Clenoa segera membayar semua yang ia beli dan keluar dari minimarket. Ia ingin kembali bersantai di danau favoritnya, lagian dia penasaran seperti apa kelihatannya danau itu disiang hari.

Ketika menyalakan motor, seorang pemuda berjas hitam yang sama seperti semalam sedang menatapnya dengan tajam dari dalam mobilnya, seharusnya Clenoa menghapal nomor KB nya tapi ia malas melakukan semua itu. Biarkan saja orang itu mengawasi saksi utamanya ini sesuka hati dia, dan suatu hari akan menangkapnya lalu menggorok leher Clenoa juga, sungguh ending yang mudah ditebak.

Pemuda itu adalah Verdinant, seorang pembunuh legendaris yang konon hanya setia kepada seorang tuan saja. Tak seorangpun mengetahui identitas pembunuh itu, lagian ia tak pernah meninggalkan bukti setiap kematian korbannya, ia selalu menggunakan orang lain yang menjadi kambing hitamnya. Desas desus mengenai pembunuh ini muncul begitu saja ketika sesama tahanan saling menceritakan alasan mereka dipenjara. Sebenarnya detektif seharusnya membuat tim investagi khusus untuk perkara ini, tapi karena memang para tahanan terbukti kuat sebagai pelaku, tak ada alasan untuk mempercayai desas desus itu. Perlu diketahui setiap kambing hitam itu, jika diselidiki melalui hal hal mendasar seperti DNA atau sidik jari pun, akan terbukti bahwa mereka memang pelakunya. Kecuali jika mereka ditanya, tak seorangpun dari mereka dapat menjelaskan kenapa bukti itu ada tanpa mereka melakukannya. Jadi, sekelompok tahanan ini menghabiskan waktunya untuk menerka2 seperti apa diri mereka dijebak oleh pembunuh sebenarnya.

Clenoa terus melajukan motornya dan memarkirnya di rumah, dan ia lansung berjalan kaki ke danau.

Sudah pukul 9 pagi, tapi langit masih mendung, mungkin sisa hujan tadi malam.

Angin berhembus lembut menyapu halus rambut hitamnya. Clenoa memandang danau itu, ini adalah pertama kalinya ia melihat danau itu disiang hari. Jauh lebih menarik dari yang pernah ia pikirkan. Danau itu cukup luas dengan warna yang serasi dengan langit. Hitam. Entah alga apa yang membuatnya hitam, yang pasti itu sangat menarik dengan aura kelamnya. Selain itu, disekeliling danau hitam ini ada banyak sekali pohon beringin. Pohon beringin itu bahkan tumbuh terlalu padat , sehingga disini sangat asri, rindang, gelap, juga, unik. Terlebih dengan akar gantung pohon beringin yang sangat banyak, panjang hingga menyentuh danau, seperti tirai kegelapan. Tempat ini benar benar sendirian. Clenoa tidak pernah mendengar bunyi apapun disini, aneh, disini selalu sunyi dan sepi, maksudnya, suara angin pun tidak terdengar, atau suara daun ditiup angin misalkan.

Tiba2 Clenoa merasa seperti ada yang melihatnya.

Ia berbalik badan, memandang pohon beringin tempat ia tertidur tadi malam. Meletakkan belanjaannya di salah satu cabang pohon itu.

Tunggu? Clenoa bilang ini pohon beringin tempat ia tertidur tadi malam. Ya. Clenoa ingat. Semalam ia tertidur disini, bagaimana bisa ia terbangun di rumah. Clenoa tersentak. Ini pasti perasaannya saja, ia memandang sekeliling. Tetap sama, tak ada tanda2 oranglain pernah kesini. Ia mencoba mengingat adakah dirinya tidur berjalan, adakah bagian kisah semalam yang dilupakan, namun tak ada. Suasana di tempat ini menjadi 100 kali lebih kelam dari pikirannya. Clenoa membuang nafas dengan berat, lalu duduk di pohon ini lagi. Clenoa memandang danau hitam itu lekat2, bukankah biasanya ular atau buaya hidup di air seperti itu. Langit semakin mendung, tiba2 saja halilintar datang, dan hujan lebat serta angin kencang menyerbu, halilintar dan suara guntur sangat aneh, seperti sedang menghukum bumi, jatuhnya air hujan diatas danau pun tampak sangat aneh, pohon beringin yang seharusnya bergoyang tertiup angin namun masih diam ditempat, bahkan sehelai daun pun tak bergerak, bahkan daun2 mati yang Clenoa duduki tadi malam ternyata tidak pernah ada disini. Clenoa memeluk kakinya, ia berada didalam kegelapan.

Kenapa ia disana, kenapa tidak pergi, kenapa ia tidak menangis tuk mengalahkan tetesan hujan?


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login