Download App

Chapter 14: Bandit Hutan

Perjalanan yang cukup menguras tenaga, ke sebuah tempat yang sebelumnya menjadi tempat untuk pulang bagi Landris. Langkah demi langkah Landris dan Lupus lewati menuju tempat sebuah tragedi. Perjalanan dipenuhi dengan obrolan antara Landris dan Lupus membahas mau kemana tujuan mereka berdua dan apa yang akan mereka lakukan setelah sampai di tempat itu.

"Akan kemana tujuan kita?"

" Ikuti saja aku, kau memiliki tugas untuk terus menemani ku kemana pun aku pergi."

"Anak menyebalkan! Kalau bukan karena tuan Licth aku tak sudi mengikutimu."

"Silakan pergi jika kau mau."

Lupus tidak mau menjawab perkataan Landris, diam sambil melanjutkan perjalanannya dengan Landris.

Terik panas Matahari menemani perjalanan mereka berdua, jalan setapak yang mereka lewati, keluar masuk hutan serta berbagai pemandangan di sekeliling. Seperempat perjalanan telah mereka lewati, Landris bertujuan untuk pergi ke desa Farmus. Landris bertujuan untuk melihat keadaan desa Farmus setelah tragedi yang lalu, Landris bermaksud untuk membangun kembali desanya. Karena perkiraan Landris setelah tragedi tersebut masyarakat desa itu tidak ada yang selamat selain diri Landris, Besar harapan Landris bahwa adiknya masih hidup dan selamat dari tragedi itu.

"Kita akan cepat sampai jika aku menjadi serigala." Saran Lupus kepada Landris.

"Tidak usah, kita harus hati-hati sehingga jalan kaki pilihan terbaik untuk pergi kesana, meskipun memerlukan waktu yang cukup lama dan menyita tenaga."

"Tenang saja. Aku bisa dengan cepat berlari tanpa diketahui oleh orang lain."

Menoleh ke Lupus dengan tatapan yang greget.

"Kenapa kau tidak bilang dari tadi Anjing sialan."

"Karena dirimu tidak bilang kita akan kemana dan perjalanannya sejauh mana."

"Dasar anjing tidak berguna!!"

"Aku serigala !! bocah sialan...!"

"Kau mau berkelahi dengan ku!!" sambil memegang pedangnya.

"Ayo...!" Lupus menerima tantangan Landris.

Mereka berdua berkelahi di tengah perjalanan, saling pukul dan tendang satu sama lain.

"Bocah menyebalkan !!!" Hina Lupus.

" Anjing kampung!!" balas Landris.

Perkelahian mereka berdua membuat sekitar menjadi gaduh, burung yang berterbangan, pohon yang rusak akibat perkelahian mereka serta hewan hewan yang menjauhi tempat perkelahian mereka berdua.

Siang yang panas oleh terik matahari, tiba-tiba menjadi gelap dan berkabut, kabut asap membuat perkelahian Landris dan Lupus terhenti. Penglihatan menjadi terhalang.

Beberapa bayangan bersiap dengan senjata untuk menyerang Landris dan Lupus secara bersamaan bayangan-bayangan tersebut menyerang, sabetan pedang berseliweran mencoba membunuh 2 orang tersebut. Tapi dalam kabut yang menutupi penglihatan itu para bayangan tidak dapat mengenai Landris atau Lupus sedikitpun. Seorang bayangan memberikan tanda untuk berhenti menyerang serta bersiaga karena mangsa mereka telah menghilang.

Para bayangan merasakan keberadaan 2 orang yang gagal di serang oleh mereka kemudian mencoba menyerang kembali dalam tebalnya kabut yang menutupi penglihatan, Mereka kira serangan tersebut telah mengenai Landris atau Lupus tapi mereka gagal lagi untuk mengenai Kedua orang tersebut. Sehingga salah satu bayangan mengeluarkan sihirnya untuk dapat mendeteksi Landris atau Lupus yang telah mengerjai mereka.

"Sihir tanah pendeteksi" Mantra yang si keluarkan oleh salah satu dari orang yang mencoba menyerang Landris.

"Disebelah sana! di belakang pohon" sambil menunjuk ke suatu arah.

5 orang tersebut dengan cepat langsung melancarkan serangan mereka untuk dapat menyergap Landris dan Lupus yang berada di belakang pohon. Serangan mereka berlima sampai menghancurkan pohon tersebut. Tapi yang mereka kira bahwa di balik pohon tersebut ada Landris dan Lupus akan tetapi tidak ada apa-apa.

Lupus menyerang 5 orang tersebut menggunakan tinjunha dengan sangat cepat membuat 5 orang tersebut tidak dapat berbuat apa-apa. kabut yang tadi menghalangi penglihatan seketika menghilang dan 5 orang tersebut telah dikalahkan oleh Lupus seorang diri.

Landris yang datang dari belakang Lupus sambil memegang pedangnya seperti berniat untuk menghabisi nyawa 5 orang tersebut. Setalah berada di depan Lupus, Landris berniat untuk interogasi mereka semua tentang keadaan wilayah disekitar.

"Sekarang katakan siapa kalian!!?" sambil mengarahkan pedang ke leher salah satu orang.

Nada bertanya dengan penuh ketegasan keluar dari mulut Landris. Akan tetapi diam tanpa ada jawaban seolah olah 5 orang tersebut tidak memiliki mulut. Kemudian Landris menggusur salah satu orang kemudian menempelkan pedangnya di leher orang tersebut sambil sedikit menyayat nya.

"Sekarang katakan siapa kalian!!"

Empat orang yang lain melihat temannya akan di bunuh oleh Landris, mulai menjawab pertanyaan yang di lontarkan Landris.

"Kami adalah Bandit Hutan, Kami selalu merampas harta atau barang bawaan dari orang-orang yang lewat hutan ini."

"Jadi kalian pembunuh juga!!"

Landris menggerakkan pedangnya untuk menyayat sedikit leher orang yang sedang di tawannya. Darah keluar mengucur membasahi pedang hitam Landris.

4 orang yg lain dengan cepat menjawab bahwa mereka sama sekali tidak membunuh, mereka hanya mengambil harta dari setiap orang yang lewat.

Pedang Landris masih menempel di leher salah satu bandit hutan, Landris kembali bertanya tentang bagaimana keadaan desa Farmus.

Salah seorang bandit menjawab.

"Desa Farmus sekarang—."

Belum selesai berbicara datang seseorang dengan jubah yang kusam sambil memegang pedang berniat untuk menyelamatkan salah satu kawannya yang sedang di tawan oleh Landris.

Landris sadar akan kedatangan orang misterius itu dan dengan cepat melemparkan bandit yang sedang di tawannya sambil menghindar, Akan tetapi orang misterius itu kembali menyerang dengan cepat tetapi kemudian ditahan oleh Lupus dengan Cakar Serigalanya. Orang tersebut langsung menendang ke arah Lupus mencoba untuk melepaskan cengkraman Lupus terhadap pedangnya.

Lupus menghindar dengan melompat kebelakang, kemudian Landris menghunuskan pedangnya untuk bertarung dengan orang misterius tersebut.

Terjadi pertarungan antara Landris dan orang dengan jubah kusam serta penutup wajah. Suara baja saling beradu dan memercikan kembang api.

Orang misterius tersebut berkata sambil bertarung dengan Landris.

"Cepat!! kalian segera selamatkan diri, aku akan menahannya."

Suara seorang wanita yang memerintahkan bandit hutan untuk segera pergi menyelamatkan diri.

5 orang bandit hutan bangkit kemudian berlari menyelamatkan diri, salah satu dari bandit hutan itu mengeluarkan sihir kabut lagi untuk dapat melarikan diri.

Landris yang mendengar suara seorang wanita sedikit terkejut sehingga menjadi tidak fokus, kemudian wanita berjubah itu menendang Selangkangan Landris sekuat tenaga. Kemudian kabur melarikan diri dalam kabut tebal bersama 5 bandit hutan.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C14
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login