Download App

Chapter 2: episode 2

Saat aku terbangun dari tidurku ternyata aku sudah berada di kamar kami yang mana kamar itu ditempati oleh aku dan sepupu perempuan ku yang lainnya, satu kamar itu terdiri dari 4 orang dan kebetulan juga kami berempat bisa dikatakan hampir seumuran soalnya cuma beda setahun doang. Ku lihat mereka sedang mengemasi barang-barang mereka agar terlihat rapi, aku yang baru bangun tidur pun ikut mengemasi barangku dan mengeluarkan beberapa barang yang emang harus dikeluarkan, setelah itu kami berbincang-bincang hal yang ringan, tak lama kami semua di kumpulkan di meja makan yang sangat besar yang cukup untuk kami semua, di meja itu ada sekitar 30 orang termasuk kakek dan nenek, disana nenek selalu memperlihatkan senyumnya yang manis pada semua orang yang ada di meja itu.

Pikirku jika nenek sudah tersenyum kayak gini pasti ada salah satu orang yang akan di jodohkan lagi oleh nenek, 6 bulan lalu juga begitu, bang Oken yang jadi sasaran nenek untuk dijodohkan dengan cucu temannya, kali ini siapa lagi yang akan jadi korban. Semua orang masih makan dengan lahapnya hingga makanan kami habis pun tak ada satu orang pun yang berbicara, setelah itu sang nenek mulai berbicara

"Nenek senang kita semua bisa berkumpul disini bersama-sama, kakek dan nenek rindu kalian"

"Kami juga nek, kami rindu nenek dan kakek, kami sayang kalian" balas adikku yang berumur 15 tahun itu berbeda 4 tahun dariku

Semua orang tertawa dan saling menatap satu sama lain, tidak ada tanda-tanda lagi dari nenek, sepertinya aku hanya berburuk sangka saja, aku kira nenek akan menjodohkan cucunya lagi, tapi sepertinya tidak untuk kali ini. Baru saja aku berbaik sangka pada nenek, tiba-tiba

"Sebenarnya nenek berencana untuk menjodohkan kalian lagi, kali ini bukan satu orang tapi untuk beberapa orang" ucap nenek

"Nek, jangan main jodoh-jodohin lagi nek, cukup Oken yang jadi percobaan nenek" balas bang Oken

"Tenang saja, kali ini nenek tidak memaksa, nenek hanya menyarankan jodoh saja, tapi jika cucu temen nenek itu mau, kalian juga harus mau sama mereka"

"Nek, kalau kami tau ini hanya soal perjodohan, lebih baik kami tidak pulang nek, kami meninggalkan sekolah kami 2 hari hanya untuk mendengar soal perjodohan" ucap Andra, kedua orang tuanya menatap Andra tajam hingga Andra kembali tertunduk

"Andra, ini juga untuk kamu, nenek ingin mengenalkan kamu dengan cucu teman nenek yang sangat cantik, Andra mau berkenalan kan?"

"Sudah lah nek, jangan dijodohkan lagi cucu-cucu kita ini, zaman sudah semakin berkembang, tidak bisa disamakan dengan zaman kita" ucap kakek

"Tapi kek, ini hanya berkenalan, bukan dijodohkan" balas nenek

"Baik lah, jangan bertengkar, kali ini siapa yang akan jadi target nenek? tapi aku harap ini bisa dipastikan hanya sebuah perkenalan, bukan perjodohan ya nek" ucapku melerai semua obrolan yang sengit ini

"Iya, nenek pastikan ini hanya perkenalan, yang akan jadi target kali ini adalah kalian semua" ucap nenek tersenyum

"apa??" semua orang terkejut dan beberapa dari mereka ada yang menepuk kening karena pusing dengan sikap nenek yang semakin hari semakin sulit di kontrol

"Jadi untuk kalian akan nenek bawa secara bergilir yah, nenek harap kalian bisa berjodoh dengan cucu-cucu dari teman nenek"

Setelah itu nenek berdiri dan pergi dari meja makan, begitu juga dengan kakek, sepertinya mereka akan duduk santai di halaman rumah yang luas dan sejuk, yah itu tempat favourite mereka sejak dulu, aku berjalan mengikuti mereka setelah mereka duduk aku pun ikut bersimpuh di lantai halaman itu yang cukup bersih, ku sandarkan kepala ku ke paha nenek dan letakkan tanganku di tepian kursi yang di duduki nenek, nenek membelai rambutku sedangkan kakek menyalakan musik-musik lama yang ada di dalam sebuah cd itu, lalu ku lihat wajah nenek dan kakek secara bergantian

"Nek, aku tau nenek pasti ingin yang terbaik untuk cucunya tapi untuk kali ini bolehkah aku menolak permintaan nenek? ucapku

"Sherly, kenapa kamu ingin menolaknya? Apakah itu sangat buruk?"

"Nek, itu tidak buruk jika nenek mengajak kami semua berkenalan dengan cucu teman nenek yang lainnya, yang jadi permasalahan adalah tujuan utama nenek yang sebenarnya, aku tau tujuan nenek untuk menjodohkan dan aku takut itu tidak bisa sesuai dengan ekspektasi nenek, kami semua tidak ingin mengecewakan nenek hanya karena kami tidak berjodoh dengan cucu teman nenek itu"

"Dicoba yah nak, hanya berkenalan saja"

Aku sudah tidak tau ingin berbicara apalagi dengan nenek, aku sudah kehabisan kata karena nenek terlalu keras kepala dan sialnya aku menuruni sifat nenek itu, aku berdiri dari duduk ku dan berjalan menuju kamar untuk bercerita pada sepupuku, mereka pun tak tau bagaimana akan menanggapi cerita yang ku sampaikan, kami semua hanya bisa mengiyakan permintaan nenek kami. Pada makan malam ini nenek memberi tahu jadwal pertemuan kami dengan cucu teman nenek itu, untuk makan siang besok itu khusus untuk laki-laki saja, nenek membawa 4 orang sepupu laki-laki ku dan untuk makan malamnya nenek akan bawa 4 orang sepupu perempuan termasuk aku dan hal ini terjadi selama 2 hari, ini sangat merepotkan.

Keesokan malamnya aku dan sepupuku yang lain sudah siap berkemas untuk pergi bersama nenek, kami pergi dengan mobil milik kakek, Fian yang mengemudikan mobil kali ini, Fian adalah anak ketiga dari anak nenek yang kedua, hanya butuh waktu 1 jam saja, kami sudah berada di tempat tersebut, di rumah teman nenek yang lebih besar dari rumah nenek kami. Mereka mempersilahkan kami untuk masuk, aku kira kami hanya perlu bertemu dengan 1 orang nenek saja tapi ternyata kami bertemu dengan 5 orang nenek lainnya yang masing-masing mereka pastinya membawa cucunya, setelah ku hitung di meja makan ini terdiri dari 18 orang dan aku yakin ini akan melelahkan. Selama perjamuan itu aku hanya bisa tersenyum kikuk tanpa tau apa yang akan aku lakukan, salah satu sepupuku sepertinya tertarik dengan laki-laki yang ada di sana, ku akui mereka yang hadir hari ini cukup tampan dan sedikit manis, tapi hati ku masih tak tergerak dengan mereka. Setelah 3 jam berlalu akhirnya kami pun pulang, baru saja keluar dari rumah itu, teman nenekku kembali memanggil kami

"Mida, biar cucuku yang mengantar kalian pulang, kasihan kan, kalian semua perempuan di atas mobil, kalo ada apa-apa bagaimana, apalagi sudah malam" ucap teman nenekku

"Tidak apa-apa Ros, kami bisa pulang dengan hati-hati kok" balas nenekku

"Mida, biarkan Fahri mengantar kalian, yah"

"Baik lah Ros, aku terima bantuan dari cucu mu"

Perdebatan pun selesai dan cucu teman nenekku yang bernama Fahri itu lah yang akan mengantarkan kami dengan mobil kakek yang sebelumnya dibawa oleh Fian, Fian duduk di kursi depan sebelah kursi kemudi, nenek dan aku duduk di kursi tengah, Tasya dan Mena duduk di kursi paling belakang, kami pun melaju ke jalanan yang bisa dikatakan masih ada sedikit macet meskipun sudah malam hari, aku asik dengan ponselku dan sesekali melihat ke arah jendela, tanpa sengaja aku melihat spion depan yang kebetulan juga si Fahri itu juga sedang melihat ke arah spion itu dalam hati aku berkata "Sepertinya dia melihatku, tapi tidak mungkin, itu mungkin hanya perasaanku saja" setelah itu ku alihkan pandanganku ke arah lainnya. 1 jam perjalanan sudah ku lalui, kami semua sampai di rumah dengan selamat, Fian dan Tasya kini sedang memapah Mena berjalan ke dalam rumah karena Mena tertidur di dalam mobil dan tidak mau bangun, ketika hendak mengikuti langkah mereka, nenek menarik tanganku dan memintaku memesankan taksi untuk mengantar Fahri pulang dan aku dilarang masuk rumah sebelum Fahri menaiki taksinya, ingin rasanya membantah tapi tidak boleh karena perintah nenek bukan untuk dibantah.

"Kalo aku pesankan ojek aja ngga apa-apa kan?" tanya ku pada laki-laki itu

"Iya ngga masalah kok" ucapnya sambil tersenyum lebar padaku

Setelah menunggu 5 menit akhirnya ojek pun datang dan langsung menuju pada jalanan yang akan membawa Fahri pulang ke rumah neneknya, aku memasuki rumah nenek yang terasa seperti neraka akhir-akhir ini. Kemudian aku langsung beristirahat diiringi dengan buah tidur tentunya


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login