Download App

Chapter 24: Hari yang Paling Penting

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Bahagia ya?

Shia Tang merasa tidak ada pilihan lain selain tersenyum. Billy Li sudah tidak melecehkan dan mempermalukannya lagi selama dalam proses pemulihan. Apakah ini termasuk kebahagiaan?

"Baiklah, cepat bungkus, ayo kita pergi makan!" Sheryl Xia melambaikan tangannya, penjaga toko itu dengan segera menghampiri dan tersenyum patuh.

Setelah makan, Sheryl Xia mengajaknya berbelanja bersama. Selama 22 tahun terakhir yang selalu menemaninya hanyalah piano, tapi sekarang ... dia mendapatkan satu lagi teman yang tulus.

Dan...

Tanpa sadar mulutnya nampak sedikit naik saat dia memikirkan hadiah di dalam tasnya.

Tidak tahu bagaimana ekspresinya ketika dia melihat klip dasi ini.

Dalam benaknya dia sangat berharap, tapi lagi-lagi tidak berani berharap.

Pada saat berjalan, dua orang itu melewati sebuah toko piano. Dii dalam terdengar suara piano, langkah kaki Shia tang tanpa sadar berhenti, memandang dalam toko piano itu.

Sheryl Xia melihatnya seperti terobsesi, dengan segera menariknya masuk, melihat wajahnya seperti ingin masuk. "Kalau Bisa masuk kenapa menunggu di luar!"

Di ruang pameran piano itu, mata Shia Tang dalam sekejap terhubung dengan piano, benar-benar cerah. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengelus piano, nampak seperti ketika dia sudah sangat lama tidak berjumpa teman hidupnya selama bertahun-tahun.

"Nona, anda bisa mencobanya." Asisten toko datang dengan penuh semangat.

Bisa dikatakan Shia Tang merasa terjerat, ketika dia melihat-lihat deretan piano itu. Kepalanya lalu tertunduk memandangi kuku-kuku di jari kirinya, pandangannnya meredup.

Dari belakang, Sheryl Xia mendorongnya ke depan dengan lembut. "Kukumu belum tumbuh, itu tidak akan berpengaruh pada gerakanmu. Cepat, coba!"

Terlihat jelas jika Shia Tang sangat menyukai piano, dia benar-benar ingin melihat kemampuannya dalam memainkan piano.

Shia tang memandang Sheryl Xia dengan ragu-ragu. Setelah melihat Sheryl Xia memberinya dukungan dan semangat, dia tersenyum dan menganggukkan kepala. Duduk di kursi piano, dengan sepuluh jari lembutnya itu diletakkan diatas kunci hitam dan putih.

Setelah setengah bulan berlalu, jari-jarinya itu nampak bergerak bebas, dia hanya bertanya-tanya dalam dirinya mengapa dia tidak bisa menyentuh piano. Secara kebetulan hari ini dia mempunyai kesempatan untuk mencoba lagi. Jika hari ini tidak bisa, maka dia harus belajar untuk menyerah dalam sementara waktu dan menjaga tangannya sampai pulih seperti sediakala.

Shia tang menarik napas dalam-dalam dan menggerakkan jarinya. Di bawah jarinya, Serenade karya Mozart mengalir seperti suara surga.

Sheryl Xia mengatakan jika dia tidak mengerti piano, tetapi orang awam sepeti diapun mampu merasakan dan mendengarkan musik dari permainan pianonya. Itu seperti sebuah kenikmatan, kalau begitu pasti akan sangat sempurna.

  ...

Grup keluarga Li. Berlokasi di kantor presiden. Pria itu menundukkan kepalanya dan membaca setiap dokumen dengan penuh seksama. Suasana begitu hening sehingga dia hanya bisa membaca dokumen dan menulis dengan suara pena yang bergerak.

"Bos, perjalanan anda, tiga jam setelah ini telah dibatalkan. Apakah malam ini anda ingin menghadiri pesta jamuan makan malam khusus untuk putri tuan Lu yang telah kembali dari luar negeri? Steve mendorong pintu, berdiri di samping mejanya dan bertanya dengan singkat.

Billy Li menandatangani dokumen terakhir, meletakkan pena, dan mengarahkan pandangannya pada sudut meja dimana terdapat lingkaran pena merah dalam kalender. Tinggal tiga hari lagi.

"Panti asuhan bintang membutuhkan beberapa piano." Dia berkata dengan tiba-tiba. Dengan sigap tangan ramping itu mengambil kalender dan terus menatap hari itu – tanggal 28 Mei!

"Saya akan menghubungi pedagang dan segera mengirimnya." Steve menjawab.

"Tidak, aku sendiri yang akan memilih piano-piano itu. " Billy Li berkata, lalu bangkit, mengambil mantelnya, mengenakannya, memasang kancing mansetnya, dan keluar. "Beri tahu Fendi Lu bahwa aku akan datang tepat waktu untuk jamuan makan malamnya."

Meskipun Fendi Lu sudah menjalin hubungan kerja sama dengannya, tapi dia tidak akan membiarkan suatu hal meleset di luar dugaannya. Terutama ketika tanggal 28 tiba, dia harus mendapatkan hadiah ini!

"Baik." Steve melanjutkan, mengeluarkan ponselnya meneruskan instruksinya.

Tersisa tiga hari lagi untuk hari yang paling penting dalam setahun untuk Boss. Benar-benar tidak boleh membuat kesalahan sedikitpun!


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C24
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login