Download App

Chapter 31: suamiku psikopat 30(menutup kebenaran)

Pagi ini hulya harus bangun lebih pagi dari biasanya, karna dia harus menyiapkan sarapan pagi buat ayah,bunda dan Devano. Ya karna semalam Devano dan hulya menginap di rumah Anggara dan Anita, karna Anita yang memintanya sebab dia masih rindu dengan putri tercinta nya itu, Devano tidak bisa menolak kalo dia menolak dia bisa di cap sebagai menantu yang kurang ajar karna tidak menuruti kemauan mertuanya.

Sekarang hulya lagi sibuk berkutik dengan dapur di temani dengan para maid yang di tugas kan untuk mengurus dapur dan masak jika Anita sedang sibuk dan tidak sempat untuk memasak.

Hulya ingin memasak telur cabe ijo dan tumis kangkung ,sedangkan maid yang bernama Azka memasak sup ayam dan daging rendang.

"Azka biasanya ayah kalo bangun pagi-pagi suka minum sesuatu gak"(kata hulya bertanya kebiasaan Anggara , pasalnya hulya jarang menyiapkan sarapan pagi seperti ini untuk ayah dan bundanya,ya maklum lah kan sejak tamat SMA hulya langsung tinggal di Bangka Belitung)

"Tuan biasanya suka minum susu dan roti aja kalo pagi"(kata Azka)

"Terus kenapa harus repot-repot masak kayak gini"(kata hulya heran)

"Nyonya biasanya suka makan pakai lauk dan pauk"(kata Azka)

"Kalo gak habis gimana"(kata hulya)

"Kalo gak habis biasanya nyonya minta di kasih sama pengemis,karna katanya supaya rezekinya selalu lancar"(kata Azka)

"Oh gitu"(kata hulya, ternyata bundanya begitu peduli dengan orang-orang di sekitarnya)

"Iya non"(kata Azka)

Hulya dan Azka pun melanjutkan memasaknya, setelah selesai hulya pergi ke kamar ayah dan bundanya untuk mengajak mereka sarapan, ternyata mereka juga sudah mau menuju meja makan jadi hulya lanjut ke kamarnya saja untuk membangun kan Devano, supaya mereka sarapan bersama.

Sampainya di depan pintu Ternyata pintunya kebuka dan hulya langsung masuk tanpa di ketahui oleh Devano,Devano sekarang lagi berdiri membelakangi hulya dan sepertinya sedang teleponan dengan seseorang, ketika hulya ingin mengatakan bahwa sarapan sudah siap, tiba-tiba Devano mengucapkan kata-kata kepada orang yang sedang di telponnya yang membuat hulya ketakutan .

"Aku mau, bunuh mereka sekeluarga"(kata Devano) setelah mengucapkan itu Devano menutup telponnya dan dia ingin keluar kamar menemui hulya, ketika dia membalikkan badannya ternyata ada hulya yang sudah meneteskan air matanya tanpa suara.

"Kamu kenapa sayang"(kata Devano ingin menyentuh pipi mulus hulya)

"Jangan sentuh aku, kamu... Kamu.... Kamu mau mem_membunuh siapa"(kata hulya yang sudah susah payah dia ucapkan)

"Kamu mendengar nya"(kata Devano)

"Iya aku mendengarnya dengan jelas, sekarang kasih tau aku kamu mau membunuh siapa Dev....."(kata hulya dan berteriak dengan Devano)

"Pelan kan suara mu hulya, nanti ayah dan bunda denger"(kata Devano berusaha menenangkan hulya)

"Terserah, bagus jika mereka mendengarkannya jadi mereka tau menantu kesayangan nya ini brengsek"(kata hulya,masih dengan nada suara yang tinggi)

"Hulya aku mohon tenang dulu,aku Akan menjelaskan nya"(kata Devano)

"Jelaskan apa Dev, cepat kasih tau aku siapa yang mau kamu bunuh"(kata hulya yang tidak sama sekali memelankan suaranya)

"Penjaga kantin itu"(kata Devano)

"Apa.... Brengsek kamu dev,kenapa kamu mau membunuhnya bodoh, apa alasannya"(kata hulya yang masih sama nada bicaranya)

"Karena dia sudah berani membuat kamu berpaling dari aku"(kata Devano dengan meninggikan suaranya)

"Kamu gila ya, aku gak pernah berpaling dari kamu Dev, gak pernah sekalipun"(kata hulya yang sudah merendahkan suaranya)

"Iya aku gila,aku gila karna kamu hulya"(kata Devano dengan suara yang sudah normal)

"Dasar bodoh dia itu adalah sahabat aku dari kecil dan merupakan keponakan ku bodoh"(kata hulya kesal dengan devano) Devano diam dia tidak bersuara lagi, dia sedang berfikir apakah dia harus membatalkan rencana nya.

"Aku mohon jangan bunuh mereka, jangan bunuh keluarga ku Dev hiks hiks"(kata hulya sambil menangis) Devano tidak tega melihat gadis nya menangis seperti ini. Akhirnya devano memutuskan untuk membatalkan semua rencananya, dan membiarkan penjaga kantin itu tetap hidup.

Ketika Devano ingin merangkul tubuh hulya yang gemetaran karna menangis ada Anggra dan Anita yang langsung masuk ke kamar mereka dan memisahkan Devano dari hulya.

"Apa yang terjadi Dev,apa yang kamu lakukan sama hulya sampai dia menangis seperti ini"(kata Anggara dengan tenang)

"Aku tidak melakukan apa-apa ayah tapi "(ucapan devano langsung di potong oleh Anita)

"Bohong kalo tidak melakukan apa-apa kenapa hulya bisa begini"(kata Anita yang sudah emosi)

"Bun jaga bicara kamu, dia menantu kita"(kata Anggara)

"Beneran Bun, Dev gak melakukan apa pun sama hulya, hanya saja hulya menanyakan sesuatu dan dia menangis setelah mendengarkan kenyataannya"(kata Devano)

"Bener begitu sayang"(kata Anita bertanya kepada hulya) hulya tak menjawab dia hanya menganggukkan kepalanya.

"Apa yang di tanyakan oleh hulya, sampai dia menangis mendengarkan kenyataannya"(kata Anggara)

"Hulya menanyakan kenapa aku menelpon dokter kandungan yang memeriksa dia kemarin"(kata Devano berbohong) hulya mendengarkan pernyataan Devano langsung menatapnya dengan sinis, ingin rasanya hulya mencabik-cabik tubuh Devano, pandai sekali dia berbohong demi menutup ke lakukan brengseknya itu.

"Terus kamu jawab apa"(kata Anita)

"Dev jawab, Dev menelpon dokter itu karna dokternya bilang kalo hulya gak bisa lagi hamil jadi Dev menanyakan apa yang harus kami lakukan untuk mendapatkan anak"(kata Devano yang sok sedih)

"Astaghfirullah halazim, kok bisa tapi kenapa kemarin dokternya bilang hulya baik-baik saja dan rahimnya juga bagus"(kata Anita yang sudah meneteskan air matanya)

"Karena dokternya gak mau bunda dan hulya jadi sedih, makanya dokter bilang nya ke Dev"(kata Devano)

"Kamu yang sabar ya sayang, kamu masih bisa hamil kok jika Allah mengizinkan"(kata Anita)

"Bener kata bunda nak,ayah akan menghubungi semua dokter kandungan yang terbaik di Asia ini, kita akan membuat kamu bisa hamil"(kata Anggara)

"Gak perlu yah,hulya yakin kok kalo Allah bakal kasih hulya anak. Jadi ayah gak perlu repot-repot membuat program hamil buat hulya apa lagi menghubungi dokter kandungan yang terbaik di Asia ini, hulya gak mau itu"(kata hulya yang sudah menghentikan tangisnya)

"Kalo begitu, ayah dan bunda turun ke bawah dulu kami tunggu kalian di bawah ya"(kata Anggara)

"Iya yah"(kata hulya)

Anggara dan Anita pun pergi dari kamar hulya dan setelah kepergian Anita dan Anggara hulya langsung menampar pipi mulus Devano dengan sangat kuat.

"Dasar brengsek, bisa-bisanya kamu menutup kebenaran nya dengan membawa-bawa diri ku"(kata hulya)

"Ya memang benarkan kamu gak bisa hamil selama aku gak menyentuh kamu"(kata Devano)

"Tapi gak perlu bawa masalah kandungan jika ingin berbohong, gimana kalo aku benar-benar gak hamil"(kata hulya kesal dengan devano)

"Emangnya kamu mau hamil anak aku"(kata Devano)

"Mana ada seorang istri gak mau mengandung anak suaminya"(kata hulya )

"Kalo gitu sekarang juga kita buat Dedek nya"(kata Devano dengan seringai iblis menurut hulya)

"Dasar mesum, brengsek,kejam dan gak punya hati kamu manusia yang paling psikopat Dev"(kata hulya dan langsung meninggalkan kamarnya dengan membanting pintu )

Bersambung....


CREATORS' THOUGHTS
Eka63_63 Eka63_63

hanya penulis biasa dan masih banyak kakurangan nya,jangan lupa riview,tekan bintang dan power stone nya ya teman-teman , selamat membaca semoga suka dengan ceritanya

Bangka Belitung

Desa pangkal niur,07 Januari 2021

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C31
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login