Download App
28.57% Sudah takdir

Chapter 2: Sehat selalu orang baik

Mereka masih berdiri menatap mobil yang ku tumpangi, sebagian menyeka air mata menatap pilu sisa bayangan mobil yang masih terdengar jelas derunya. Lewat kaca tiada henti aku menatap kebelakang, membuang lembut butiran bening yang tidak henti menetes. Masih teringat pesan mama "Hati hati nak, semoga sehat selalu dan lekas mendapat kerjaan, baik baik dirumah mbakmu" sela tangis mama dalam pelukanku. Aku hanya mengangguk pelan melepas pelukan yang sebenarnya masih ingin aku rasakan. Sementara teman temanku satu persatu menyalami ku dengan haru.

setelah seharian penuh melintasi kota kota besar akhirnya pagi aku tiba dikota hujan berharap aku mendapat rezeki di tempat ini. Mbakmu berulangkali menelepon memastikan keadaan dan posisiku saat ini. Sementara aku tiada henti memantau google maps yang semakin dekat dengan lokasi. Tiba di sana hatiku terasa bahagia, sedih, sedikit terkoyak saat melihat 3 keponakanku yang menatap ku bingung dan menyalami ku satu persatu. Kulihat mata mbaku berkaca kaca langsung ku ambil tangannya dan meciumnya dengan lembut. Ku lihat ke 3 anak itu ku tatap satu persatu si kecil yang terlihat dengan wajah bingungnya ku raih tangannya kembali ku tahan tetesan air mata melihat tangan mungilnya dihiasi luka bekas gatal yang terlalu pedih untuk dirasakan anak seusia Dede ini. Hati ku tercabik kembali kala masuk ke tempat singgah mbaku ini, keadaan yang jauh dari bayanganku, dinding luas ruangan yang tidak seberapa, ruang tamu yang berjajar dengan dapur mungil yang serba minimalis. 'Ya Allah mba semoga Allah memberimu kesabaran lagi dan rezeki lebih untuk memperbaiki semuanya' gumamku menelan ludah dengan kasar.

"Dek, mau tidur dulu apa mandi?" mba ku merapikan barang barang bawaan ku. "Bentar mba, aku ada hadiah loh buat kalian" aku menatap ke 3 bocah yang sedari tadi didepanku "taraaaa" aku mengeluarkan 2 pasang sepatu dan satu setel baju. Ku lihat mereka tersenyum bahagia si sulung dan adiknya dengan girang memakai sepatu yang ku bawa, sementara si dede mencoba baju hello Kitty jingga yang ku bawa. Ya Allah raut wajah mereka kembali membuatku trenyuh seketika. "Alim temani bibimu kerumah Tante ya" sulung menurut dan mengantarkan ku ke sebuah rumah indah desain minimalis milik tetangga yang dititipkan ke mba ku. "Disana sudah ada sabun ya Vi, tinggal pake aja" mba ku masih sibuk merapikan oleh oleh yang ku bawa.

"Vi tidurnya pindah ke atas ya takut ada yang masuk" aku menurut memang ruang tamu mba ku biasa untuk tidur Kaka iparku. "kipasnya nyalain aja Vi panas kalo ngga dinyalakan" mba ku sedikit berteriak karena jarak yang lumayan jauh "iya mba" aku diantar keponakanku yang paling besar. "Lim jangan ganggu bibi, bibi mau istirahat" tegur mba ku "iya mah" anak kecil itu menuruni tangga masih dengan sepatu yang dia pakai tadi.

Sudah sekian lama belum ada info pekerjaan memang di saat pandemi seperti ini memang serba susah. Sementara mama ku selalu menanyakan perihal kerjaan yang ku cari, aku hanya bisa tersenyum memberi jawaban yang sama jika loker memang sedikit susah. Alhamdulillah beliau bisa memahami. berulang kali ku buka info loker mulai dari web, Facebook dan Instagram dan hasilnya masih sama.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login