Mahardika POV
“Mas, sarapannya udah siap!”
“Iya, sebentar.”
Sekali lagi, aku pun merapikan tampilanku dan memastikan kalau semuanya sudah terpasang sempurna. Setelah itu, aku langsung bergegas turun memenuhi panggilan istriku tadi.
Istriku? Ya! Barusan yang tadi memanggilku memang adalah istriku. Namanya Intan Mulia Mardani. Mahasiswi cantik yang dulu tinggal di samping rumahku.
“Bella nggak mau Mama!”
“Nggak pakai ya, Bell! Pokoknya kamu harus belajar!”
“Tapi Bella nggak suka.”
“Ya, belajar sukalah!”
“Ih, kok maksa, sih?”
“Biarin! Kamu itu kalau nggak dipaksa. Emang susah nurutnya.”
Seperti biasa. Aku pun hanya menggeleng pelan, saat lagi-lagi disambut dua wanitaku itu.
Bella dan Intan yang memang masih selalu saja suka berdebat. Sekalipun sudah menjadi sepasang ibu dan anak.
Sudah tahu jika aku ini duda sebelumnya ‘kan? Sebenarnya, awalnya aku tidak pernah berniat menikah lagi sampai kapan pun.
Mau tahu kenapa?