Download App

Chapter 2: Gen Iblis

Tak ayal seluruh bangunan itu terbakar, menyisakan puing yang langsung padam terguyur derasnya hujan. Sementara Kazumi yang seolah terlidung dari api terkapar tak sadarkan diri. Perlahan tubuh Kazumi kembali seperti semula, kembali ke dalam wujud manusia.

"Kazumi, Kazumi hei... Kazumi sadarlah! Ayolah Kazumi sadarlah... ooh." Begitu api padam sepenuhnya Heihachi Mishima langsung memburu menubruk mengangkat memangku tubuh sang istri ke atas pangkuannya.

Menggoyangkan tubuh sang istri yang tergolek pingsan tak sadarkan diri, panik mencoba menyadarkannya kembali. Sesekali pria berumur tiga puluh tahunan itu menelengkan telinganya mencari suara detak jantung yang mungkin terdengar walau hanya sedikit.

"Kenapa... kenapa kau melakukan ini Kazumi..." mata semerah saga Heihachi menggenang berkaca-kaca.

"Karena aku akan membunuhmu! Membunuh ambisi dan keserakahan yang memasuki hatimu...!" Tiba-tiba mata pejam Kazumi membelalak tajam menatap wajah sang suami, mencekik leher dengan kuku-kukunya yang menajam kembali. Seketika Kazumi kembali ke wujud Iblisnya.

Napas Heihachi tercekat, berusaha melepas cengkeraman tangan sang istri yang kuat. "Dasar IBLIS!!"

"Kraakk...!!" dengan tega Heihachi mematahkan lengan sang istri untuk melepaskan dirinya dari cengkeraman yang hampir membunuhnya. Meski dengan muka yang berpaling.

"Aaakkhh..." Kazumi berteriak kesakitan kelojotan memegangi tangan kanannya yang patah.

"Teganya kau berbuat seperti ini kepada istrimu... istri yang kau cintai." Kazumi meringis-ringis menahan sakit bersimpuh di hadapan sang suami yang mundur menjauh memegangi tenggorokannya yang hampir patah.

"Dasar Iblis!! Istri mana yang tega membunuh suaminya..." dengan bengis Heihachi bangkit membalas mencengkeram leher sang istri tanpa peduli pada sang rengekan sang istri yang meronta.

"Tidak, sayang... jangan kau lakukan itu... jangan Heihachi... Jangan sayangku..." napas Kazumi semakin menyempit tenggorokannya tercekik.

"Tidak, aku takkan tertipu untuk kedua kali dasar iblis. Dasar Iblis!!" Heihachi malah mengencangkan cengkeramannya tak peduli pada rengekan sang istri.

"Aakhh... eee.. jangan kau lakukan itu sayangku... lihat, aku istrimu Kazumi..." seketika makhluk yang persis iblis itu merubah wujudnya kembali ke bentuk manusia, menjadi sosok Kazumi perempuan yang di cintai Heihachi, berusaha membujuk Heihachi agar mau melepas cengkeramannya.

Dengan memejamkan mata Heihachi memalingkan muka tak tega menyaksikan perempuan yang dicintainya menderita lebih lama...

Merasa percuma saja membujuknya, Kazumi menatap murka kepada suaminya dan berkata; "Kazuya putra kita satu-satunya mewarisi darah iblis dari Satria suci, sekarang giliranmu sayang. Habisi pria durjana ini, balaskan kematian ibu..."

Mata Kazumi melirik kepada sepasang mata bocah laki-laki yang membelalak tercengang menyaksikan adegan yang cukup mengerikan bagi anak sekecil itu.

"Apa...?!" Ekspresi mencengangkan tampak jelas ditunjukkan wajah Heihachi saat mendengar putra kebanggaannya membawa Gen Iblis yang diturunkan sang ibu, Kazumi Mishima istri yang di cintainya. Malah membuatnya semakin murka dan membulatkan tekadnya...

Dan...

"`Kraakk!!` Maafkan aku.... Kazumi..." Dengan mata pejam dan air mata menitik di pelupuk mata, Heihachi menggeretakan gigi mengerahkan cengkeramannya sekuat tenaga hingga mematahkan batang leher Kazumi yang tergolek tak lagi bernyawa.

Heihachi ambruk bertekuk lutut, kakinya seolah tak kuat menahan berat tubuhnya yang dibebani rasa kecewa dan penyesalan.

"Ayah, apa yang..." Kazuya bocah kecil berusia tujuh tahun itu tercengang terbengong-bengong menyaksikan kejadian tragis yang seharusnya tak dilihatnya.

Heihachi amat terkejut melihat putranya yang masih memakai piyama tiba-tiba muncul dari belakang.

"Ibu... ibu, ayo bangun ibu." bocah yang masih memakai baju tidurnya itu berlari menubruk menggoncang-goncang tubuh sang ibu yang tergolek memucat tak bernyawa.

"Ayah... apa yang ayah lakukan... sungguh kejam!! Teganya... teganya ayah membunuh ibu!!" Seru Kazuya kepada sang ayah yang masih bertekuk lutut bergeming menepekuri jasad perempuan yang dicintainya, tergeletak tanpa nyawa di hadapannya.

"Kenapa ayah... kenapa ayah tega membunuh ibu...?!" Dengan mata memerah menggenang dipenuhi air mata, bocah kecil itu memandang nanar penuh murka kepada sang ayah yang masih terpekur membisu.

"Kenapa ayah... kenapa, kenapa, kenapa, kenapa, KENAPA...!!!" Kazuya kecil bangkit memukul dan memyepaki tubuh sang ayah masih kokoh bergeming setenang karang dengan tenaga yang tak seberapa, mata sembapnya memerah meleleh penuh air mata. Melampiaskan rasa kecewanya kepada sang ayah yang selama ini dihormatinya.

"AAAARRGGGHHH!!!!" Dengan bengis Heihachi berteriak murka kepada putranya, bangkit dan menyepak perut putranya, Kazuya kecil sekuat tenaga hingga terjengkang dan muntah.

Kazuya bangkit tertatih meringis kesakitan memegang perut dan dadanya.

"Lelaki sejati takkan pernah menyesali perbuatannya! Bagus Kazuya, ayo bangkit lawan ayah!!" Heihachi ngeluyur mengambil seragam latihan milik Kazuya dan melemparnya kepada putranya. "Pakai itu!! Dan lawan aku seperti pria sejati!"

Kazuya memakai seragam latihannya dengan tergesa seraya menatap tajam penuh kebencian kepada calon lawannya, ayahnya sendiri.

"Hiyaaa... akan kubunuh kau!! haa, hait, hiyaah...!!" Kazuya berlari menendang, meninju tubuh dan muka bangis sang ayah beberapa kali.

Namun sang ayah masih bergeming sekuat karang menerima setiap sepakan dan bogem mentah yang mengarah ke tubuh bahkan ke wajahnya sekalipun. Ia tetap kokoh sekokoh gunung, tak merasakan secuil pun kesakitan yang mendera tubuhnya. Meski lebam membiru dan darah segar meleleh dari mulut dan hidungnya.

"Ayo, kau bilang mau membunuhku!! Cuma segini sajakah kemampuanmu, Kazuya Mishima!! Mishima sejati lebih kuat dari ini!!" Sekali lagi bocah malang itu disepak hingga terpelanting menabrak dinding Dojo hingga hancur. Tubuh kecilnya terpental keluar kotor mencium lumpur.

"Hiyyyaaaa..." Kazuya maju lagi berlari dan melompat mengeluarkan jurus tendangan memutar khas Mishima Style. Murka membutakan mata hingga tak lagi dirasakan sakit dan luka yang mendera tubuhnya. Betapa parah pun itu tak sebanding dengan luka yang telah tertoreh dalam hati bocah sekecil itu.

"Ahh bagus, bagus spinning kick yang sempurna. Tapi sayang sekali, ini tak cukup untuk membunuhku! Haaa..." dengan mudah Heihachi menangkis tendangan memutar Kazuya kecil yang memang tak seberapa. Dengan teganya ia memukuli tubuh sekecil itu dengan jurus yang sama saat mengalahkan Devil Kazumi sebelumnya yang diakhiri dengan 'Tapak Lotus Besi' jurus andalan Heihachi yang mengarah ke ulu hati tubuh kecil malang itu terpental remuk redam terjengkang terkapar muntah darah, dan kehilangan kesadaran beberapa detik kemudian.

Heihachi melangkah mendekati berjongkok memeriksa tubuh putranya yang penuh memar dan luka.

"Kalau kau memang keturunan Iblis, kau tidak akan mati semudah ini kan...?" Heihachi berkaca-kaca menatap wajah putranya yang babak belur penuh luka. Biar bagaimana pun Kazuya adalah putra kebanggaan yang disayanginya. Lebih dari itu Kazuya mungkin ia satu-satunya pewaris keluarga Mishima.

"Mmm... baiklah." Heihachi membopong tubuh kecil putranya, Kazuya yang penuh luka. Membawanya menuju bibir jurang terjal bercadas di belakang Kuil Hon-Maru yang masih satu kompleks dengan Dojo Mishima. Kuil Buddha kebanggaan keluarga Mishima ini memang dibangun lebih dulu ketimbang Dojo Mishima sendiri. Dibangun di bibir jurang Hon-Maru nan indah dan bercadas. Tempat peristirahan favorit Jinpachi Mishima setelah lelah berlatih di Dojo-nya. Tempat yang juga menjadi peristirahan terakhirnya, makamnya dibangun dengan marmer sederhana di bawah rindangnya Pohon Bodhi di samping belakang kuil.

"Jika kau memang keturunan Iblis bangkitlah... aku akan siap menjadi lawanmu kapan saja." Heihachi tega membuang melemparkan tubuh mungil putranya dari atas jurang cadas setinggi sepuluh meter lebih dengan mata membara berkaca-kaca...

*******


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login