Download App
Terjebak Dan Berpetualang Di Dimensi Berbeda Terjebak Dan Berpetualang Di Dimensi Berbeda original

Terjebak Dan Berpetualang Di Dimensi Berbeda

Author: Lanstra_Magi

© WebNovel

Chapter 1: Mimpi dirinya?

Berlatar di abad peperangan, sedang terjadi perang besar-besaran antara Orc dan Manusia.

Di lapangan luas yang berdekatan dengan hutan, tempat itu terlihat sedikit gelap karena tetesan air hujan yang terus datang membasahi, sehingga membuat tempatnya menjadi agak gelap meskipun masih di siang hari. Di sana, berkumpul 5.000 pasukan dari Kerajaan Qipaska.

Di depan mereka terdapat Orc-orc berasal dari pasukan Hajebu yang berjumlah sekitar 11.000 pasukan. Orc memiliki tubuh sedikit lebih tinggi dari ukuran manusia biasa, dengan warna kusam beragam memenuhi seluruh tubuh. Mereka memiliki warna tubuh yang beragam, abu-abu yang terlihat kotor, hijau tua, dan merah tua. Wajahnya terlihat menakutkan seperti monster. Dengan tubuh yang besar dan otot-otot yang terlihat lebih menonjol, mereka terlihat sangat siap untuk melawan pasukan Qipaska.

Ketakutan menyelimuti pasukan Qipaska ketika melihat perbedaan jumlah dari Orc-orc pasukan Hajebu yang berbadan besar sedang memegang kapak Tomahawk dan dilengkapi dengan perisai kayu sebagian.

Melihat pasukannya yang terlihat seakan ketakutan, Raja Herycus pun maju perlahan lalu menghadap ke depan pasukannya dan berbicara lantang untuk menyemangati pasukannya sembari mengangkat pedangnya setinggi-tingginya.

"Semuanya! Jangan gentar, kita harus tetap ..."

SWINGGGG…

Batu besar ber api yang sudah dilumuri minyak dilemparkan oleh pasukan Hajebu dengan sebuah mesin pelontar besar. Sebuah batu api berukuran besar melesat cepat ke arah pasukan Qipaska.

KABUM!!!

Batu itu jatuh, mengenai beberapa pasukan barisan depan Qipaska. Mereka yang tertimpa batu itu mati seketika seperti semut yang menjadi gepeng akibat diinjak oleh Manusia. Darah pasukan yang mati karena terkena serangan batu itu terlihat menempel di sekitar batu, merah kental melekat. Suara itu menggelegar keras. Melihat kejadian itu, sontak membuat Raja Herycus sangat terkejut dan menghentikan kata-katanya. Pasukan Qipaska yang melihat serangan itu menjadi semakin ketakutan.

"Aghh! Dasar Orc sialan." Raja Herycus yang geram akan keberingasan pasukan Orc Hajebu itu pun lanjut berbicara keras untuk memberi kan semangat kepada pasukannya. "Semuanya! Hilangkan lah rasa takut kalian! Mereka hanyalah sekumpulan Orc bodoh yang tidak ber otak."

"Rraaaaa!!!" sorakan sambil berlari dari Orc-orc pasukan Hajebu terdengar jelas dari kejauhan sekitar 200 meter, yang menandakan mereka sudah bergerak untuk memulai perang.

"Yang Mulia, lihatlah mereka, para Orc itu sudah bergerak, bagaimana ini?" ketakutan menyelimuti salah satu pasukan Qipaska yang melihat para Orc sudah bergerak maju.

Raja Herycus sangat membenci kata menyerah, ia kembali menyemangati pasukannya. "Ayo semuanya! Jangan ragu, berjuanglah sampai titik darah penghabisan, demi kedamaian kita dan keluarga kita yang sedang menunggu kita! ... Kita adalah singa, singa tidak akan kalah melawan babi, karena kita adalah puncaknya! ... Ayo teman-temanku, serang!!!" seru Raja Herycus dengan nada lantang yang menggelegar, seraya memimpin semua pasukannya untuk mulai menyerang.

Pasukan Qipaska menjadi semangat setelah mendengar seru an Raja Herycus. Pasukan di barisan depan pun mulai bergerak maju dengan berlari sekencang kencang nya diikuti dengan barisan lainnya.

Beberapa batu ber api yang sudah dilumuri minyak kembali dilemparkan oleh pasukan Hajebu.

Tidak berhenti begitu saja, pasukan Orc dari Hajebu terus saja melemparkan batu api bertubi-tubi dengan beringasnya. Beberapa pasukan yang sedang bergerak maju mati akibat terkena serangan oleh batu-batu tersebut. Tetapi pasukan Qipaska tidak gentar, mereka tetap maju meskipun batu-batu ber api yang melayang di langit akan mengenai mereka secara acak.

Saat posisi pasukan Qipaska dengan pasukan Orc sudah mendekati 50 meter, pasukan Qipaska pun langsung mengubah posenya menjadi berlari sambil menghadapkan perisai besi, yang tengahnya dilengkapi baja lancip ke arah depan.

Pasukan Qipaska terus berlari mendekati pasukan Hajebu hingga sangat dekat. Saat jarak mereka semakin dekat, pasukan Qipaska dan Hajebu saling membunuh.

Serangan tabrakan dari pasukan Qipaska sangatlah bagus, perisai yang dilengkapi baja lancip di tengah itu sangat berguna untuk menabrak beberapa Orc barisan depan, hingga bisa membunuh mereka.

Pertumpahan darah karena kebrutalan dari kedua pihak pasukan itu sangatlah mengerikan. Tak lama, tempat pertarungan yang awalnya hijau basah gelap diguyur hujan, berubah menjadi merah darah akibat darah para pasukan yang tumbang akibat pertarungan.

Karena perbedaan jumlah pasukan Hajebu yang lebih unggul, lama-kelamaan mereka pun berhasil memimpin lagi pertarungan dengan kebrutalannya. Satu per satu pasukan Qipaska kewalahan melawan Orc-orc pasukan Hajebu yang ganas.

DEGUM! DEGUM! DEGUM!

Suara hentakan kaki yang mirip seekor gajah terdengar dari sisi hutan. Suara dentuman itu cukup keras, terdengar dari kejauhan. Para pasukan yang sedang bertarung menjadi kurang fokus karena suara tersebut.

Tiba-tiba, datang makhluk besar berukuran seperti gajah yang memiliki cakar panjang serta gigi tajam sedang bergerak sangat cepat menghampiri pertarungan tersebut. Makhluk itu sedang ditunggangi oleh Kesatria gagah yang menggunakan perisai ber baja lancip didepannya, perisai itu mirip seperti milik Pasukan Qipaska. Ia mengenakan baju zirah berwarna perak, namun ia hanya mengenakan zirah untuk baju dan kepalanya saja, ia tak memakai zirah untuk kakinya.

Setelah sampai di depan pertarungan, makhluk besar itu langsung menyerang semua Orc-orc yang ada di hadapannya dengan sangat kejam.

Makhluk besar itu menyerang para Orc dengan sangat ganas menggunakan cakar dan gigi taringnya tanpa memberi ampun.

Begitu juga dengan si Kesatria. Kesatria itu seketika turun dari tubuh makhluk itu dengan cara melompat, lalu berlari cepat menuju ke pasukan Orc yang bergerombol. Dia berlari dengan tangan kanan memegang pedang, dan tangan kirinya memegang perisai yang memiliki lancip tajam di tengah.

Setelah dekat dengan para Orc, Sang Kesatria langsung menyerang Orc di depannya dengan menusukkan pedang tajamnya ke arah Jantung Orc yang ada di hadapannya. Orc yang telah ditusuk jantungnya mati seketika. Orc-orc lain yang berada disekitar tak mempedulikan Orc yang baru saja dibunuh oleh Sang Kesatria. Mereka malah lanjut menyerang Sang Kesatria dengan beringas, tanpa ada rasa sedih sedikitpun ketika melihat rekan pasukannya telah dibunuh.

Orc lain menyerang Kesatria dari arah kiri, namun Kesatria menangkisnya dengan perisai, lalu membalas serangannya dengan menusuk perut Orc itu dengan lancip tengah yang ada di perisai. Kesatria yang merasa kalau menyerang perutnya saja tidak akan membuat Orc itu terbunuh, maka dia melanjutkan aksinya dengan menebas leher Orc tersebut sehingga bagian kepala dan tubuhnya terpisah. Darah bercucuran, keluar dari leher yang baru saja ditebas.

Kapak Tomahawk dilemparkan secara tiba-tiba oleh Orc lain yang memiliki badan sedikit besar.

Kesatria berhasil menghindari serangan itu dengan santai, hanya memalingkan kepalanya kesamping.

Mengetahui lemparannya lepas dan senjata untuk menyerang kini tak ada, Orc tersebut merebut senjata kapak Orc lain dengan paksa. Ia memegang kapak itu di tangan kanannya dengan erat.

Kesatria mengencangkan pegangan pada pedangnya menjadi lebih erat. Matanya melotot tajam ke arah Orc itu, kemudian bergerak mendekati Orc tersebut.

Setelah semakin dekat, Orc besar itu menyerang sang Kesatria dengan mengarahkan serangannya ke arah kepala Kesatria dengan sekuat tenaga. Namun serangannya berhasil dihindari oleh Sang Kesatria.

Kesatria tak melewatkan kesempatan emas ini, dia menebas tangan Orc tersebut hingga terputus.

"Arghhhh." Orc yang tangannya baru saja diputuskan berteriak kencang merasa kesakitan. Kini ia sudah tak bersenjata, di tangan kirinya tak memegang apapun. Dia melanjutkan serangannya dengan mencoba memukul ke arah kepala Kesatria dengan tangan kirinya.

Namun serangannya berhasil dihindari lagi oleh Sang Kesatria dengan mudah. Kesatria kembali menebas tangan kiri Orc itu sampai terputus, lalu menendang kemaluannya dengan sangat keras hingga membuatnya bertekuk lutut. Kesatria melanjutkan aksinya dengan memenggal kepala Orc tersebut dengan tanpa rasa belas kasihan.

Sang Kesatria tertawa jahat dengan sangat kencang. "Dunia ini sangat menyenangkan." Sang Kesatria seakan senang dengan pembantaian yang dilakukannya, dirinya ingin membunuh Orc-orc itu hingga habis tak tersisa.

Sang Kesatria memelototkan matanya sambil tersenyum lebar, ia menatap Orc-orc di depannya. "Kalian semua akan kubunuh!!!"

Kesatria berlari kencang menuju Orc-orc bergerombol yang sedang berlari ke arahnya juga.

Tebasan demi tebasan diluncurkan oleh Kesatria gagah sembari menggunakan perisai ber baja lancip di depan yang mirip seperti perisai milik pasukan Qipaska. Kesatria itu sangat mahir bertarung dengan menggunakan pedang dan perisainya. Cara dia bertarung terlihat mirip seperti Raja Herycus, sehingga membuat Raja Herycus heran dan penasaran tentang kesatria itu.

"Apakah ini benar?" salah satu dari pasukan Qipaska menjadi terkejut terheran-heran seketika melihat Makhluk besar dan Kesatria itu ikut berpartisipasi dalam membunuh pasukan musuhnya.

"Lihatlah, Yang Mulia. Monster dan Kesatria itu bertarung bersama kita," lanjut salah satu prajurit Qipaska dengan perasaan gembira.

"Ayo semuanya! Jangan berdiam diri saja sambil melihatnya bertarung! Maju!!!" tanpa disadari, kehebatan Kesatria itu dan Monsternya membuat pasukan Qipaska dan Raja Herycus tercengang. Mereka yang menyaksikan itu pun kembali bersemangat dan berpikir kalau mereka masih memiliki kesempatan untuk menang.


CREATORS' THOUGHTS
Lanstra_Magi Lanstra_Magi

Berikan Komentar dan Vote, agar aku semakin semangat dan rajin updatenya. Hal-hal seperti itu bikin aku makin semangat.

Terima kasih ^^

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C1
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login