Download App

Chapter 2: Menyahut Bersamaan

Tiba-tiba Intan baru menyadari bahwa aroma tubuh suaminya agak aneh, aroma tubuhnya seperti orang baru selesai mandi.

"Mas kamu abis mandi ya?"

"Hah!" Ricko kaget dan langsung gugup mendapatkan pertanyaan seperti itu.

"Aroma tubuh kamu seger kaya baru abis mandi, ada aroma-aroma sabun gitu!" jelas Intan

"Tidak ah" Ricko mencium aroma tubuhnya sendiri ke arah lengan bagian kiri dan kanan dekat ketiak. "Aroma keringet gini kok! Asem malahan" cengir Ricko yang wajahnya sudah tenang kembali tidak segugup tadi atau lebih tepatnya mencoba untuk menenangkan dirinya.

Kening Intan mengernyit, Intan mulai mengendus-endus tubuh Ricko, mulai dari leher bagian kanan kiri, dada, dan sampai ke bagian perut bagian atas.

Ricko yang sedang di endus-endus badannya oleh Intan hanya bisa menahan napasnya karena gugup.

Kening Intan berkali-kali mengernyit karena aroma tubuh Ricko memang ada aroma keringat tapi itu hanya di area tubuh yang tertutup baju kaosnya, sedangkan di bagian tubuh yang terbuka hanya ada aroma sabun khas orang baru selesai mandi.

Intan juga mulai bertanya-tanya dalam hatinya, aroma sabun yang menempel di tubuh suaminya bukan aroma sabun yang ada di rumah.

"Bau keringat kan?!" tanya Ricko yang mirip seperti penggiringan opini agar Intan menyetujui ucapannya.

Intan mengangguk kecil meski di dalam hatinya dia masih ragu, tapi dia tidak mau membuat masalah kecil ini semakin panjang, lagi pula Ricko kan baru saja pulang dari tempat hiburan dengan anak-anaknya, mana mungkin Ricko berani macam-macam.

"Yuk kita masuk ke dalam!" ajak Ricko menggandeng tangan Intan menyusul anak-anak mereka yang sudah duluan masuk ke dalam rumah. Intan manut saja ditarik masuk oleh Ricko.

"Sayang tolong buatin aku kopi dong!" pinta Ricko saat mereka sudah masuk ke dalam rumah.

Ricko saat ini sedang bersandar di sofa ruang keluarga bergabung dengan anak-anaknya langsung menonton televisi setelah pulang dari tempat hiburan.

"Oke" angguk Intan.

Intan mengalihkan pandangannya ke arah Ilham anak bungsunya yang sedang meniru gerakan tokoh kartun pahlawan kesukaannya. "Kalau Adek mau dibuatin apa sama Mama?" tanya Intan pada si bungsu tampannya

"Pengen susu coklat, Ma!" jawab Ilham

"Kalau Kakak mau dibuatin apa?" kini Intan beralih bertanya ke arah Dinda anak tertuanya

"Es jeruk aja, Ma!" sahut Dinda yang kepalanya masih tertunduk ke arah layar HP-nya

"Oke" Intan menggangguk mengerti dan berjalan menuju dapur.

Di dapur ada Ani pembantu muda di rumah ini yang memang menginap di rumah ini.

Ani sedang membuat bubur untuk Kakek Anwar, dia mengaduk-aduk bubur di dalam panci.

Intan memasuki area dapur dan saat melewati tubuh Ani yang sedang berdiri di depan kompor, Intan mencium aroma sabun yang sama seperti aroma milik Ricko suaminya.

Deg, hati Intan tidak tenang setelah mencium aroma tubuh Ani meski hanya selewat. Dia takut kalau orang yang menghamili Ani adalah Ricko suaminya sendiri.

Intan sedikit melamun saat mengambil cangkir dan gelas-gelas di rak piring.

'Kenapa aroma Ani mirip seperti aroma tubuh Mas Ricko?' batin Intan bertanya-tanya.

'Tidak mungkin' Intan menggeleng kepalanya kuat-kuat. 'Mas Ricko tidak mungkin selingkuh!' yakin Intan dalam hati. 'Di luaran sana banyak wanita cantik yang mengejar Mas Ricko tapi tidak pernah digubris olehnya' Intan mencoba mengingat-ingat bukti kesetiaan Ricko kepada dirinya.

Intan dan Ricko berpacaran sejak SMP sampai mereka lulus kuliah dan selama itu pula Ricko tidak pernah berselingkuh. Setiap ada wanita yang mendekatinya, Ricko selalu menanggapi mereka dengan dingin dan ketus.

"Sayang!" panggil Ricko yang sedang berjalan ke ruang dapur.

"Iya!" sahut Intan dan Ani bersamaan.

Intan dan Ani saling berpandangan, sedangkan Ricko langsung terhenti dari langkahnya.

"Kenapa kamu ikut menyahut, An?" tanya Intan dengan wajahnya yang tidak bersahabat

"Itu eu... eu..." Ani gugup dan bingung mau menjawab apa

Detak jantung Intan mulai berdetak kencang karena rasa marah dan tegang mendengar jawaban Ani pembantu termudanya itu.

Ricko yang memantung di tempatnya juga deg-degan.

"Itu apa An?" tuntut Intan meminta jawaban yang jelas

"Itu eu" Ani masih belum bisa memberikan jawaban karena dia belum menemukan alasan yang tepat.

"Ani mungkin salah dengar sayang!" celetuk Ricko

"Ah iya betul! Tadi saya salah dengar Bu! Saya kira Bapak lagi manggil saya" sahut Ani ikut membenarkan pendapat Ricko

"Tapi dari kata Ani ke kata sayang itu jauh lho?" pojok Intan yang masih belum mempercayai alasan Ani

"Sudahlah sayang! Mungkin Ani sedang tidak konsentrasi jadinya pas ada suara yang manggil dia langsung nyaut" bela Ricko mencoba menyelamatkan Ani dari pojokan Intan Istrinya.

Perkataan Ricko memang ada benarnya juga, Intan juga terkadang suka menyahut ketika sedang tidak konsentrasi saat ada orang yang memanggil.

"Oh iya kopi buat aku mana, sayang?" tanya Ricko mencoba mengalihkan arah pembicaraan.

"Eh" Intan tersadar bahwa minuman pesanan Ricko dan anak-anaknya belum dia buat karena dia terlalu sibuk dengan lamunan dan dugaannya.

"Kamu dari tadi ngapain sih, yank?" tanya Ricko yang terkekeh melihat Intan yang belum membuat satu pun minuman yang Ricko dan anak-anaknya pesan.

Ricko berjalan mendekat ke arah Intan.

"Aku lagi banyak pikiran, Mas!" jawab Intan yang sedang bergegas mengambil bubuk kopi di sebuah toples.

"Pasti banyak masalah ya di kerjaan kamu?!" tebak Ricko

"Hmm" angguk Intan

Ricko telah sampai di samping Intan, dia langsung mengelus sayang rambut Intan yang sedang membuat kopi untuknya.

"Kamu jangan terlalu stres ya sayang" kali ini Ricko mengecup sayang puncak kepala Intan.

Ani yang sedang mengambil mangkuk untuk tempat wadah bubur yang sedang dia buat mengeram cemburu saat Ricko sedang bermesraan dengan Intan.

Mangkuk yang Ani pegang sengaja dia lepaskan dari genggaman tangannya karena dia sangat tidak tahan melihat kemesraan Ricko dan Intan.

Prang

Mangkuk itu meluncur jatuh ke atas lantai keramik rumah ini.

"Aaaa" Ani berpura-pura berteriak saat mangkuk itu jatuh

Intan dan Ricko menoleh ke arah Ani saat mendengar suara mangkuk pecah dan Ani yang berteriak.

"Maaf Bu!" ucap Ani dengan wajah menyesalnya. "Tangan aku tadi tiba-tiba sakit, jadi tidak sengaja menjatuhkan mangkuk ini" ucap Ani dengan suara bergetar sambil memunguti pecahan mangkuk.

Hebat sekali akting Ani sampai-sampai membuat Intan yang tadi sempat ketus kepadanya kini malah berjalan mendekat ke arah Ani dan membantu memunguti pecahan mangkuk yang sedang Ani punguti.

Swus

Aroma sabun dari tubuh Ani tercium kembali dan tercium jelas di hidung Intan dengan jarak yang begitu dekat.

"An, kamu habis mandi ya?" tanya Intan sambil menatap ke arah Ani yang kita mematung mendengar pertanyaan Intan.

Ricko yang ada di belakang Intan juga ikut mematung.

***

Author's note : Pembaca yang baik adalah pembaca yang menghargai karya author dengan cara like, komen, dan share cerita ini dengan dukungan yang terbaik.

Iklan spesial pake telor dua milik Ricko😏

Author Uhuk : Jen jen, kamu tahu ngga bedanya monas sama otor?

Netijen : Ngga Thor. Emang bedanya apaan?

Author Uhuk : kalo monas kan milik negara, kalo otor milik kalian eaaaaa.

Sekian terima gajih dari otor Uhuk😏

Jangan lupa makan telor dua ya hari ini😏

Follow juga ig ane ya @bayu_hidayat2020, kirimin juga poto ganteng dan cantik buat jadi visualisasi tokoh-tokoh di cerita ini.

Otor males cuy kalo ngubek-ngubek nyari poto buat visualisasi. Mending nunggu kiriman aja dari kalian😏

Biar kalian yang berkuasa nentuin visual.

salam telor dua😏


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login