Download App

Chapter 2: 2

aku benar-benar tak bisa lebih lama lagi memandang lamat-lamat tembok besar itu. entahlahh kenapa, tapi yang pasti tembok itu membuat perasaan ku seakan-akan jatuh kedalam lubang jeritan banyak orang dan ini rasanya sangat menyiksa batinku.

tanganku mulai kembali bergetar pelan, aku melepaskan pangkuan tangan dari sisi jendela itu. Tubuhku semakin lemah, beringsut turun ke kasur.

Pandangan ku berkunang-kunang, hidungku mengeluarkan cairan hangat pekat dengan aroma anyir, tubuhku mulai meremang.

Yang kusadari sebelum aku menutup mata adalah, kedatangan ella yang berlari mendekatiku dengan wajah yang khawatir, mungkin?

Lalu entah penglihatan ku sendiri bisa dipercaya atau tidak, aku melihat ella menyuntikan suatu cairan berwarana kuning kecoklat-cokltan pada tangan kanan ku.

Entahlah tapi aku tak begitu yakin.

Setelah itu? Setelahnya mata ku benar-benar tertutup rapat.

"jenn…bangunlah…jen….jenner…pstttt"

Tubuhku terasa diguncang-guncang. Di sela-sela aku yang berusaha bangun dibatas antara alam bawah sadar atau bukan.

"jenn…bukalah matamu, ini aku joly…"

Tubuhku serentak sadar, aku membuka mata ku lebar-lebar. Apa tadi joly? Atau kembarannya, loly? Aku tak bisa membedakan mereka berdua. ada apa dia kesini?.

Dan lagi siapa yang joly panggil jenn? Atau jenner? Apakah dia tahu siapa sebenarnya wanita bernama jenner eugini yang aku lihat pada bungkusan benda persegi yang sebelumnya aku buka itu?

Bukankah sebelum aku menutup mata ku yang daatang adalah ella?. jadi apakah tadi itu hanya lah ilusi ku saja?. Joly merengkuh pundak dan pergelangan tangan ku, lalu perlahan membantuku menyenderkan tubuhku pada bantal yang sengaja dijadikan sandaran punggung ku.

Dia joly atau loly? Ahhh entahlah. Tapi sekarang dia terus memberikan senyum manisnya padaku.

Baru ku sadari kedua pipinya tembam nya jadi mengembang, hidung kecil nya memerah begitupula matanya yang sedikit merah dan bengkak. Juga adanya sedikit jejak air mata pada pipi kanan nya.

Dia habis menangis? Apakah karena aku? Tapi apa aku melakukan sesuatu kesaahan yang tak kusadari padanya?

Dengan jarak duduk kami yang lumayan jauh karena aku ada di sisi dinding dan ia ada di pojok sisi ranjang duduk dengan kepala menunduk, juga kaki-kaki nya yang menggantung.

"ahaha…jenn kau tak perlu menatap ku seperti itu...hiks...ahhh lagi-lagi air mata sialan ini turun tanpa aku persilahkan hiksss"

Aku hanya memperhatikan nya yang terus menghapus kasar air matanya yang turun semakin deras namun ia tetap saja berusaha mempertahankan senyum lebar nya, bahkan aku lihat jika bibirnya kecil nya yang bergetar karena tetap memaksakan untuk mengulas senyuman.

Aku takt ahu harus melakukan apa agar ia sejenak tak merasakan sedih lagi.

Walau aku tak merasa dekat dengan nya tapi aku tahu ia hanya sedang berusaha terlihat baik-baik saja meski sudah jelas air mata itu tak menunjukan keadaannya yang baik-baik saja.

"hahha begitu menyedihkan nya aku. Ohh ya jenn apa kau merasa sudah baikan dibanding saat kau pertama kali terbangun pagi tadi?"

Sudut bibir ku perlahan menaik, mengulas senyum tipis padanya yang entah seorang wanita bernama joly atau loly.

Sebegitukah baik nya dia? Dalam hati yang jelas-jelas tak dalam keadaan baik itu dia masih saja menanyakan keadaan ku.

"kamu bagaimana?" tanya ku balik.

Sejenak dia mengangkat alis tipisnya tinggi-tinggi, mata dengan iris emerald yang sama dengan lelaki waktu itu, alias thomas juga melebar, ia tak percaya jika jenner mau berbicara terlebih dahulu padanya. Dengan cepat dia menghentikan turunnya air mata.

"ka—kau berbicara padaku? aa---aku baik-baik saja, benar-benar baik, tak apa . kau bagaimana. Kan tadi aku yang menanyakan terlebih dahulu bagaimana keadaan mu , ba---bagaimana perasaan mu sekarang…eummm masih pening kah kepalamu?"

Aku menyeritkan dahiku, lalu reflek memiringkan kepalaku. Bingung pada pertanyaan nya yang eumm...sedikit berbelit-belit.

Menyadari aku yang tak mengerti dengan ucapannya dia segera menjelaskan dengan lebih singkat dan mudah dipahami.

"bagaimana keadaan hati mu dan apa yang kamu rasakan sekarang? Sudah lebih baik?" tanya nya

"emmm ya----

"emm sebenarnya tidak, rasa—rasanya tak pasti…aku tak bisa dengan jelas mendefinisikan perasaan ku sekarang"

"semuanya, semuanya terasa asing. Tak ada yang bisa aku kenali termasuk diriku sendiri" tambahku lagi.

Dia menatapku kaget, memangnya perkataan ku ada yang mengagetkannya? Aku rasa tak ada.

"kau tak mengetahui nama mu sendiri?"

a---apa?? Bagaimana dia bisa tahu? apakah wajahku mudah terbaca orang lain?

"a---aku, huffttt yaaa…aku tak tahu aku siapaa, namaku, wajahku, intinya tak ada satupun yang aku tahu. Intinya semua ini bener-bener asing...benar---benar asing" aku memangku dagu ku pada kedua kaki ku. Tangan ku memeluk diriku sendiri.

"yaampun, kau---kau itu jenner eugini. Tadi saat kamu bangun bukannya ella memberimu sebuah bungkusan? Yang dalamnya adalah sebuah name tag pengenal? Dan kau itu adalah wanita yang ada di foto dibaliknya."

Ja---jadi wanita itu adalah aku?.... Aku itu jenner euginia? Aku tak percaya ini..

"a---apakah kau bisa meminjam kan ku sebuah cermin?"

"ah iya! Ada!, kau tunggu sebentar disini aku akan membawa nya untukmu"

Dia beranjak begitu saja tak lupa mengunci pintu ku dari luar.

Sebenarnya, tempat apa ini?...tak mungkin kan jika ini sebuah rumah sakit ? bukan kah rumah sakit biasanya taal seperti ini.

Walau aku mungkin lupa ingatan setidaknya aku tahu jelas ini tak mungkin rumah sakit pada biasanya.

Mana ada rumah sakit yang perawatnya mengunci pintu pasiennya rapat-rapat, dan lagi rumah sakit setidaknya memiliki banyak furniture di dalam kamar pasien. Tapi, ini bahkan tak ada satupun.

Kamar ini terasa sangat kelam, sepi, bahkan warna cat dinding nya saja tak dapat membuat perasaan pasien hilang ingatan seperti ku merasa baikan. Hatiku malah tambah suram.

Tatapan ku mengarah pada dinding abu-abu gelap polos itu. sejenak aku melamun, pikiran ku kosong.

Tukkk…..tukkkk….krietttt…

Aku mengarahkan pandangan ku pada pintu yang terbuka itu. Aah dia yang tadi, joly atau loly?

"ini aku sudah bawakan mu cermin, maaf cermin ini sudah retak. Aku sudah menyimpannya dari waktu yang lama".

Aku menerima cermin persegi yang sedikit tua dan dengan retakan yang tersebar di mana-mana. Tapi setidaknya bagian tengah kaca itu hanya sedikit retakannya.

Aku mengarahkan kaca itu pada wajahku….

"a---ahhhh ha?"

Aku terperengah melihat pantulan wajah ku di cermin itu, a---apa? Jadi benar!!? Wajah wanita yang sebelumnya itu aku?, aku adalah jenner euginia?

"pa---pantas saja aku merasakan familiar dengan wajah wanita pada foto itu...ja—jadi aku adalah jenner euginia? benarkah?"

"iyaaa kau, kau jenner euginia. Kau kan sudaah lihat wajah mu sendiri pada cermin itu. Dan sama bukan dengan yang ada pada foto itu?"

Aku mengangguk.

"iyaa…itu artinya kau benar seorang jenner euginia...oh ya kau pasti bingungkan apa aku itu joly atau loly?, aku itu joly. Kau bisa membedakan kami dengan ini"

Joly menunjukanku jari-iari tangan kirinya. Aku menatapnya bingung,

"jika kau perhatikan jari kelingking dan ibu jari ku juga sama-sama tak memiliki kuku. Aku kehilangan kuku ku, huftt padahal aku ingat dengan jelas sebelum aku kehilangannya.. aku sudah manicure dulu...takdir memang tak ada yang tahu." Ucap joly sembari mengusap---usap kedua jarinya yang tak memiliki kuku.

Aku menatap nya turut sedih. Dengan cepat aku melihat kesepuluh jari tangan ku.. ahh syukurlah kuku jariku masihlah lengkap.

"eumm…jo—joly jika aku boleh tahu kejadian apa yang membuatmu kehilangan kedua kuku jari tangan mu?".

"eummm ini, ahh entahlah aku lupa."

Apakah mungkin ia melupakan kejadian itu? Bukan kah ia dengan jelas mengatakan ingat kejadian itu, namun seolah-olah mengatakan ia lupa? Dengan nada nya yang sangat tenang itu?

Jadi dia sepertinya benar-benar lupa yaa? Mungkin kah jika kejadian ia kehilangan kuku jarinya sangat membuatnya terpukul sehingga ia memang tak ingin membicarakan nya dengan ku?

"jenn, kau saat kami meninggalkan mu sendiri di ruangan ini apakah kamu membuka jendela dan melihat tembok besar di luar sana ?...aku mohon kau jangan sampai membahayakan dirimu karena rasa penasaran mu."

Aku terdiam


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login