Download App
The Creator of The World The Creator of The World original

The Creator of The World

Author: Artakun

© WebNovel

Chapter 1: Register My Name

Kelaparan, tubuhnya terasa lemah. Pikirannya tertutup dan berkabut, sedangkan tubuhnya terus melayang di ruang hampa. Garis-garis cahaya menarik perhatiannya, tetapi dia hanya bisa fokus sebentar, sebelum sakit kepala menyerangnya lagi.

Tiba-tiba sebuah konsentrasi cahaya muncul di kejauhan. Cahaya itu lebih menonjol dibandingkan jutaan cahaya redup yang tersebar di seluruh ruang hampa. Cahaya itu semakin bersinar terang hingga terlihat sebuah figur mahkluk aneh. Figur ini bergerak mendekat lebih cepat dari pada reaksinya.

Sebelum dia bisa bergerak, sebuah suara muncul.

"Salam, wahai Dewa muda, aku Earth." Figur ini melayang di hadapannya. "Aku akan menuntunmu melewati ujian suci untuk menjadi mahkluk terkuat di seluruh Aether ini." Earth memperhatikannya dari atas sampai bawah. "Oh tidak, sepertinya bentuk surgawimu sedang di dalam keadaan yang lemah. Ayo cepat, kamu harus segera menyerap kekuatan seorang dewa yang baru tewas itu."

"Apa maksudmu dengan 'menyerap kekuatan'?" Dia bertanya dengan bingung.

"Beberapa waktu yang lalu, seorang dewa yang kuat telah berhasil dibantai dekat sini. Saat seorang dewa mati, semua mahkluk astral memiliki kemampuan untuk menyerap sebagian kekuatan dari energi dewa. Alasannya, di Aether sebuah energi tidak pernah diciptakan maupun dihancurkan jadi energi itu harus mengalir ke suatu tempat, dan ini seharusnya menjadi milikmu, Master. Tetapi," figur ini melanjutkan, "kekuatan dewa adalah sebuah hasrat yang tinggi. Ada banyak mahkluk yang menginginkannya. Semakin lama kamu tetap menyerap energi itu, akan semakin berbahaya karena akan datang makhluk lain yang ingin menyerapnya untuk dirinya sendiri."

Earth membawanya terbang melewati gas Aether dan menghindari berbagai bebatuan surgawi yang tersebar. Tiba-tiba di kejauhan, nampak cahaya redup menembus kegelapan. Semakin ia mendekat, cahaya itu semakin bersinar terang hingga akhirnya semua yang disekitarnya menjadi terlihat jelas.

Di hadapannya terdapat sesosok mayat kolosal dari dewa yang tewas, bentuk surgawi dewa itu terlihat sedikit demi sedikit mulai menghilang. Dia merasakan energi kuat dari ruang hampa di sekitarnya. Hanya dengan berada di dekat mayat ini, membuatnya semakin merasa kuat.

"Cepatlah yang mulia, berkonsentrasilah dalam menyerap energi sebanyak mungkin dari ruang hampa ini." Earth berteriak. "Kita tidak bisa berlama-lama di sini. Aku sudah bisa merasakan Daemon, makhluk kuat lainnya, mulai mendekat."

Dia memejamkan matanya lalu berkonsentrasi. Dia sudah bisa merasakan energi luar biasa, terserap ke dalam tubuhnya.

"Baiklah master, itu sudah cukup. Kita harus segera pergi dari sini."

"Tidak, aku masih perlu lebih banyak lagi."

Dia berkonsentrasi semakin kuat, mengkonsumsi energi sebanyak mungkin dalam waktu singkat.

Earth tiba-tiba saja menariknya menjauh dari mayat itu.

"Terimakasih Earth, sangatlah sulit bagiku untuk menjauhi mayat itu."

"Tidak masalah, Yang Mulai. Energi dari seorang Dewa memang bisa sangat menggiurkan."

Menengok kebelakang, Dia melihat segerombolan makhluk astral mengerumuni mayat itu, merobek satu dengan yang lain. Dia merasakan hawa dingin dari dalam jiwanya. Membayangkan bahwa dirinya lah yang disobek-sobek oleh mereka. Sekali lagi dia merasakan dirinya berterimakasih kepada Earth yang menarik tubuhnya menjauh.

Selama dia melayang melewati Aether bersama Earth, Earth mulai berbicara. "Sekarang karena kamu sudah memiliki sedikit kekuatan, ini adalah saatnya untuk membuatnya terdaftar di dalam Mahkamah Dewa."

"Mahkamah Dewa?"

"Mahkamah Dewa adalah kelompok terkuat di Aether ini. Di sini adalah tempat dimana para makhluk berkekuatan, pergi mendiskusikan permasalahan dewa. Di sana kamu akan mendapatkan kedudukan diantara para dewa serta mendapatkan kekuatan tambahan."

"Aku dikirim oleh seseorang. Aku tidak terlalu yakin siapa. Tapi aku yakin kamu suatu saat akan bertemu dengannya." Pikirannya semakin terasa lelah akibat akumulasi informasi yang tiba-tiba, tapi Earth tetap melanjutkan perkataannya, "dan dengan adanya makhluk kuat sepertimu di sampingku, tidak ada yang ku takutkan di Aether ini." Walaupun dia tau Earth hanya sedang memujinya, tetapi dia tetap merasakan kepercayaan dirinya meningkat.

"Aku merasa kesulitan mencerna semua informasi ini."

"Hal itu dapat dipahami Master." Respon Earth. "Beberapa waktu yang lalu kamu hanyalah sebuah roh di dalam ruang hampa, memiliki kekuatan yang sangat sedikit. Kamu akan menyadari semakin berkembangnya kekuatanmu, begitu juga pikiran dan tubuhmu. Kamu akan merasa semakin mudah memahami sistem komplek alam semesta dan memanipulasinya sesukamu."

"Terdengar seru" Tanpa dia sadari, sebuah senyuman terukir di wajahnya.

"Tentu saja Master. Kamu akan menjadi sebuah kekuatan yang ditakuti dan memiliki tujuan di ruang hampa ini."

Sama seperti sebelumnya, Earth mengantarnya melewati struktur Aether, lalu dari kejauhan timbul sebuah cahaya yang bersinar." Semakin dia mendekat, awan astral mulai menjadi tertata rapi dan tidak berceceran. Debu kosmik semakin jarang, dan sebuah energi yang mirip seperti yang dia alami, mengisi ruangan di sekitarnya.

Tiba-tiba sebuah struktur raksasa muncul di hadapannya. Tidak peduli apakah dia terbang merendah atau meninggi, seolah-olah struktur itu mengikutinya. Semakin dia mendekat, sebuah gerbang emas raksasa muncul dan terdapat dua orang mahluk surgawi menjaga di masing-masing sisi gerbang. Tubuh mereka yang besar membuatmu terasa semakin kecil.

"Berhenti!!!" Salah satu makhluk itu berteriak. Suara makhluk itu menggtarkan Aether, dan dia pun merasa sedikit terintimidasi, tau bahwa sekali ayunan dari kekuatan astral makhluk itu mungkin saja bisa menghabisi dia dalam sekejap. "Ada urusan apa kamu di Mahkamah para dewa?"

Earth menjawab, "Aku disini membawa seorang makhluk yang ingin terdaftar sebagai dewa."

Kedua makhluk itu menyingkir, lalu membuka gerbang emas itu tanpa banyak bicara.

Dia menatap kagum bentuk Mahkamah Dewa, tiba-tiba Earth menariknya kebawah, menunjukkan lantai datar yang menjadi dasar dari struktur ini dibangun. Walau Dia berusaha seperti apapun, tetap hanya bisa terbang sedikit di atas lantai ini.

"Jika ada satu hal yang disukai oleh Mahkamah Dewa adalah memberikan aturan di Aether, dan di sini adalah wilayah terpusat kekuatannya. Jangan terlalu mengharapkan kebebasan di sini seperti yang kamu miliki fi luar sana." Komen Earth setelah melihat usahanya yang sia-sia.

"Aku tidak suka diatur."

"Tidak lama lagi, aku yakin kamu akan menguasai seluruh Aether ini."

"Siapa itu hakim?"

"Mereka adalah sekumpulan dewa yang berusaha mengatur Aether, dan merupakan salah satu makhluk terkuat di Aether." Sambil mendengarkan perkataan Earth, dia mendekati sebuah tangga marmer menuju sebuah struktur yang luar biasa megah. Hiasan dan awan emas mengelilingi bangunan ini.

"Ini," Earth merentangkan tangan astralnya, "adalah Mahkamah Dewa!"

Earth mengantarnya menaiki tangga dan masuk ke sebuah ruangan luas yang terlihat seperti lebih luas di bandingkan bangunan itu sendiri. Tahta besar berjejer di sepanjang tembok. Banyak diantaranya diduduki oleh makhluk besar yang sedang berdebat.

"Kamu lemah, Ofaldir." Salah satu mahkluk berteriak.

"Notastrus, tolonglah." Salah satu mahkluk yang lain berkata.

"Aku akan memiliki aturan." Dewa ketiga berteriak dari ujung ruangan. Suaran dewa itu menggetarkan seisi ruangan, lalu tiba-tiba kilatan cahaya memenuhi pandangannya. Setelah pandangannya kembali, dewa ketiga itu berbicara, "Kalian berdebat seperti seonggok Daemon tak berguna....."

Tiba-tiba ruangan mulai melebar dan terputar-balik, menjadi sesuatu yang tidak dia kenal. Dengan cepat dia sudah diteleportasikan ke sebuah ruangan lain. Makhluk yang sama namun lebih kecil muncul di hadapannya. "Aku harap kamu tidak menggangu para Master." Makhluk itu menatap dia sebentar. "Aku tebak mahkluk selemah dirimu datang kesini tanpa tujuan selain untuk mencari perhatian."

"Aku datang untuk mendaftarkan diri." Dia menjawab dengan tegas dan tanpa terintimidasi sedikit pun. Lalu melihat sekitar, namun tak menemukan Earth di manapun.

Mahkluk itu menggeleng kepalanya. "Isilah ini." Makhluk itu menyerahkan sebuah dokumen emas kepada dia. Dia membutuhkan waktu sebentar sebelum akhirnya mengerti tulisan di dokumen itu.

Dia menulis namanya sebagai.....


CREATORS' THOUGHTS
Artakun Artakun

Oke Read, Review and Comment

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C1
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login