Download App

Chapter 2: Gadis Kecil di Lemari

Hyukjae itu penakut. Namun sialnya ia punya suatu kelebihan bawaannya dari lahir.

Hyukjae dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan mereka yang tak kasat mata. Biasa orang-orang menyebutnya hantu.

Benarkah hal itu membawa kesialan untuk Hyukjae? Hyukjae yang dasarnya penakut sering kali menangis dan berteriak saat salah satu atau beberapa dari mereka mengganggu nya.

Namun sayangnya, ia juga malah dibuat jatuh cinta oleh salah satu dari mereka.

Awal mulanya adalah saat sebelum Hyukjae masuk taman kanak-kanak. Hyukjae sudah mulai bersekolah sejak umur 3 tahun. Sekolahan yang sering orang-orang menyebutnya dengan sekolahan paud.

Saat itu ia mendengar ada seseorang yang mengetuk lemari pakaiannya dari dalam.

Hyukjae kecil yang penasaran lalu membukanya. Dan apa yang dilihatnya?

Seorang anak kecil berjenis kelamin perempuan mengenakan pakaian tidur ada didalam sana. Tengah duduk sambil menekuk kedua kakinya. Rambutnya hitam panjang menjuntai sampai ke punggung.

Hyukjae kecil senang tentu saja. Dia mendapat seorang teman.

Kawasan rumah Hyukjae adalah kawasan pabrik. Dimana tidak banyak warga yang membangun rumah disana.

Dan tentu saja teman-teman Hyukjae juga sedikit. Dia hanya punya teman di sekolah. Dan kebanyakan dari mereka rumahnya jauh.

Namun jauh sebelum tragedi gadis kecil di lemari itu, Hyukjae sudah bisa merasakan keberadaan mereka.

Hingga terjadilah puncaknya. Yaitu saat ia duduk di bangku kelas 3 SD. Tragedi pada salah satu Kamis malam, setelah bisikan malaikatnya yang pertama kali.

Sejak saat itu lah Hyukjae mulai melihat mereka dengan sangat nyata. Bukan hanya gadis kecil di lemari seperti sebelumnya.

Mereka sangat banyak. Tapi mereka berbeda, tidak seperti gadis kecil di lemari. Kebanyakan dari mereka memiliki wajah yang hancur tidak berupa. Mereka juga mengeluarkan bau busuk yang sangat menyengat.

Hyukjae sangat membenci itu, hingga kini.

Dan beberapa dari mereka juga sangat sering mengganggu Hyukjae bahkan sampai menangis.

THE DEMON

Writer by : Deeta

Warn!

BxB

AU

Fantasi, Romance, Horor

Enjoy reading^^

"Silahkan tuan," Seorang hamba berlutut dihadapan tuannya dengan kepala yang menunduk sambil kedua tangannya terangkat menyerahkan sebuah botol transparan kecil.

Didalam botol tersebut terdapat cairan seperti ramuan yang berwarna hitam pekat. Seperti darah namun sangat kental.

Aiden -sang pewaris Olystram Kingdom menerima botol kecil tersebut. Ia menatap lekat botol yang di pegangnya lalu menyeringai, 'sedikit lagi' batinnya.

Aiden memandang seogok tubuh yang terbaring tak berdaya di sebuah meja kayu besar, tubuh seorang laki-laki. Dia tengah teridur, sangat nyenyak. Sampai-sampai belum bangun hingga beribu-ribu tahun lamanya.

Laki-laki itu mengenakan pakaian rajut berwarna putih yang sangat lembut. Terbuat dari bulu domba ternak yang dipintal. Aiden mengangkat baju laki-laki tersebut hingga memperhatikan tubuh terutama dadanya.

Alangkah malangnya laki-laki itu. Kulitnya putih pucat, badannya kurus kering. Di bagian dada kirinya menganga lebar -jantungnya menghilang.

Aiden menyentuh pucuk kepala lelaki tersebut kemudian membelainya. Memandangnya sendu dan penuh cinta.

Belaian itu kemudian turun ke bagian dadanya. Tepat pada jantungnya. Luka itu sudah mulai menutup, dibanding dengan beribu-ribu tahun lalu. Namun masih terasa hampa. Dahulu tempat itu berdetak, kini tidak. Namun sebentar lagi, usaha yang dilakukannya akan segera terwujud.

Laki-laki yang tertidur itu sangat cantik. Badannya bersih dan rambutnya sangat halus. Hal yang selalu Aiden rawat dan perhatikan selama ribuan tahun terakhir.

"Ayah!" Sebuah panggilan halus menyapa gandang telinga Aiden. Ia menoleh dan mendapati seorang gadis kecil disampingnya.

Aiden tersenyum. Kemudian ia mengangkat gadis kecil itu dan mendudukkannya di meja tempat seorang laki-laki cantik terbaring.

Gadis kecil itu tertawa riang. Ia mengecupi wajah laki-laki cantik yang tertidur itu. Seutas senyum simpul menghiasi wajah cantik nan mungilnya. Gadis itu mengelus surai laki-laki tadi dengan penuh sayang.

Aiden memeluk gadis kecil di depannya. Membisikkan sebuah kata penenang untuk sang gadis kecilnya, "Sebentar lagi, sayang..." Kemudian gadis kecil itu mengangguk.

Aiden menurunkan gadis kecil itu. Kemudian ia mulai membuka botol kecil yang dari tadi ia pegang dan menuangkannya tepat di atas jantung sang lelaki cantik yang tertidur. Mulutnya merapalkan kata-kata yang sedikit rumit.

Setelah menyelesaikan kegiatannya, Aiden menurunkan lagi pakaian lelaki itu. Kemudian ia mulai meninggalkan ruangan khusus tersebut sambil menggandeng tangan mungil gadis kecilnya.

Pintu besar berwana putih gading terbuka lalu tertutup kembali dengan sendirinya setelah sang pewaris Olystram dan seorang gadis kecil tersebut melewatinya.

.

.

.

/Kriet/

Suara deritan pintu kayu terdengar. Hyukjae membuka pintu lemarinya setelah beberapa kali ia mendengar suara ketukan dari sana. Dan benar saja, gadis kecil itu ada disana seperti biasanya.

Gadis kecil di lemari itu menoleh kemudian tersenyum. Gadis itu bangkit dan memeluk Hyukjae, ia juga senang mengecupi pipi tembam Hyukjae. Hyukjae hanya terkikik menanggapi kebiasaan sang gadis kecil di lemari itu.

Dulu, ia dan gadis itu memiliki tinggi badan yang sama. Namun lihat sekarang, tinggi Hyukjae sudah 170 cm dan si gadis kecil di lemari masih sependek itu, mungkin belum ada 1 meter tingginya.

"Kau kesepian, huh?" Tanya Hyukjae, kemudian gadis kecil itu mengangguk.

"Mau main?" Tanya Hyukjae lagi dan gadis kecil itu mengangguk lagi, matanya berbinar lucu.

Hyukjae melepas pelukannya lalu berjalan ke arah sudut kamar dan mengambil *matgo. Setelah itu ia membentangkan selimut kecil di lantai sebagai alas mereka bermain nanti.

*Matgo : Permainan kartu Korea, nama lainnya Go Stop atau Godori. Namun biasanya juga di sebut matgo jika dimainkan 2 orang.

Setelah selesai dengan apa yang dikerjakannya, Hyukjae duduk di selimut tersebut. Kemudian ia menoleh ke arah lemari, si gadis kecil masih duduk disana.

"Kemarilah," Hyukjae melambaikan tangannya bermaksud untuk memanggil gadis itu.

Perlahan gadis kecil itu bangkit, dalam kedipan mata ia sudah duduk manis didepan Hyukjae.

Hyukjae mulai membagi kartu matgo tersebut. Memberikan 10 kartu untuk si gadis kecil, dan 10 kartu untuknya. Sisanya ia taruh di tengah.

"Apa kali ini tantangannya?" Tanya Hyukjae pada si gadis kecil.

Gadis kecil itu mengambil tangan kanan Hyukjae kemudian menggenggamnya dengan kedua tangan mungilnya.

Setelah si gadis kecil melepas genggaman tersebut, Hyukjae membuka tangannya. Mendapati secarik kertas dengan tulisan yang muncul dari sana.

'jika aku menang, kau harus menikah dengan ayahku"

Itulah yang tertulis disana. Memang seperti itulah cara Hyukjae berkomunikasi dengan gadis kecil

di lemari selama ini.

Kelihatannya gadis kecil itu memang tidak bisa berbicara. Karena Hyukjae sama sekali belum pernah mendengar suaranya.

Dulu waktu Hyukjae belum bisa membaca, gadis kecil itu hanya menariknya kesana-kemari dan menunjukkan apa yang dia mau.

Namun cara yang seperti barusan itu dia terapkan setelah Hyukjae bisa membaca.

"Menikah dengan Ayahmu?" Tanya Hyukjae ragu. Gadis kecil itu mengangguk.

"Lalu, jika aku menang?" Gadis kecil itu lalu mengulangi cara ia berkomunikasi dengan Hyukjae. Kemudian mucul secarik kertas bertuliskan, 'Apapun yang kau mau'

Hyukjae kelihatannya sangat berminat dengan tawaran itu, "Benarkah?! Apa kau juga bisa segera mempertemukan aku dengan 'dia'?!" Lantas gadis itu mengangguk. Tanpa Hyukjae sadari, gadis kecil di lemari itu menyeringai tipis. Gadis kecil itu sangat tau siapa 'dia' yang dimaksud Hyukjae.

Gadis kecil itu mengangkat tangannya dan memberi isyarat angka tiga.

"Tiga pemintaan!? Kau serius?!" Si gadis kecil mengangguk. Lalu menggenggam tangan Hyukjae dan munculah secarik kertas, 'kau akan mendapatkannya jika bisa mengalahkan ku'

"Siapa takut?"

Mereka mulai memainkan kartu tersebut. Tanpa Hyukjae sadari ada sosok bertudung hitam tengah memperhatikan mereka. Dia berdiri di sudut kamar tepat di belakang Hyukjae.

Si gadis kecil menatap sosok di sudut kamar itu. Sosok yang bermata merah itu beradu pandang dengan si gadis kecil.

Gadis kecil di lemari mengangguk dan seseorang bertudung juga mengangguk lalu menyeringai.

Bola matanya yang merah berubah pandang pada kartu didepan Hyukjae. Mengubah posisi kartu sehingga sisa kartu nanti tidak akan mendapat pasangan.

Setelah hampir selesai bermain, Hyukjae terkejut bukan main. Bagaimana bisa kartunya tidak memiliki pasangan? Bukannya semua sudah ia cocokan? Bagaimana bisa? Dan karena itu, Hyukjae dinyatakan kalah.

Sang sosok bertudung hitam diam-diam menyeringai lalu menghilang.

'aku menang!' ujar si gadis kecil, 'ingatlah janjimu untuk menikah dengan ayahku, Hyukjae!' sekali lagi di gadis kecil menekankan perjanjiannya pada Hyukjae.

Hyukjae rasanya ingin menangis, tawaran si gadis kecil di lemari tadi sangat menggiurkan. Bagaimana bisa ia kalah? Dan sialnya Hyukjae juga harus menepati janjinya untuk menikahi ayah si gadis kecil yang tidak ia ketahui siapa.

Maka dari itu, jangan sekali-kali membuat perjanjian dengan mereka.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login