Download App

Chapter 3: Chapter 2 : Help Him

Sian's PoV

Sian tidak pernah menyangka bahwa beradu mulut dengan Wyatt bisa membuat Eve marah dan pergi mengendarai Go Kart tanpa mengatakan apapun pada mereka berdua. Siapa yang tidak kaget melihat seorang gadis sedang marah dan melampiaskannya dengan mengendarai Go Kart secepat itu.

Wyatt berlari ke tengah area Go Kart dan melambaikan bendera putih pada Eve untuk memberi kode bahwa dia harus segera berhenti. Namun sepertinya Eve tidak memerhatikan keadaan sekitar. Dia tetap berkendara dengan kecepatan super tinggi hingga terdengar decitan ban Go Kart setiap dia memutar setirnya.

Semua terjadi dengan cepat. Tiba-tiba mobil Go Kart yang dikendarai Eve hilang kendali, hingga membuat Eve terpelanting jauh melewati dinding pembatas. Melihat hal itu, refleks sistem pertahanan diri Sian keluar dan itu terjadi karena ada satu pinta di dalam hatinya yang begitu besar-menyelamatkan Eve, apapun yang terjadi. Sian tidak ingin kehilangan Eve dan merasakan penyesalan yang tidak dapat dia balaskan.

Hell, meskipun mereka baru saja bertemu, tapi Sian yakin dari cara mereka saling menatap, dari hembusan nafas yang mereka resapi, bagaimana setiap sentuhan menciptakan getaran listrik yang mampu melengkapi kepingan jiwa yang sempat hilang. No matter what happens, Sian akan menyelamatkannya.

Dalam sekejap, luapan emosi itu mendorong energi api yang selama ini Sian kendalikan untuk menguasai kesadarannya. Pandangannya menggelap.

***

Eve's PoV

Eve yakin dia pernah melihat sosok naga yang menyelamatkannya. Namun sayangnya kenangan itu terkubur dengan baik dalam hati dan pikiran Eve. Dia sadar bahwa dari dalam dirinya menolak untuk mengingat sosok naga ini. It doesn't matter darimana Eve melihat naga ini, sekarang..

Orang normal mungkin akan berteriak dan berusaha melepaskan diri dari genggaman seekor naga. Tetapi anehnya ada rasa sayang yang begitu kuat dan mendorong Eve untuk membelai naga ini. Mengikuti nalurinya, Eve menjulurkan tangannya, mengusap-usap dahi naga itu yang dipenuhi sisik hitam nan licin. Rasanya hangat seperti yang pernah Eve rasakan baru saja..

(Jangan-jangan..)

Sambil tetap mengelus dahi naga itu, Eve perlahan menatap mata naga itu dengan seksama. Mata naga itu dipenuhi dengan ekspresi khawatir, cemas, frustasi namun juga protektif. Sama seperti yang Eve rasakan juga pada seseorang yang baru saja dia temui.

"Sian..Is that you?"

Mendengar nama itu keluar dari mulut Eve membuat naga itu semakin hebat mengepakkan sayapnya seolah bersiap untuk pergi dari tempat itu. Benar sudah dugaan Eve. Sian adalah seorang shapeshifter naga.

Eve pernah bertemu dengan beberapa shifter, seperti shifter beruang, harimau, kucing, kuda, namun tidak seperti Sian. Para shifter yang Eve kenal pernah bercerita bahwa mereka bisa kehilangan kesadaran ketika berubah menjadi bentuk hewannya, terutama ketika mereka melihat orang yang mereka sayangi tersakiti. Eve tidak ingin Sian merasakan hal yang sama.

Eve membuka helm yang dia pakai dan melemparnya ke bawah dengan tidak melepaskan pandangan dari naga itu, "Sian, baby..I know you're inside and you can hear me..Tolong dengarkan aku baik-baik. Please, put me down gently. I'm totally fine..Maafkan kecerobohanku tadi yang membuatmu khawatir"

Naga itu mulai menghembuskan nafas yang terasa panas di muka Eve, namun Eve berusaha bertahan dengan berpegangan di kaki naga itu. Saat Eve hendak membelai kembali kepala naga itu, terdengar tembakan pistol begitu kencang di balik punggung naga itu.

"OH MY GOD, SIAN!!"

Dari lantai paling atas, Eve akhirnya melihat Wyatt yang sedang memegang pistol dan menatap mereka berdua dengan wajah berlinang air mata. Meskipun Sian adalah shifter yang tidak biasa, namun Eve tidak menyangka bagaimana bisa Wyatt menembak saudaranya sendiri.

Seolah membaca pikiran Eve, Wyatt berteriak, "Eve, hati-hati! Aku menembakkan peluru bius padanya. Berpeganganlah, sebentar lagi sepertinya kalian akan jatuh!"

Benar saja. Tak lama setelah Wyatt mengingatkan Eve, naga itu memejamkan matanya seperti menahan sakit namun setelah itu tubuhnya melemas. Naga itu memeluk Eve sebelum dia kehilangan kesadaran dan memutar tubuhnya agar punggungnya yang pertama kali terkena lantai.

<BUMM!!>

Dentuman tubuh naga yang mengenai lantai terdengar seperti gemuruh petir. Anehnya Eve tidak kehilangan kesadaran. Seolah di sekelilingnya ada barrier yang melindunginya terluka. Namun sekuat apapun barrier itu menahan tubuhnya, Eve tetap merasakan sakit yang begitu luar biasa di punggungnya. Sambil terbatuk-batuk karena debu lantai parkiran yang hancur, Eve berusaha melepaskan genggaman kaki naga yang melindunginya, dan melihat keadaan Sian yang tubuh naganya perlahan mengecil.

Dengan cepat, Eve meletakkan kepala Sian yang sudah berubah dari naga, di pangkuannya dan meraba pergelangan tangan Sian untuk mengecek denyut nadinya. Masih ada, meskipun sangat lemah. Eve menarik nafas panjang dan berusaha menguatkan dirinya yang bergetar hebat karena ketakutan melihat Sian diambang maut.

Satu-satunya yang bisa dia lakukan sekarang adalah mengingat kembali mantera terlarang yang sempat diajarkan oleh pengasuhnya. Mantera itu hanya bisa dilakukan oleh penyihir berpengalaman, dan dengan umurnya yang masih muda, Eve tidak yakin mantera itu dapat berfungsi. Namun, tidak ada pilihan lain.

Eve mulai dengan menciptakan barrier di sekeliling gedung mall agar tidak ada orang ataupun kaumnya yang dapat memasuki lokasi itu. Barrier itu juga berfungsi untuk membuat lokasi mall menjadi gelap dan hanya ada satu celah kecil di dekat atap untuk membiarkan sinar matahari masuk.

Kemudian Eve menyayat telapak tangannya dengan pisau kecil yang selalu dia bawa di sakunya. Darah dari telapak tangannya ia tempelkan di dada Sian yang terluka. Perlahan, dia mulai merapalkan mantera yang entah bagaimana caranya, dapat dia ucapkan dengan lancar, padahal Eve tidak memiliki kemampuan berbicara bahasa Spanyol.

"Oh, señor de la oscuridad, por favor escúchame. Tráeme el alma de este hombre. Te daré todo sangre a sangre, carne a carne, hueso a hueso. Por favor ayuda a este hombre."

Di tengah-tengah prosesi itu, Eve merasakan hawa dingin yang begitu mencekam merayapi tubuhnya. Hawa ini pernah Eve rasakan saat dia kehilangan kontrol 2 tahun yang lalu. Seolah mengerti apa yang akan terjadi, Wyatt yang sebelumnya sudah berteleportasi, memeluk tubuh Eve dan membisikkan mantera penyembuh dan kata-kata penenang yang membuat tubuh Eve hangat kembali.

"Eve, my baby, please don't go. Jangan biarkan 'dia' berkuasa. You can do it. Ada aku di sini, don't worry", Wyatt membisikkan kata-kata itu di telinga Eve sambil mengusap punggung Eve.

Eve merasakan setengah kesadarannya mulai dapat dia kendalikan lagi, "W-Wyatt..Tolong aku. Pertahankan barrier ini. Jiwa Sian berhasil aku tahan di Shadow World. Setelah ini aku akan berteleportasi ke Secret Base. Setelah Shadow Hole sudah aku buat, bantu aku memindahkan Sian. Please, I can't do it without you.."

"You got me, baby. Do it quick. Aku tidak bisa lama-lama menahannya. Energiku sudah aku habiskan untuk membuat barrier saat kamu dan Sian jatuh tadi", jawab Wyatt sambil mengambil alih kendali barrier hitam yang sudah Eve buat.

Dalam sekejap, kesadaran Eve kembali sepenuhnya. Dia kemudian berlari menuju salah satu tiang yang terkena celah sinar matahari dia berdiri di depan tiang itu hingga terbentuk bayangan tubuhnya. Eve lalu merapalkan mantera teleportasi lewat Shadow World, dan mengubah bentuk bayangan tubuhnya menjadi lubang besar. Dia berkonsentrasi agar Shadow Hole di Secret Base dapat terbuka.

Tidak sampai 5 menit, Shadow Hole yang menghubungkan lokasi mereka dengan Secret Base terbentuk. Eve berteriak pada Wyatt untuk segera membawa Sian ke dalam Shadow Hole, "Wyatt, sudah selesai, ayo ke sini cepet!! Aku takut lubangnya tidak bertahan lama. Jarak dari sini ke Secret Base terlalu jauh!"

Wyatt yang ternyata sekarang sudah keluar darah dari hidungnya, menggendong Sian di punggungnya dan tertatih-tatih membawanya ke arah Shadow Hole yang dibentuk oleh Eve. Dengan sisa-sisa energinya, Wyatt tetap mempertahankan barrier di sekeliling mall hingga mereka bertiga telah masuk ke dalam Shadow Hole dengan selamat.

Setelah ketiganya masuk, Eve bergegas mengambil Sian yang masih tidak sadarkan diri dari punggung Wyatt. Keadaan Shadow Hole masih sama seperti biasanya. Gelap tidak ada cahaya apapun, namun kali ini cahaya remang-remang datang dari pancaran energi api di sekeliling Sian.

"Maafkan aku, Wyatt..Gara-gara aku-"

"Sudahlah.. Kita bahas ini nanti, Eve. Yang penting kita selamat dulu"

"H-hidungmu berdarah. Ini, ada sapu tangan", Eve memberikan sapu tangannya kepada Wyatt

Saat Wyatt membersihkan darah di hidungnya, tiba-tiba terdengar kepakan sayap Gryphon yang lumayan kencang menghampiri mereka. Eve memanggil Gryphon itu untuk mendekat,

"Gryph, over here!"

Gryphon itu bermanuver hingga sisi tubuhnya dapat dinaiki dengan mudah oleh mereka bertiga. Eve duduk di pangkal leher Gryphon sambil memeluk Sian di pangkuannya dan membelai bulu Gryphon sebagai tanda bahwa mereka sudah siap untuk dibawa ke Secret Base.

Selama perjalanan, tidak ada satupun yang berbicara. Di tengah keheningan itu, Eve menegenang kembali dunia yang sedang dia tempati sekarang. Shadow World. Dunia bayangan yang Eve temukan saat dia masih kecil, dengan dibantu oleh pengasuhnya. Pengasuh Eve mengatakan bahwa Eve adalah titisan The Great Witch-penyihir penguasa dunia bayangan.

Eve dulu sempat tidak percaya. Namun saat dia menemukannya sendiri, dia semakin yakin bahwa perkataan pengasuhnya benar. Shadow World adalah dunia yang tidak banyak diketahui orang, sebagai transit jiwa-jiwa manusia juga kaum Magical (penyihir, shifter, dll), sebelum dibawa ke alam Surga atau Neraka.

Eve menjaga rahasia ini tetap di antaranya saja dan Wyatt. Mereka berdua sudah saling tahu bahwa mereka adalah salah satu bagian Kaum Magical, dan untuk berteleportasi yang jaraknya cukup jauh, mereka bisa memanfaatkan Shadow Hole.

Saat Eve pertama kali menguasai teknik pengendalian Shadow Hole, Eve juga membangkitkan sosok Gryphon sebagai penjaga dan perantara yang membawa mereka ke tempat tujuan Shadow Hole lainnya berada. Meskipun terkenal akan sifat alaminya yang tidak dapat dijinakkan, Gryph adalah sosok Gryphon yang baik dan sangat mengerti perasaan Eve.

Tak terasa, mereka akhirnya sampai juga di Secret Base. Gryph perlahan menurunkan mereka bertiga, dan menundukkan kepalanya sebagai rasa hormat sebelum masuk kembali ke dalam Shadow Hole.

Eve kemudian berlari menuju kamarnya dan membersihkan luka Sian dengan kain kasa dan alkohol. Ajaibnya, luka berat dan sayatan di sekujur tubuh Sian mulai menutup dan hanya menyisakan memar di berbagai tempat.

Eve sekarang yakin bahwa manteranya benar-benar berhasil. Apapun itu resiko yang harus dia lakukan, tidak sebanding dengan nyawa Sian yang begitu berharga. Eve juga tidak ingin kehilangan Sian yang dia yakin adalah Belahan Jiwa nya.

"Eve, I need to talk to you. Kalau kamu udah selesai..", Wyatt mengintip dari pinggiran pintu kamar.

"Oh good, I need to talk too..", Eve mengecup dahi Sian dan menutup pintu kamarnya dengan pelan, tidak ingin membangunkannya.

Eve melihat Wyatt duduk di ujung sofa yang menghadap perapian. Di depannya ada dua cangkir cokelat hangat. Eve mendekati Wyatt dan duduk di sampingnya.

"Maafkan aku sekali lagi..Ini gak seharusnya terjadi pada saudaramu. I'm really sorry. Let me talk to your father, Wyatt, I'll-"

Ucapan Eve dipotong oleh Wyatt yang sekarang terlihat sedang menahan tangisnya,"Listen, Eve. Aku tidak akan membahas kecelakaan tadi. I know you didn't mean it. Aku juga yakin kamu akan merenungkannya dalam-dalam. Tapi aku ingin berbicara tentang prosesi tadi.."

"A-ada apa memangnya dengan prosesi tadi? Sian berhasil kuselamatkan kok", Eve mulai panik karena takut Wyatt mengetahui rahasia manteraya.

Menghembuskan nafas, Wyatt memegang tangan Eve dan menatapnya dengan mata berkaca-kaca, "Eve aku tahu mantera apa itu tadi. Jangan bohongi aku. Sudah berapa lama kita berteman, dan aku juga tidak bodoh. Aku pernah melihat mantera itu dari salah satu buku di pojok buku-buku terlarang perpustakaan kota.. Are you out of your mind?? Kamu tahu konsekuensi nya kan?!!"

Eve kaget. Dia menutup mulutnya yang terbuka karena tidak menyangka bahwa Wyatt mengetahui mantera yang dia ucapkan untuk menyelamatkan Sian. Tangis Wyatt akhirnya pecah, dan dia memeluk Eve dengan erat.

"E-Eve, maaf..Aku sangat berterimakasih kamu mau menyelamatkan saudaraku. Semua ini kesalahanku. Tadi aku gegabah menembakkan peluru bius pada Sian padahal itu justru semakin membahayakan kalian berdua. You don't have to do this. Kamu masih punya waktu 24 jam untuk pergi mememui ayahku dan menghancurkan mantera itu. Aku-"

Eve melepaskan pelukan dari Wyatt dan meletakkan jarinya di bibir Wyatt sambil menatapnya, "Wyatt listen to me. I'm not going to let him die. Aku gak peduli konsekuensinya. Dia...aku rasa kamu sudah tau..Dia itu sepertinya Belahan Jiwa ku, Wyatt. Kamu juga tahu bahwa kaum Magical seperti kita setelah bertemu Belahan Jiwanya, tidak akan bisa bertahan atau ada tanpa keberadaan mereka. Aku tak ada jika dia tak ada. Itu jawabanku dan ini pilihanku."

"But you're my best friend! Aku juga tidak bisa membayangkan kalau dirimu bisa saja mati karena keluargaku dan perbuatanku juga.."

"Bisa saja, kan? Oh, hush, my dearest friend, Wyatt. Kita tidak pernah tahu konsekuensi apa yang akan diberikan Dark Lord kepadaku. Bisa saja bukan kematian. Masih ada banyak variabel kemungkinan lainnya."

Wyatt mengusap air matanya, dan menggelengkan kepala, mendengar ucapan Eve, "Mungkin hanya kamu, Eve yang masih berbaik sangka pada Dark Lord. Andai saja beliau tahu.."

"Who knows? Kita lihat aja nanti.."

(To be continued..)


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login