Download App

Chapter 2: Prolog #2

Nadia melihat sekeliling, teman-temannya terdiam memperhatikan mereka. Ada yang terlihat khawatir, ada juga yang terlihat bersemangat menikmati pertunjukan. Nadia menatap Intan lalu tersenyum manis.

"Well, lo udah bongkar rahasia gue di depan teman-teman sekelas kita dan lo masih nanya bener apa nggak? Terpaksa harus gue jawab bener. Karena kalo nggak, lo yang bakal malu." Jawab Nadia santai.

"Jawab aja lo, nggak udah sok asik!" tuntut Intan kesal. Nadia tertawa melihat respon Intan lalu maju mendekati gadis itu.

"Kalo emang iya, urusan lo apa?" jawab Nadia tenang.

"Berarti lo cuman anak adopsi nggak tau diri yang nggak selevel sama gue." Jawab Intan dingin.

Wajah Nadia merah padam, memanas karena amarah. Dalam gerakan cepat, Ia telah mencengkeram seragam Intan dan mendorongnya dengan sangat kasar hingga menabrak meja di belakangnya. Tak berhenti sampai di situ, Ia juga membungkam Intan dengan tatapannya yang tajam.

"Kalo lo masih mau sekolah di sini, nggak usah macem-macem lo sama gue. Karena tanpa bantuan siapapun, gue lebih terhormat dari pada lo, yang harus ngandelin orang laen biar keliatan keren. Paham lo?!" kecam Nadia.

Intan menahan napasnya. Gadis itu terkejut dan terlihat sangat takut hingga Ia benar-benar gemetar dan wajahnya mulai memerah.

"Percuma lo sok hebat di depan gue kalo akhirnya lo nangis!" kata Nadia dingin. "Selama ini lo udah gue kasi kesempatan untuk berhenti, udah nggak pernah gue ladenin, ternyata lo bener-bener lapar perhatian dari gue, ya?" lanjutnya lagi.

Salah satu teman mereka menerobos kerumunan dengan membawa seorang guru.

"Itu Pak! Intan sama Nadia. Intan yang mulai duluan sebenarnya!" beber anak itu yang mengundang pelototan dari teman-temannya yang lain.

"Nadia!" panggil Pak David, Guru muda yang dibawa oleh temannya tadi.

"Urusan lo sama gue udah selesai hari ini. Kalo lo masih mau cari perhatian gue lagi, latihan dulu yang banyak!" kecam Nadia lalu melepaskan Intan dan berbalik pada Gurunya.

Intan segera berdiri di samping Nadia, namun Ia hanya menunduk. Gurunya menatap Nadia yang sedang memandanginya datar. Gadis itu lalu mendekati gurunya.

"Maaf sudah buat heboh, Pak. Saya permisi pulang." Kata Nadia sopan lalu menembus kerumunan ke luar kelas.

Guru muda itu tak menjawab, namun kemudian memandangi Intan.

"Intan?" panggil Guru itu. Gadis itu tidak menjawab, namun langsung menyambar tasnya dan berlari keluar kelas diikuti dua orang teman girlynya.

Kelas masih ramai dengan anak-anak yang membicarakan kejadian barusan, tapi Pak David sudah bergegas kembali ke ruang guru.


CREATORS' THOUGHTS
Weird_Unicorn Weird_Unicorn

Like it? You may want to add this book to your library!

I tagged this book, so come and support me with a thumbs up, please!

If you have some idea about my story,

please be free to comment it and let me know.

Creation is hard, so cheer me up!

*ps: your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login