Download App
The Last Wedding The Last Wedding original

The Last Wedding

Author: Lieben_24

© WebNovel

Chapter 1: Bab 1 "Gagal Lagi"

Bab 1 "Gagal Lagi"

Dita Aluna Baskara, 28 tahun hanya bisa terdiam di dalam kamarnya ketika mendapatkan kabar yang tidak mengenakan, bagaimana bisa dirinya yang berencana untuk menikah namun, nyata tidak jadi kembali.

Dita sapaannya itu kembali menelan pil pahit sebuah kegagalan, calon suaminya yang sudah di kenal sangat baik bahkan sudah seperti sosok seorang ayah, karena sikapnya yang luar biasa namun, nyatanya kembali menyakiti Dita dengan begitu banyak rasa sakit.

Seminggu sebelum pernikahan, semuanya sudah siap bahkan tinggal menunggu hari jadi tapi lihat saat ini, semuanya hancur dengan satu kata 'aku belum siap' mau marah rasanya semua akan sia-sia.

Terdiam di dalam kamar menatap ke arah jendela, itulah yang dilakukan oleh Dita dirinya tidak tahu harus melakukan apa, saat ini malu dan kecewa semua jadi satu. Bahkan Dita masih enggan menatap kedua orang tuanya, karena sudah membuat kekacauan yang luar biasa.

Suara pintu terbuka terdengar dengan sangat jelas, Dita masih tetap tidak bergeming di sana duduk terdiam. Orang yang masuk ke dalam kamarnya hanya bisa menatap sedih, orang tua mana yang tidak sedih melihat keadaan anaknya seperti saat ini. "Dita Sayang, makan dulu, Nak." Mendengar suara sang mama membuat Dita menoleh ke belakang, wanita itu lalu tersenyum lebar.

"Dita belum lapar Ma. Nanti kalau udah lapar, Dita turun ya."

Jawaban itulah yang selalu keluar dari mulut Dita, tidak ada kalimat lagi. Jika beberapa hari lalu Sonya mamanya Dita akan percaya, kali ini tidak akan lagi. Wanita itu berjalan mendekati Dita.

"Mama nggak menerima penolakan dari kamu, sekarang kamu makam ayo ikut mama." Dita mendesah, mau tidak mau dirinya harus menuruti apa yang sudah diucapkan oleh sang mama, dengan pasrah Dita mengikuti mamanya untuk turun menuju meja makan.

***

Di meja makan, Dita hanya diam sungguh rasanya begitu sakit ketika turun melihat rumahnya sudah terpasang dengan begitu banyak bunga, karena memang satu minggu lagi hari bahagia akan dimulai namun, nyatanya hari bahagia berubah menjadi hari keburukan.

"Papa nanti mau bicara sama kamu di ruang kerja setelah sarapan."

"Pa …,"

"Tidak Ma, kita harus mengambil sebelum keputusan. Ini sudah dua kali, mau di taruh di mana wajah kita di depan seluruh keluarga besar. Papa tidak ingin, orang-orang melihat Dita rendah, makanya hal ini harus segera di ambil tindakan," potong Surya. Pria itu sangat terpukul ketika mengetahui hal ini terulang kembali, anaknya harus terluka untuk kedua kalinya, Surya sebagai seorang ayah merasa gagal akan kejadian seperti sekarang.

"Kamu tidak keberatan, kan, Sayang?" tanya Surya.

"Iya Pa. Nanti Dita, ke ruangan Papa."

Surya lalu membalas ucapan sang anak dengan sebuah anggukkan kepala, setelah itu Surya segera pergi menuju ruangannya dan meninggalkan Dira bersama dengan mamanya.

"Apapun yang dibicarakan sama papa, kalau tidak sesuai dengan hati kamu jangan di dengarkan ya, Sayang. Kamu boleh menolak," ucap Sonya. Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh sang Mama membuat Dita terdiam, wanita itu merasakan sesuatu hal yang tidak beres akan terjadi, sungguh jika papanya sudah seperti ini, maka Dita yakin ada sesuatu yang akan terjadi.

"Mama tenang saja," jawab Dita.

Dita lalu mulai berjalan menuju ke dalam ruangan sang papa, sejujurnya saat ini ada perasaan takut dengan apa yang akan terjadi namun, mau bagaimana lagi dirinya harus masuk.

Pintu ruangan kerja itu terbuka dengan sangat lebar, Dita lalu masuk ke dalam ruangan kerja tersebut, terlihat dengan sangat jelas papanya sedang berdiri ke arah jendela yang terbuka.

"Pa!!" panggil Dita. Surya lalu menoleh ke arah belakang, senyum di wajah pria paruh baya itu terbit. Surya lalu memberikan kode kepada sang anak untuk duduk di kursi.

Keduanya terdiam, tidak ada hal yang dilakukan bahkan saat ini Dita hanya bisa menundukkan kepalanya, wanita itu sangat takut dengan apa yang akan di bahas oleh sang papa. Karena Dita yakin, ini pasti akan mengenai hal buruk yang terjadi.

"Kamu pasti mengerti apa yang membuat papa memanggil kamu kemari," ucap Surya. Dita menganggukan kepalanya dan menatap ke arah sang papa. Surya menarik napasnya panjang, lalu terdiam sesaat menatap mata sang anak yang binar kebahagiaannya sudah hilang. Terlihat dengan sangat jelas, bahwa Dita masih bersedih dengan apa yang sudah terjadi.

"Papa juga sudah pernah membahas hal ini sebelumnya, ketika kegagalan pertama terjadi, dan saat itu papa bilang semoga pilihan kamu kedua kalinya berbuahkan hasil yang baik. Namun, nyatanya sama dengan gampangnya mereka mencampakkan kamu, membuat hati kamu terluka."

Dita terdiam, gadis itu juga menahan rasa sesak di dalam dadanya. Selama ini Dita selalu menekankan bahwa semua yang dilakukan adalah terbaik namun, nyatanya tidak dan hal itu membuat Dita menyesal tidak mendengarkan ucapan sang papa sejak awal.

"Kamu masih ingat dengan perkataan Papa sebelum menerima laki-laki sialan itu?" tanya Surya.

Dita menganggukkan kepalanya, "Papa bilang, jika aku kembali terluka karena pria pilihanku. Maka aku harus siap dengan pria yang Papa pilihkan," jawab Dita. Mendengar jawaban tersebut, membuat Surya tersenyum tipis.

"Jadi apakah kamu bersedia dengan calon yang akan Papa pilihkan?" tanya Surya.

Dita terdiam, sungguh dirinya tidak tahu harus berkata seperti apa lagi namun, semua ini sudah menjadi janjinya sebelumnya.

"Dita udah nggak tahu harus berkata apa, Pa. Semuanya rasanya begitu cepat, Dita kira pria yang begitu baik bahkan memperlakukan Dita seperti wanita yang begitu berharga tidak akan membuat luka yang begitu dalam kepada Dita. Tapi nyata nya Dita salah, dia ternyata menggoreskan luka itu sangat dalam, hingga saat ini Dita rasanya tidak sanggup untuk melakukan apapun lagi," jawab Dita dengan air mata yang mengalir.

Tangis Dira pecah, gadis itu menangis melihat hal itu membuat Surya berjalan ke arah sang anak dan memeluknya dengan begitu erat. Sonya yang sejak tadi ada di depan pintu segera masuk, wanita itu juga merasakan hal yang sama. Bagaimana bisa orang tua melihat anak tunggalnya kesayangan semua orang terluka oleh pria yang tidak bertanggung jawab.

Pelukan hangat dan usapan penuh cinta dilakukan oleh Surya kepada anak gadisnya. Surya dan Sonya saling berpandangan keduanya tahu dan juga merasakan rasa sakit yang sangat dalam dengan apa yang terjadi. Cukup lama Dita menangis dalam pelukan sang papa hingga Surya mengeluarkan suaranya.

"Sudah cukup air mata ini kamu keluarkan untuk pria yang tidak bertanggung jawab itu, lupakan semua yang sudah terjadi papa maunya kamu membuka lembaran baru, kamu wanita hebat, wanita kuat, dan wanita terbaik. Kamu adalah anak Papa dan Mama kebanggaan keluarga," ucap Surya.

Setelah mengatakan hal itu, Surya meminta sang anak untuk segera masuk ke dalam kamarnya dan beristirahat dengan baik.

"Ma Pa, Dita masuk ke dalam kamar ya," pamit Dita. Kedua orang tuanya hanya membalas dengan anggukkan kepalanya. Dita segera berjalan menuju ke dalam kamar, meninggalkan kedua orang tuanya.

###

Hallo, selamat datang dan selamat membaca ya. Terima kasih.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C1
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login