Download App

Chapter 26: Kebanggaan

Sudut Pandang Lesley Turner

Pada Misi pertama, kami menjelajahi Dungeon yang belum di jelajahi di Area Safana. Namun tidak sampai ujung area Safana, karena itu perbatasan area safana dengan area hutan. Kami menelusuri Dungeon bawah tanah, tempat kami telusuri tersebut berada di tengah-tengah Area Safana.

Dan tidak lupa saat menjelajahi Dungeon, kami membuat Barir agar menyembunyikan keberadaan kami.

Dungeon yang kami jelajahi itu, terdapat Leviathan Slime dan Leviathan Kaliwang, di luar dugaan Kaliwang dan Slime lebih agresif didalam Dungeon tersebut. Dan Dira langsung memotong Kaliwang yang menyerang.

Sedangkan aku menusuk inti Slime yang menyerang. Pada dasarnya Leviathan Slime dan Kaliwang merupakan leviathan yang tidak Agresif, kemungkinan terdapat sesuatu yang membuat mereka menjadi Agresif.

Selama kami menelusuri Dungeon, kami mendapatkan serangan dari Slime dengan Agresif. Mereka mengeluarkan cairan yang diarahkan pada kami, sekilas aku melihat Krisan dan berbagai tanaman obat.

Kami terus masuk kedalam dungeon tersebut, Dengan menghindari serangan Slime yang terus menyerang kami. Seorang petualang harus menghindari cairan itu, karena dapat melelehkan pakaian kami dan menyebabkan luka, seperti terkena siraman air panas.

Tidak lupa aku memberitahu Dira kelemahan Slime yaitu, serang inti mana yang terlihat di tengah-tengah.

Jika inti mana dari slime tersebut tidak dihancurkan, mereka dapat beregenerasi dan kembali kebentuk tubuhya meski sudah hancur.

"Dira! serang inti mana Slime yang berada ditengah-tengah itu," Ujarku pada dira dengan menunjukkan inti mana slime yang terlihat.

"Aku mengerti!" Balas singkat dira kepadaku.

Slime itu berwarna biru bening dan terlihat jelas inti mana seperti kelereng di tengah tubuh slime tersebut.

Dengan kecerdasan dira yang tinggi, dia cepat mengerti. Sedangkan Mira berada ditengah kami, dia mencatat semua informasi selama pertarungan dan hasil dari Dungeon.

Akhirnya kami berada diujung Dungeon, didepan kami terlihat Slime berukuran besar dan Kaliwang yang berwujud tengkorak seukuran Slime tersebut.

Dengan munculnya Slime dan kaliwang yang berukuran besar itu, sudah memperlihatkan Dungeon ini mempunyai level tingkat B. Agar dapat dijelajahi oleh peringkat F sampai C dengan aman, kami membunuh kedua Leviathan tersebut.

Leviathan slime dan kaliwang besar itu merupakan bos dungeon pertama yang kami jelajahi.

Aku pun bersiap dan, berteriak, "Dira! Formasi Pengamanan!"

Dira dengan cepat di samping kanan Mira, dengan mengarahkan pedang kearah leviathan dihadapan kami.

Sementara aku bersiap mengarahkan pedang disamping kiri mira, dan dengan kedua pedang pendekku menghunus kearah leviathan mana didepan kami. Mira membuat pelindung agar tidak ada kesalahan saat mencatat semua hal yang ada dungeon.

Sementara itu, Dira menahan serangan mendadak dari kaliwang dan slime yang bersamaan dengan baik, dan aku terus mempertahankan posisiku menahan serangan leviathan kaliwang dan slime yang dua arah mengarah kami, aku pun menyiapkan mantra lain sambil terus mengaktifkan penghalang angin.

Setelah aku menyelesaikan mantranya dan aku pun melepaskan semburan pusaran angin, diarahkan ke dua leviathan itu, namun tembok batu.

Hal itu merupakan kekuatan pertahanan dari Leviathan beast mana Slime tersebut. Dan slime itu melakukan serangan balik dengan menyemburkan cairan asam, dan juga melakukan serangan dari tubuh elastisnya.

Serengan Slime itu bersamaan dengan serangan kaliwang, yang mampu mengeluarkan suara keras sehingga dapat melemparkan kami jika tidak mengindarinya. Dan juga, kaliwang itu, menyemburkan api. Leviathan beast itu, mepunyai insting yang kuat untuk saling melindungi, kami harus bertahan terlebih dahulu sampai mira selesai mencatat segala hal yang ada didalam dungeon.

Beberapa saat kemudian, Mira menyelesaikan catatan tentang dungeon dan melepaskan semburan bilah air cukup besar, diarahkan ke depan yang mengerahkan kekaliwang dan Slime.

Sehingga memisahkan kedua kedua leviathan tersebut. Hal itu merupakan kesempatan mengalahkan mereka, pertama kami malakukan satu fokus serangan kepada Leviathan beast Slime yang sebenarnya lemah. Karena terlihat inti mananya, sehingga kami tinggal memfokuskan serangan dan menghancurkan inti mana Slime.

Dan juga, pada saat itu aku tidak menyangka, Dira dapat memotong Kaliwang besar itu sendirian tanpa menggunakan kekuatan elemen sihirnya.

Dira, Benar-benar menepati janji memasuki dungeon tanpa menggunakan kekuatan sihir apapun. Dan hal itu, tidak dapat ditiru oleh orang lain termasuk diriku.

Dan itulah Dungeon pertama Dira bersama kami.

Sudut Pandang Mira Mendes

Sudah dua tahun, Aku bersama Dira, dan Lesley. Kami melakukan penjelajahan kedalam dungeon bersama. Didalam Dungeon, aku sebagai pencatat, aku mencatat semua hal yang harus diperhatikan selama didalam dungeon.

Dan juga, aku mempelejari Ekosistem kehidupan didalam dungeon, serta mencari hasil yang layak setelah menjelajahi Dungeon. Semua itu, aku catat dilembar kosong yang langsung terhubung dengan Guild Petualangan.

Aku pun juga membuat aturan didalam Dungeon, seperti 5-7 orang yang harus memasuki dungeon pertama kami jelajahi. Karena dungeon kami jelajahi leviathan lime dan kaliwang sangat agresif.

Dan juga, membuat aturan maksimal jumlah buruan, agar tidak mengganggu ekosistem didalam Dungeon. Jika sampai melebihi batasan sangat berdampak pada ekosistem kehidupan didalam Dungeon tersebut.

Karena akan bermunculan Leviathan baru yang akan menempati Dungeon tersebut, sebab itu juga dapat meningkatkan level dari Dungeon tersebut. Kami melaksanakan misi harus sesuai dengan aturan, karena agar tidak merubah Level dari Dungeon.

Kami telah menjalankan berbagai macam misi, dari misi penjelajahan dungeon yang belum dijelajahi, misi pengumpulan tanaman obat, misi pencarian orang hilang, sampai misi perlindungan, dan juga misi pasukan bayaran disuatu pertempuran.

Misi pasukan bayaran itu, terdapat di dinding permintaan diguild petualangan. Itu terjadi karena terdapat konflik wilayah Antara Patovia dan Livonia. Mereka merebutkan rempah-rempah dan tambang yang berada dikota flonia yang sejatinya wiliyah dari Livonia.

Namun wilayah itu sering terjadi pergeseran tanah yang memasuki wilayah Patovia, dan pergeseran tanah membuat wilayah itu bergerak kembali kewilayah Livonia. Pergeseran itu menyebabkan getaran retakan tanah selama pergeseran terjadi. Sebab itu, menyebabkan perebutan wilayah yang tak kunjung selesai.

Dan hal itu, dimanfaatkan, beberapa orang untuk meminta bantuan dari guild petualangan, dan juga kerajaan lain untuk mendapatkan keuntungan dari peperangan tanpa ujung, tersebut.

Sedangkan, misi memasuki dungeon yang belum di jelajahi, hanya diarea safana, dan tidak sampai keluar dari area safana, karena area sfana sendiri masih banyak dungeon yang belum ditelusuri ataupun dijelajahi.

Dan seiring waktu, kami menjalani misi.

Kemampuan kami bertambah meningkat dari pada sebelumnya, dan gaya bertarungku lebih baik setelah menjalankan misi dengan Dira, dan aku belajar bertarung dengan efektif juga, dari dira.

Dua tahun telah terlawati, Dira telah jauh lebih kuat dariku dan Lesley. Dia juga, selalu mengikuti instruksi kami dengan baik, dia benar-benar sangat menghargai kami sebagai pengawalnya.

Dira tidak pernah maju terlebih dahulu untuk melindungi kami, meski dia tau kalau kemampuan sejatinya, sudah jauh diatas kami. Dia mempunyai sifat dewasa yang tidak sesuai dengan tubuhnya.

Akan tetapi, dia selalu bertindak cepat jika kami benar-benar terpojok oleh leviathan, maupun melawan musuh yang sangat kuat.

Hal itu membuatku, dan Lesley benar-benar menyukainya sebagai laki-laki, meski diusia yang masih anak-anak.

Sudut pandang Aldira Saquile

Akhirnya 2 tahun menempa 2 inti core naga menjadi pedang telah selesai, inti core naga rindia kujadikan sarung pedang untuk menahan kekuatan besar dari inti core naga hitam yang dilimpahi mana sangat mengerikan, jika aku ceroboh, aku akan dilibas oleh pedangku ini.

Pedang yang bikin merinding, jika orang lainya melihatnya, Pedang salju hitam ini mempunyai warna keunguan, yang tembus cahaya. Sembari mengayunkan pedang itu.

Betapa luar biasa indah pedang ini, begitu indah untuk dianggap sebuah pedang. Dan aku pun, mencoba menebas batu yang terdapat kandungan besi dan mas, dihadapanku.

Potongan yang sempurna. Apa perjuanganku terbayar selama 2 tahun? Tidak, aku melakukan kesalahan. Aku tidak memikirkan salju hitam ini, akan cocok dengan tubuh dewasaku nantinya, karena pedang salju hitam kubuat keseimbangan dan beratnya sesuai dengan tubuhku, saat ini.

Dan pedang itu, terlalu pendek dan ringan untuk tubuh dewasaku nantinya. Aku tidak perlu menyesali yang kubuat, hal ini menjadi pelajaran buat diriku. Karena tidak berfikir jangka panjang.

Dengan mencoba beberapa tebasan keudara, dan menyebabkan batu stalagmit terpotong, berjatuhan. Percobaanku membuat Mira, dan Lesley mendatangiku.

"Dira! Apa yang terjadi? " Ucap Mira Mendes padaku.

"Lihat ini! Akhirnya selesai!" Balasku, pada Mira mendes.

"Itu! Pedang Kristal core!?" Balas Mira Mendes padaku.

"Dira, kau benar-benar membuat Kristal core utuh menjadi pedang!" Sambung Lesley Turner.

"Sudah bisa menempa hanya melalui membaca buku, itu luar biasa," ujar Mira padaku.

"Sepertinya kekhawatiran kami, tidak diperlukan," Ucap Lesley Turner.

"Iyyah! Sebenarnya, setahun terakhir ini, kami sudah memberi surat ke Blacksmith yang pernah kami temui, Di kerajaan Kaspiyan," sambung Mira Mendes padaku.

"Yah! Tapi Blacksmith tidak merespon permintaan kita," sambung lagi dari Mira Mendes.

"Kemungkinan besar, karena ayah dira yang sering melakukan permintaan tanpa membayar," Ucap Lesley Turner.

"Lesley benar! itu sungguh merepotkan," ujar Mira Mendes.

"Hem! Terima kasih Nona-nona, dan aku dapat membayangkan hal itu, ayah akan melakukan apa pun, agar tidak membayar permintaannya sendiri," Balasku pada Mira Mendes dan Lesley Turner.

"Dan juga, pedang ini kuberikan nama Salju Hitam, aku pun membuat pedang ini sesuai dengan ukuran tubuhku," Ucapku dengan memperlihatkan pedang salju hitam, dan juga memperlihatkan teknik tebasan, pada mereka.

"Aku sudah, kehabisan kata-kata untukmu Dira," Ucap Mira Mendes padaku

"Aku pun juga, kau itu sungguh luar biasa sudah membuat Salju Hitam, pedang yang bikin merinding!" Ujar Lesley turner.

"Ya! Kau benar! Pedangya... Bikin Merinding!" Sambung Mira padaku.

"Meski pun begitu, Salju Hitam tidak akan bertahan lama untukku, karena tidak akan sesuai dengan kondisi tubuh dewasaku nantinya," Balasku pada mereka.

"Tapi untungnya, Kristal core itu tidak mempunyai ego, karena aku tidak merasakan tekanan dari ego Salju Hitam," Sambung Lesley turner.

"Ego?" Reflek dariku, balas ucapan Lesley.

"Ego itu kesadaran dari Kristal Core dari Levitahan, hanya petualang tingkat A, dan S yang dapat mengatasinya," penjelasan dari Lesley Turner.

"Namun, jika terdepat orang menaklukkannya, itu akan menjadi senjata yang unik dapat menyesuaikan dengan penggunanya, karena itu kemampuan unik dari pedang yang mempunyai ego," Sambung penjelasan dari Mira.

"Aa aa ah! Aku mengerti, yaah kalian benar, Kristal core yang kubawa bukan yang seperti kalian bicarakan," Balasku pada mereka, aku tidak bisa terus terang, karena hal itu, akan membuat mereka bersikap berlebihan.

Mira Mendes dan Lesley Turner benar-benar saling terhubung, saat menjelaskan hal baru yang tidak kuketahui.

Dengan semua penjelasan itu, aku mempunyai senjata yang tak ternilai ditanganku, namun aku tidak pernah merasakan kecocokan yang sempurna dari pedang yang aku pegang saat ini. Berarti kasusku didunia ini sangat jarang, yaitu master blacksmith mampu menaklukkan Ego dari Kristal Core menjadi pedang atau senjata untuk penggunanya.

Senjata pada dasarnya, akan mengkalibrasikan dirinya sendiri, memungkinkan memanipulasi mana. Mana Antara master dan senjatanya. Tapi aku tidak pernah membaca sebuah kasus tentang pedang yang menyesuaikan dirinya dengan penggunanya.

"Apa lagi, aku tidak mengetahui detail waktu, untuk menyelesaikan pedang Kristal core, aku benar-benar kehabisan kata-kata untuk memujimu, sudah bisa menyelesaikan pedang Kristal Core yang kau sebut Salju Hitam," Ujar Lesley Turner padaku.

"Aku pun tidak menyangka membutuhkan waktu 2 tahun atau karena memang tubuhku yang kecil," Ucapku yang memotong pembicaraan Lesley Turner.

"Aku, dan Lesley, tidak ingin mendengar! Ucapanmu yang seperti itu," Ucap Mira padaku.

"Ya, kau benar! Aku tidak ingin mendengarkan ucapan itu, jika ingin memasuki Area Hutan!" sambung Lesley padaku.

"Apa kau siap! Untuk langkah selanjutnya!" Dengan serentak Lesley dan Mira mengucapkan itu.

"Terima kasih, aku pun siap dengan Salju Hitam,"

Mereka berdua memang pengawal yang luar biasa, disaat aku tidak puas dengan pertumbuhanku yang sangat lambat. Mereka selalu menyadarkanku, agar terus melangkah maju.

Dan mereka pun mengingatkanku, untuk melihat orang dibawahku. Seperti mereka yang terkadang iri dengan kemampuanku yang tumbuh dengan cepat diusia 11 tahun ini. Usia anak-anak yang seharusnya, hanya mengenal bermain dan makan.

Aku pun, bersyukur dengan hal itu, terdapat orang yang peduli disaat aku terlalu terbawa sifat anak-anak, meski mempunyai kesadaran orang dewasa.

Setelah kami melakukan berbagai perbincangan tentang rencana kedepanya. Kami pun beristirahat untuk memulihkan diri kekondisi yang terbaik. Kami melakukan aktivitas seperti biasa seperti Lesley yang berburu untuk dimakan, dan bergantian dengan Mira yang mencari sesuatu untuk bekal diperjalanan kami nantinya. Sedangkkan aku mempersiapkan tempat pembakaran untuk membakar hasil buruan dari mereka berdua.

Namun, kami saling bergantian untuk mencari Leviathan tingkat G atau terendah yang dapat dimakan. Aku lebih sering berburu sapi telinga panjang yang mempunyai daging yang manis dan lembut, dan terdapat sapi bertaring, namun daging yang keras, sehingga membuatku idak memburunya. Dan hal yang paling aku, sering buru selama berpetualang adalah, kelinci bertanduk dan ikan yang terdapat disungai.

Tidak lupa, aku selalu mengabarkan orang tuaku apa yang terjadi, kecuali pedang salju hitam yang kubuat. Aku akan memberitahu mereka, aku mendapatkan pedang didalam Dungeon, jika aku memberitahu mereka aku membuatnya, entah ekspresi apa yang akan mereka buat, aku sangat tidak ingin melihat hal itu.

Sebelum itu, aku memberitahu Lesley dan Mira, syukurlah mengerti meski mereka sangat tidak menyukai kebohonganku itu, karena mereka sangat khawatir denganku akan terbiasa berbohong.

Aku pun mengerti akan hal itu, jika berbohong merupakan tidakan tidak terpuji namun hal itujuga, harus melihat kondisinya. Jika kita jujur dikondisi yang buruk atau tidak seharusnya, maka kita akan mendapatkan balasan yang buruk dan mendapatkan hal yang tidak seharusnya kita terima.

Namun, aku akan mencoba mengurangi kebohonganku tersebut, agar tidak terbiasa berbohong.

Dan setelah istirahat selesai, aku melakukan beberapa persiapan dan memprediksi yang akan terjadi kedepanya, agar kejadian buruk yang kami alami sebelumnya tidak terulang lagi.

Bersambung…


CREATORS' THOUGHTS
Ak_han Ak_han

Spesial dari Author

Terima kasih yang telah membaca cerita novel fantasi ini, jika nantinya novel ini updatenya sedikit lama. Mohon maaf sebelumnya, dikarenakan saya seorang guru, jadi saya disibukkan dengan kegiatan mengajar dan kerja keperluan rumah lainya. Terima kasih lagi untuk para pembaca, terus dukung novel ini dengan cara like komentar yang positif agar saya tambah semangat dalam mengerjakan novel ini yang penuh Fantasi, Misteri, Dialog di dalamnya.

Terima kasih selamat membaca dan tunggu kelanjutan dari ceritanya.

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C26
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login