Download App
66.66% THE ZEEGER

Chapter 2: CHAPTER I

Di dalam kamar suatu rumah, di Summer town, Oxford, Inggris, seorang gadis 17 tahun sedang duduk di kursi belajarnya, ia sedang merenung menatap jalanan melalui jendela kamar. Ia menopang dagu dengan tangannya, matanya fokus, otaknya sedang berpikir akan sesuatu.

- Shannon's mind -

What am I gonna do in here? Just chill and do nothing? This is so boring. Why I have to follow her in everywhere? I'm big now, I have to do something what I like and what I want, not what she like and not what she want.

If only she gave me permission to stay alone at home, I could have search for him now.

Begitulah apa yang ada di pikiran seorang Shannon sekarang. Ia begitu bosan terus-terusan ikut kemana saja ibunya pergi.

Ia berpikir bahwa ia sudah besar dan ia harusnya boleh melakukan apa saja yang ia mau, termasuk untuk tinggal dirumahnya sendirian selama orang tua dan adiknya berlibur ke London walaupun sebenarnya mereka tak sedang benar-benar berlibur.

Akhirnya Shannon memutuskan untuk pergi keluar mencari udara segar. Lalu, Ann

(ibu Shannon) yang baru saja turun dari lantai dua , melihatnya yang hendak berjalan menuju keluar rumah

"Shannon, kamu mau kemana?" tanya Ann.

Shannon langsung membalikkan badannya.

"Refreshing" kata Shannon dengan nada yang datar.

"Oh oke, tapi jangan lama-lama ya?"

"And- if you want, you can bring Niall too, want you?" kata Ann dengan alis yang terangkat.

"I mean- you know- I just have no way to ask him. We even don't talk to each other. And I think it's better for us. I know you get it, mom" jawab Shannon dengan nada sarkas.

Ann mendengar jawaban itu pun berjalan hampir mendekati Shannon dengan wajah yang agak kesal.

"Shannon, it's because you yelled at him two weeks ago, and now what he can do is just silent and do nothing. Now he's hurt, and I bet he had feel it since you were yelling at him" kata Ann dengan suara yang sedikit bergetar, karena menahan emosi atas perkataan anaknya barusan.

Ann masih menyimpan rasa kesal dengan Shannon atas perlakuannya terhadap Niall (adiknya) 2 Minggu yang lalu, namun ia hanya bisa menahannya, karena ia tak mau membuat Shannon semakin marah.

Kerut di kening Shannon pun tampak, menandakan bahwa ia tak setuju dengan perkataan ibunya barusan.

"Mom, I just need to refresh my head, I really need it now, please" katanya sambil menatap mata ibunya. Ann menarik napasnya dalam-dalam dan menyetujui permintaan Shannon dengan anggukan dan senyuman.

Setelah Shannon pergi, saat Ann baru saja membalikkan badannya dan berniat berjalan menuju dapur, tiba-tiba ia melihat Niall sedang berdiri di tangga, ia pun menghentikan jalannya.

"I already forgave her, don't you know it mom?"

"huft.. (sambil memutar bola matanya) oke Niall, I just know that, well.. thank you, then"

Katanya sambil berjalan mendekati Niall dan mencium kepala anak manisnya itu.

Setelah lepas dari ciuman ibunya, Niall bertanya.

"Mom, is he gonna back home tonight?"

Ann hanya menatap Niall dan kemudian berjalan menuju lemari pendingin untuk mencari bahan-bahan masakan.

"You really miss him,huh?" kata Ann dengan sedikit senyum. lalu berjalan ke dapur dan menyiapkan beberapa peralatan untuk memasak.

Ada hening sebentar di antara mereka. karena melihat ibunya yang sudah disibukkan dengan alat-alat dan bahan-bahan masaknya, Niall pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya di atas.

Ann tahu apa yang dirasakan Niall sekarang. sepi, sedih, sakit, kesal, marah, namun ia lebih baik tak menunjukkan hal itu kepada orang di sekelilingnya, ia sama saja seperti ayahnya (Zeed), pandai dalam menyimpan perasaan.


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login