Tenggorakan ku serasa tercekat, tiba tiba aku merasakan haus karena rasa gelisah ku di tambah aku sepanjang hari berpanas-panasan di luar sana tanpa ada setetes pun air mineral membasahi tenggorokan ku.
Otak ku paksa bekerja keras untuk berfikir, mencari drama dramatis sebagai alasan aku melamar kerja disini untuk menutupi identitas ku yang masih di bawah umur. Shit!!! Rutuk ku dalam hati.
Debaran jantung ku semakin kencang, melirik wanita di depanku memastikan dia tidak mendengarnya dan melihat tanda tanda kegelisahan ku.
Lima menit berlalu.... suasana begitu tegang dan sunyi, menunggu salah satu pihak untuk mulai memecahkan suasana canggung.
"Hmmmmm.... begini nyonya...
tanpa sadar aku menjilat bibirku yang mulai kering kembali Karen gugup dan menarik nafas dengan mantap dan menghembuskan nya dengan keras.
"Nama ku Jade Vine, anda bisa memanggil ku Jade. Usia ku... saat ini.... hmmmmm pas 21 tahun di bulan Januari kemarin. Senyum ku lebar menampakan semua gigi putih ku yang rapi, senyum ku yang terkesan di paksakan lebih tepat seperti cengiran kuda.
"ini pertama kalinya aku melamar pekerjaan, karena aku sangat membutuhkan nya dan dapat menghidupi diri ku sendiri di kota besar ini nyonya. Itu karena aku sudah tidak memiliki sanak saudara lagi di desa tempat ku tinggal jadi aku membulatkan tekad datang ke kota D ini untuk mencari keberuntungan. Aku diam beberapa saat mencoba memperhatikan sosok wanita di depan ku namun dia tidak berekspresi sama sekali tapi tetap memandang ku.
"Resume kerja ku.... itu.... itu... saat aku hendak menuju kemari, aku sangat terburu buru sehingga resume itu tertinggal di bus. Aku tersadar ketika aku baru saja berjalan meningalkan bus, namun aku berusaha mengejar bus itu namun aku kalah cepat. Ku tunjukkan wajah meyakinkan ku dengan berusaha memerahkan mata ku biar terkesan dramatis karena kesalahan bodoh yang aku buat.
Hening sejenak, dan ku angkat wajah ku menatap polos ke arah wanita di depan ku, berharap dia termakan dengan drama sabun ophra ku.
"Hari yang sial rupanya nona...
Wanita itu berucap berat, lalu meraih cangkirnya dan menyesap coffee nya.
"Selain penampilan mu yang menurut ku di atas rata rata....
Aku terdiam sesaat, aku sudah memperhatikan nya dari balik cermin kaca itu. Gadis yang sangat cantik dan menarik, apa adanya membuat dia terlihat berbeda dengan gadis gadis yang lain yang sudah dia interview walau sudah ada 2 orang dia terima.
Wajahnya polos dan tidak mengunakan make up tapi tambah membuatnya terlihat cantik alami. Tubuh mungil namun berisi pada tempat tempat strategis setiap wanita. Dia terlihat sangat kota buka desa seperti ucapannya, mata ku tidak dapat di tipu, pakaian dia kenakan saat ini walau terlihat santai namun tidak sesantai harganya. Usia? bila aku bisa jujur dia tidak seperti usia 21 tahun melainkan 17an. Sebenarnya siapa gadis mungil ini apa tujuannya ?
Mengenyampingkan logika dan faktanya, aku kembali dengan otak bisnis ku, gadis di depan ku ini merupakan aset langka aku tidak boleh melewatkannya begitu saja, biarkan interview ini menjadi hal yang formalitas saja.
"Apa kau memiliki keahlian khusus Jade?
"Ha...ha.. ha... Aku tidak memiliki keahlian nyonya. Tawa ku begitu hambar di telinga ku sambil menggaruk kepala ku yang tidak gatal sama sekali.
Terlihat wanita di depan ku sedikit mengerutkan keningnya, namun sedikit tersenyum pada ku.
"Baiklah... karena aku sangat menyukai mu dan penampilan mu, aku menyalahi aturan kerja dengan menerima mu tanpa ada ada resume yang jelas dari mu. Mungkin ini akan menjadi hari sial sekaligus hari keberuntungan mu. Namun kau harus tetap memberikan tanda identitas itu sangat penting untuk para pekerja.
"Gotcha!!! pekik ku dalam hati, ternyata di termakan oleh drama sabun ku! Dia menerima ku bekerja! akhirnya aku bisa melanjutkan kehidupan dengan kedua tangan ku sendiri. identitas nanti saja kita pikirkan masih banyak alasan yang bisa ku gunakan.
"Jadi kau menerima ku nyonya?! Bangkit dan berdiri tegak layaknya seorang prajurit yang berhadapan dengan Kaptennya. Ku perlihatkan senyum ku yang paling memabukkan dengan lesung pipi ku.
"Ya.. ya.. aku menerima mu bekera disini sebagai waiters Vip. Kau bisa mulai bekerja besok segala sesuatunya akan di jelaskan oleh Mei mei asisten ku.
"Jangan panggil aku nyonya, aku tidak setua itu... kau bisa memangil ku kakak Vanessa saja Jade.
"Baik kak Vanessa...
Aku menjulurkan tangan ku padanya untuk mengucapkan terimakasih.
"Selamat bergabung... semoga kau betah di Vago Club & Bar. Menyambut tangan Jade dengan mantap.
_______
Ruang HRD Vago
"Jade ini shif mu mulai besok, kau bekerja dari pukul 9 malam - 2 Pagi. Kau akan bersama dua orang pegawai baru lainnya dan akan di bimbing oleh 6 orang senior, kalian bertiga Masi dalam training selama 1 Bulan dan ini seragam yang akan kau gunakan. Sambil menyerahkan selembar kertas dan tumpukan seragam berwarna hitam, merah, dan gold sesuai dengan tema Vago kepada Jade.
"Jagan lupa aku meminta kartu identitas mu, agar aku bisa melaporkan kau sebagai pegawai disini Ok!?
" Ok! Terimakasih sekretaris mei mei... dan aku akan menyiapkan kartu yang kau minta. dengan suara sedikit berbisik sambil mengambil barang barang yang diserahkan sekretaris mei mei kepadanya.
"Jade kau di tugaskan menjadi waiters bagian Vip, sungguh beruntungnya kau Jade... pasti banyak yang iri dengan mu. Sambil tersenyum dan mengerlingkan mata ku sebelah dengan centil.
Namu Jade tidak paham maksud dari senyum dan kerlingan mata mei mei, Jade hanya paham dia hanya bekerja sebagai pengantar minuman kepada tamu itu saja.
"Baik sekretaris Mei mei...
Angguk ku mencoba untuk memahami kondisi saat ini, namun sebenarnya aku tidak mengerti!
"Oh ya... kau sudah memiliki tempat tinggal? Disini para pekerja di sediakan rumah singgah agar efisien, dan dapat di jaga keamanan ya. Namun bila kau berminat jade... bila tidak itu keputusan mu....tidak ada yang memaksa untuk kau tinggal di sana, kau bebas memilih.
Oh.... Tuhan ada apa ini??? Mengapa kau selalu memberikan ku keberuntungan yang tak henti hentinya ucap Jade dalam hati
"Belum!!! Ucapku cepat..
"Dengan senang hati aku akan menempati rumah singgah Vago. penuh semangat, tentu saja aku tidak perlu capek capek mencari kontrakan dan membuang buang uang bukan begitu kan???
"Baiklah... aku akan mengantarkan mu ke sana, letaknya di belakang bangunan ini. jadi sangat menghemat segala sesuatunya... Tenaga, waktu, dan uang terutama. Sambil tersenyum.
"SANGAT TEPAT!! ucapku mantap pada sekretaris mei mei dan mengekorinya dari belakang tubuhnya yang melengak lengok bak model karena tubuhnya sudah seperti mereka.