Download App
73.23% Topeng / Chapter 52: Bab 52 Jangan lakukan lagi

Chapter 52: Bab 52 Jangan lakukan lagi

Adam mengepalkan kedua tangannya, matanya menatap tajam ke depan. Dadanya naik turun dengan kasar saat mendengar sayup sayup rutukan Jade yang sangat terdengar jelas di telinga Adam. "Kita sama sama menikmatinya. Ucap Adam arogan, seulas senyum sinis terlihat mengerikan di wajah tampannya. Menyalakan mobil dan melaju pasti meninggalkan cerita panas yang telah terjadi disana, hanya alam yang menjadi saksi bisu.

___________

Matahari pagi masuk di sela sela jendela kaca kaca besar, Badan Jade hangat, membuka pelan kedua mata caramel miliknya.

Jade bangun, mencoba mencerna dan mencermati ada dimana dia sekarang ini.

Sebuah ruang besar yang di dominasi warna putih dan gold, lantainya begitu mengkilat hampir sebagian di tutupi oleh permadani mewah. "Hmmm..., Tersenyum tipis namun terlihat menyakitkan, saat itu juga Jade paham di mana dia saat ini berada.

Jade bangkit dari ranjang yang di tiduri "Auch! Jade meringis menahan sakit tubuhnya terutama bagian selangkangan dan kewanitaannya yang terasa perih sekali, tulang tulang serasa remuk redam terhantam Godam besi. Nyerii... dan panas.

Perasaan Jade kosong melayang. dia ingat apa yang terjadi padanya tadi malam. Semuanya bukan mimpi, walau Jade berharap semua itu mimpi. Ini merupakan mimpi buruk yang nyata.

Namun yang Jade ingat, dia melakukanya di dalam mobil. Namun mengapa dia tiba tiba dia bisa tidur di ranjang mewah milik Adam. "Pria itu membawa ku ke mansion ini dengan ke adaan te.. lanjang? Jade menahan suaranya yang tercekat kelu.

"Aaarrrrgh!, Jerit Jade frustasi. "Ini bukan waktunya memikirkan mengapa aku bisa sampai disini lagi, Namun apa yang akan terjadi pada ku kedepannya.

Diperkosa sudah menjadi bencana yang paling besar. Lalu bagaimana dia akan menghadapi hidupnya dan orang orang yang mengenalnya. Terutama dr. Lee yang begitu baik telah membantunya.

Seandainya... seandainya Jade pada malam itu tidak ceroboh dan bodoh melarikan diri ke The Vago. Kenapa tidak bersembunyi di apartemen dr. Lee saja. Mungkin... ini semua tidak akan terjadi dan tidak akan bertemu Pria keparat itu disana. Seandainya... Seandainya...

"Tidak! Tidak! aku tidak boleh melibatkan dr. Lee dengan masalah ku dengan keparat itu. Sedih...

Keputusan apa pun yang telah Jade buat, baik maupun itu buruk, bodoh. Jade harus yakin pasti ada jalan yang baik menunggunya di depan sana. Tapi mengingat kejadian mengerikan semalam membuat Jade menggigil takut. Hatinya mencolos hampa.

Jade membawa wajah sembab dan pucatnya di antara kedua lutut. Menekan emosi yang akan siap meledak.

"Nona muda sudah bangun.

Jade mendongak mendengar suara yang menegurnya. Reflek menyembunyikan tubuhnya yang hanya mengunakan kemeja putih besar milik Adam ke dalam selimut.

Kepala pelayan pria yang sudah berusia paruh baya dengan wajah tegas namun memiliki aura penuh kasih. Masuk sambil membawa berberapa potong pakaian.

"Ini baju ganti yang di perintahkan tuan muda untuk anda kenakan. Melangkah ke arah meja nakas yang tak jauh dari ranjang. Meletakan pakaian itu rapi disana.

Mata jade begitu awas memperhatikan gerak gerik pria paruh baya itu yang mendekat ke arah Jade. Tersenyum ramah kepada Jade.

"Apa nona muda mau sarapan pagi terlebih dahulu atau mandi? Ucap kepala pelayan ramah.

Jade tidak ingin makan. Dia ingin mandi terlebih dahulu. Tubuhnya lengket dan sekujur tubuhnya berubah bau menjadi bau wangi tubuh maskulin milik Adam. Membuat Jade sangat risih.

"Saya mandi dulu. ucap jade datar

"Baik saya akan menyiapkan air hangat untuk berendam anda Nona muda. Seolah paham apa yang telah terjadi pada Jade.

"Hmmmm..., angguk Jade. Hatinya sakit mengingat keadaanya.

"Air anda siap nona, Sebentar lagi makanan akan saya antarkan ke kamar untuk nona nikmati. dan anda bisa beristirahat setelahnya. Membungkuk dan menghilang meninggalkan Jade.

Jade melangkah pelan, Namun rasa nyeri luar biasa menyerang tubuh bawahnya. Berjalan tertatih sambil memeluk tubuhnya sendiri. Jade menenggelamkan seluruh tubuh kotornya ke dalam bathtub air hangat yang telah di beri wangi aroma terapi mawar. Berlama lama disana , berharap dapat menghilangkan dan melenyapkan bau pria itu di tubuhnya yang terasa sangat menjijikan. Menggosoknya kuat sehingga menimbulkan guratan guratan merah di tubuh putihnya. dengan frustasi

Walaupun Jade sadar sekuat apa pun dia membersihkan tubuhnya, tidak akan mengembalikan semuanya dalam keadaan semula lagi. Jade meringkuk memeluk tubuhnya sendiri. "Argh!!! Bajingan! Ratap Jade sedih.

Jade keluar dari bathtub. Berkaca pada cermin besar yang menempel di dinding, memandang wajah kuyu dan tak berjiwa yang di pantulkannya.

Bayangan Jade sendiri.

Jade memandang dada di sekitar leher, tulang selangka dan payudaranya. Penuh dengan bercak merah ke hitaman. Dan masih banyak tanda lagi di tubuhnya yang lain.

Gigitan gigitan Adam.

"Brengsek!!! Jade menjerit, meninju kasar cermin yang memantulkan bayangan menjijikan tubuhnya disana. Cermin itu retak dan pecah sebagian. Lalu kepalan tangan Jade terasa perih. Jade berdarah.

Jade panik melihat tangannya yang berdarah dengan deras, menetas di sela sela jemarinya. Tapi melihat pecahan kaca yang berserakan di lantai membuat Jade gelap mata dan hilang akal. Entah mendapatkan pikiran dari mana, Jade meraih pecahan kaca yang terlihat paling tajam. Menggoresnya dengan kasar di pergelangan tangan tepat di nadi.

Ini sudah berakhir. Sudah tidak ada masa depan untuk ku. Rintih jade, ambruk terduduk di lantai dengan tubuh polos. Ceceran darah sudah berganti warna lantai menjadi merah segar.

"BUKA PINTU!!! Lantang

"Braaak!

"Braaak!

Pintu di dobrak dengan dua kali benturan keras. Pintu terbuka, engselnya miring, tampak menggantung menyedihkan.

Adam terkejut melihat Jade bersimpuh telanjang di lantai kamar mandi, berdarah segar bersimbah di seluruh tubuh dan lantai. Cermin pecah dan berserakan di lantai.

Termasuk pecahan yang tengah di pegang oleh Jade untuk menggores nadinya.

"Apa... apaan ini! Dengan tatapan dingin, wajah tampannya suram. Adam segera meraih tangan jade. Jade meringis kesakitan.

Adam dengan sigap melepas jas abu yang tengah dia gunakan untuk menutup tubuh telanjang bersimbah darah Jade. dengan perasaan tak terbaca, wajah Adam memerah entah memendam emosi.

"Kepala pelayan, Segera panggil dokter keluarga. Perintah Adam gusar kepada kepala pelayan yang ada di luar kamar mandi, yang tidak berani masuk karena keadaan Jade. "Jangan lupa bawa alkohol dan kain kasa. ucapnya lagi.

Jade hanya diam, masih syok dengan apa yang tengah terjadi. Atau lebih tepatnya mati rasa. Tubuhnya melayang saat Adam mengangkat tubuhnya mengarah tempat tidur mewah milik Adam.

Sembari menunggu dokter abraham, Adam dengan sigap menuang cairan alkohol di pergelangan Jade yang tergores sedikit menganga, menutupnya dengan kain kasa untuk menahan laju darah yang masih mengalir.

Jade hanya memandang pergerakan Adam yang dengan sigap merawat lukanya. Wajah Adam tersiratkan kemarahan yang semakin membuat Jade sesak.

"Ka... kalau Andan marah karena memecahkan cermin kamar mandi, sa... saya akan segera menggantinya. Cicit Jade takut.

"Apa?! Adam bertanya tajam

Jade tidak menjawab, dia takut melihat ekspresi wajah Adam yang merah padam.

"Kau kira ini lucu! Mencoba bunuh diri di Mension pribadi ku hah?! Bentak adam kasar.

Jade reflek memejamkan matanya, kaget dengan bentakan Adam.

"Kau tidak berhak bunuh diri disini, dan yang musti kau ingat kau Masi memiliki satu lagi hutang pada ku. Sampai hutang janji itu belum lunas, ku pastikan Jangan pernah menyakiti tubuh mu sendiri. Jagan pernah berfikir untuk menghindari ku, Paham!

Jade memandang Adam dengan ngeri.

Adam meraih dagu Jade dengan telunjuknya, mengangkatnya untuk saling menatap.

"Jangan lakukan lagi ok! Desisinya pelan. Jade mengganguk takut takut.

"Jangan pernah terlintas lagi dalam otak kecil bodoh mu ini untuk bunuh diri. Ujar adam, namun belum sempat di jawab dengan anggukan lagi oleh jade, Adam lebih dulu melumat bibir Jade kasar persisi seperti semalam.

Jade berusaha menolak dan menghindar . Adam tidak butuh tenaga banyak untuk menahan tolakan jade, Adam semakin menyerang kasar bibir pucat Jade seolah kelaparan. Wajahnya terasa panas di wajah Jade.

Bagaimana pun caranya Jade menolak Adam seperti semalam, ujung ujungnya Jade harus kalah dan pasrah. Jade sedikit lega karena Adam tidak mencengkram pergelangan tangannya yang terluka. Karena rasanya sangat sakit dan nyeri bersamaan.

Ciuman Adam semakin dalam menerobos mencari cari lidah Jade untuk ikut bermain bersamanya. Jade mengeluarkan suara protes yang tertahan oleh lumatan bibir adam, yang lagi lagi tidak di hiraukan oleh Adam.

Jade berusaha bertahan dengan ciuman kasar dan barbar penuh nafsu milik Adam. Menunjukan dominasi Adam yang tak terelakkan.

Adam sudah meremas permukaan dada Jade, membuka kancing kemeja itu dengan kasar. Jade reflek menahan pergelangan Adam yang meremas dadanya, agar melepaskan.

Jade tahu, jika tangan Adam sudah bermain di dadanya. entah semua kekuatan Jade akan hilang entah kemana. Jade belum lupa dengan malam pemerkosaan yang di lakukan Adam padanya. Dia tidak ingin lagi.

"To... tolong... ja... jangan lagi... aku sangat takut... rasanya sangat sangat menyakitkan. Rintih Jade sedih.

Adam berhenti. Mengamati mata Jade yang menahan perih ingin menangis.

Secara sangat ajaib, Adam tidak marah. Dia benar benar melepaskan tubuh Jade.

"Ok! Next time. Bisik Adam seduktif di telinga Jade, dan menjilatnya.

Jade memejamkan matanya. menyangkal sensasi memabukkan yang diberikan Adam. Ciuman, lidah dan gigitannya.

Jade mengigit bibirnya menahan desahan yang akan keluar apa pun itu.

"Tuan muda, dokter abraham telah datang. Ucap kepala pelayan sopan, memecah deru nafas kesunyian antara Adam dan Jade.

"Hmmm... masuk! titah Adam

"Ingat nona mungil, jaga tingkah mu. Ucap Adam dingin pada Jade, Melangkah meninggalkan kamar itu saat dokter dan kepala pelayan masuk untuk merawat luka Jade.


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C52
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login