Download App

Chapter 2: boleh tapi bayar

"mana ada mbak takut gosong, yang ada kamu tuh yang takut sama sinar matahari kayak vampir aja tau gak" bantah Anara dengan wajah yang sudah kesal, adik nya ini memang sangat menyebalkan tapi adik nya juga yang menjadi penyemangat bagi nya hingga ia bisa tetap berdiri sampai sekarang di kala dirinya sudah lelah dengan kehidupan yang sangat kejam ini.

"Mbak ada ada aja, oh iya nanti malam aku mau kerja kelompok di rumah temen boleh gak?" Tanya remaja tampan itu dengan senyuman manis nya yang hanya dia perlihatkan pada kakak satu satunya.

"Lah kok tumben kerja kelompok nya malam, biasa nya juga siang atau sore," celetuk Anara dengan wajah penasaran nya, ini adalah kalau pertama adik nya kerja kelompok di makam hari karena biasanya adik nya itu akan bekerja Kelo di siang hari setelah pulang sekolah atau di sore hari.

" Gak papa mbak, tadi katanya temen bisa malem dan tugas nya juga harus di kumpul besok," jelas remaja itu jangan lupa dengan senyuman manis nya.

"Boleh aja sih tapi pulang nya gak lebih dari jam sepuluh malam oke," ujar Anara yang di angguki dengan semangat oleh remaja itu.

"Aman kk, kerja kelompoknya juga palingan cuma beberapa jam aja kok mbak, lagi pula ngapain kerja kelompok sampai larut," balas remaja itu dengan senyumannya.

Keheningan kembali menghampiri mereka berdua, remaja tampan itu terlalu asyik bermain jalanan dan juga memainkan ponselnya sedangkan Anara sedari tadi pokus di jalanan yang lumayan macet karena sekarang merupakan istirahat para pekerja di kantoran atau pun di tempat lain.

Tak lama kemudian mobil sport putih itu berhenti di sebuah rumah minimalis yang terkesan mewah dan juga elegan, kedua orang adik-kakak itu turun dari mobil dan berjalan memasuki pintu utama yang sudah di buka kan oleh seorang pembantu di rumah ini.

"Selamat siang non dan Aden," sapa mbok Juli yang merupakan pembantu satu satunya yang bekerja di rumah minimalis ini dan ikut tinggal di rumah ini, mbok Juli sudah bekerja sejak umur Anara masih 5 tahun dan sekarang sudah 25 tahun Yanga artinya mbok Juli sudah bekerja selama dua puluh tahun.

"Siang mbok," sapa Anara dengan senyumannya yang tak terlalu lebar karena itulah dia yang tak suka tersenyum lebar sejak kejadian itu terjadi.

" Non sama Aden mau langsung makan siang aja atau gimana?" tanya mbok Juli karena sekarang masih siang dan waktu makan siang masih ada.

"Nanti aja mbok, aku mau ke atas dulu, udah gerah soalnya tadi ada operasi," jawab Anara sedangkan remaja tampan itu sudah lebih dulu masuk ke dalam kamar untuk membersihkan tubuh nya dan juga mengganti pakaian sekolahnya.

Waktu makan siang sudah berlalu dan sekarang waktunya untuk makna malam, terlihat tiga orang berbeda usia tengah menikmati makan malam mereka dengan diam.

"Ana selesai, ana ke atas dulu," pamit Anara dengan wajah santai nya, biasa nya ia akan duduk di rumah sambil menonton televisi bersama adiknya tapi entahlah malam ini ia merasa malas sekali dan juga adik nya akan pergi ke luar malam ini.

"Mbak nanti anterin ya," pinta remaja tampan itu dengan wajah imut imut kan, tanpa perlu seperti itu pun pasti Anara akan mengantar ke manapun adiknya pergi dengan senang hati.

"Boleh aja sih tapi bayar ya," balas Anara dengan jahil nya.

"Aman mbak nanti aku bayar kok mbak kalian ini dengan dua kecupan di pipi Setuju kan?" Tanya remaja tampan itu dengan wajah seriusnya.

"Deal," ujar Anara dan kedua nya pun berjabat tangan pertanda kedua nya setuju dengan syarat konyol yang mereka buat.

"Yaudah mbak mau ke atas dulu, mau siap biar nanti tinggal berangkat," ujar Anara lalu pamit untuk kembali ke kamarnya, karena ia akan bersiap untuk mengantarkan adik nya ke tempat kerja kelompoknya.

Entah mengapa sejak tadi Anara merasa ada sesuatu yang akan terjadi dan sesuatu yang sangat tidak diinginkan, tapi apa yang akan terjadi tidak ada yang hanya tahu saja dia sangat aneh dan gelisah.

"Mbak aku udah siap," ujar remaja tampan yang merupakan adik dari seorang Anara.

"Ayo berangkat, mbak juga udah siap nih," ajak Anara pada adiknya yang sangat tampan itu.

mungkin banyak gadis di luar sana yang bersemangat pada adik nya itu yang sangat tampan dan juga adik dari seorang Anara Windia sang pemilik rumah sakit besar mewah dengan segala fasilitasnya yang sangat memadai, mungkin ia tak pernah membuat masalah dengan orang di luar sana tapi ternyata tanpa sadar banyak orang yang ingin menjatuhkannya dan juga menghilangkan nama nya dari dunia ini hingga banyak yang berencana untuk melenyapkan nya meskipun itu semua hanya di angan angan mereka saja karena pada nyatanya tak akan mudah untuk menghancurkan Anara Windia.

Mobil yang Anara Kendarai kini sudah berhenti di depan sebuah kafe yang sudah mulai terlihat ramai oleh para anak remaja yang biasanya berada di sana hanya untuk waktu dan juga berkumpul bersama para sahabat mereka, entah lah tak pernah menjadi sahabat karena dia ditinggalkan saat itu dan juga hal itu yang membuat hidupnya hancur seketika.

"Makasih mbak, nanti malam kalo udah selesai langsung Zikri telpon," ujar remaja tampan itu sambil menyalami tangan kakak perempuannya dan berlalu masuk ke dalam kafe, begitu juga dengan Anara yang kini perlahan melajukan mobilnya lagi menuju sebuah restauran tempat ia dan seseorang meminjamkan untuk bertemu, malam ini seseorang yang sudah beberapa bulan ini dekat dengannya mengajak nya untuk sekedar minum dan bersama bersama, karena ia yang juga sedikit senggang jadi tak masalah jika hanya bertemu dan menikmati ringan.

"Hai Ken, maaf udah nunggu lama ya?" tanya Anara pada seseorang yang sudah menunggunya di sebuah meja yang terlihat sangat nyaman.

"No problem Mrs Windia, aku baru saja sampai di sini," jawab laki laki yang menunggunya sedari tadi.

"Ah ya jadi kamu ingin membicarakan apa?" Tanya Anara to the point karena ia bukan lah orang yang suka berbasa-basi jadi ya lebih nyaman jika to the point saja.

"Kamu terlalu formal, Mrs Windia. aku hanya ingin ringan dengan ringan bukan tentang pekerjaan huh," ujar laki laki itu berpura-pura kesal.

"Kamu cocok dengan ekspresi wajah seperti itu Ken, ayolah aku bisa berlama lama," ujar Anara dengan tak sabar nya, awal nya ia ingin berharap santai dengan laki-laki itu tapi kenapa tidak suka terlalu banyak bicara karena jarang bertemu dengan orang lain yang bukan merupakan orang terdekatnya.

"Kamu selalu sulit untuk di ajak ana," ujar laki laki tampan itu dengan wajah nya yang biasa saja tapi hati terasa berbeda jika berada di dekat gadis cantik di depan nya ini.

"Kamu terlalu suka bercanda Ken,


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login