Download App
2.37% Twisted Twin : When Loving Requires More Effort / Chapter 6: Bab 6 - Kendrick dan Permasalahannya

Chapter 6: Bab 6 - Kendrick dan Permasalahannya

<p>Keesokan paginya di ruang makan saat sarapan di rumah keluarga Bosley,<br/><br/>"Hey Buddy, tolong buatkan aku juga dengan selai kacang, ya." Celetuk Flair kepada Rory saat tiba di ruang makan.<br/><br/>Di sana sudah duduk paman angkat mereka, di bawah dekat kaki lelaki itu duduk kucing besarnya yang sedang menjilati bulu-bulunya yang lebat dan pajang. Bibi Dena sedari tadi mondar-mandir sibuk menghidangkan roti bakar dan beberapa jenis jus.<br/><br/>Mereka semua bercakap-cakap meriah sekali dengan penuh keceriaan, karena sudah tidak ada lagi sosok orang tua yang hadir di antara si kembar semenjak orang tua mereka meninggal di awal usia keduanya mencapai tujuh belas tahun.<br/><br/>"Paman, kau belum memberi tahu kami sampai kapan kau akan pulang. Aku berharap kau tidak cepat kembali ke Amerika. Di sini tetap lebih baik bagimu." Keluh Flair dengan manja.<br/><br/>"Kenapa? Kau tidak lagi merasa bebas aku berada di rumah ini?" Goda Chad memasang wajah pura-pura tidak suka,<br/><br/>"Oowh!!" Flair menutup kedua bibirnya dengan sepuluh jari rampingnya,<br/><br/>"Bukan begitu!! Apa ada yang salah dengan kata-kataku barusan?? Kau sering tiba-tiba meninggalkan kami, dan kami sangat kehilangan saat kami tahu dari Rory kau tiba-tiba kembali keluar negeri." Lanjut Flair membela diri.<br/><br/>"Tidak, meskipun kalian keberatan, aku tidak akan pernah berangkat lagi dan aku akan bekerja di sini ke depannya." Lanjut Chad sambil meneruskan sarapannya.<br/><br/>" Ccuupp! Flair dan Fayre mencium pipi Chad di kanan dan di kiri dengan tiba-tiba.<br/><br/>"Paman, kami sangat senang sekali mendengarnya, ini bukan lelucon, kan?" Tanya Flair bersemangat.<br/><br/>"Aku tidak akan mempermainkan kalian bukan? Kalian sangat berharga." Jawab Chad sambil mengelus kepala si kembar.<br/><br/>"Lalu, bagaimana perusahaanmu yang di sana? Kau memindahkannya kemari?" Sahut Rory sambil mengunyah rotinya.<br/><br/>Chad meneguk jus belimbingnya dan menjelaskan,<br/>"Aku sudah menjual semua sahamku dan sudah ku selesaikan semua dengan petugas keuangan hingga beres. Jadi tidak ada yang perlu lagi aku khawatirkan." Semua tertawa lega dengan keputusan Chad ini.<br/><br/>Pagi ini Flair ada pekerjaan sendiri yang harus diselesaikan. Ia ditemani Rory pergi menyelesaikan pekerjaannya. Sementara Fayre melakukan hobi lamanya. Ia berenang di kolam renang pribadi di rumahnya. Dia sangat menikmati sekali cuaca cerah hari ini. Chad hadir, melepas handuknya dan tinggal memakai celana renang menyusul masuk ke kolam renang tanpa Fayre sadari. Saat muncul di pinggir kolam Fayre menemukan dua gelas orange squash dingin berada di pinggir kolam. Dari ujung seberang kolam baru ia menyadari Chad yang berada di sana. Setelah beberapa kali putaran Chad berhenti di sisi Fayre yang masih bermain dalam kolam.<br/><br/>"Aku melihat kau cemas tadi saat di ruang makan. Tentu bukan karena alasan yang sepele kau memutuskan untuk berpindah ke sini." Ucap Fayre menyelidiki.<br/><br/>"Mengapa?" ucap Chad bertanya balik. "Bukan suatu hal yang aneh kan jika aku kembali ke tanah kelahiranku. Ya meskipun aku tidak tahu siapa orang tua asli ku di sini." Lanjut Chad berusaha menghindar.<br/><br/>"Apa yang kau cemaskan?" Lanjut Fayre dengan mata meminta penjelasan.<br/><br/>Chad menarik nafas dalam-dalam. Ia tahu Fayre sangat peka dan dia tidak mudah menyembunyikan sesuatu dari Fayre. Pembawaan Fayre yang lebih tenang dan lebih dewasa adalah dua hal yang membuatnya berbeda dari Flair, dan Chad sangat menyukai hal itu. Karena hal itu membuat Fayre lebih mirip dengan almarhum ibunya. Hal itu jugalah yang membuat Chad merasa nyaman dan lebih dekat bersama Fayre.<br/><br/>"Apa Barric tidak pernah pulang?" Tanya Chad mengenai Barric kakak Fayre.<br/><br/>"Tidak, kau tau sediri kan ia lebih senang menyendiri. Hanya istrinya yang bekerja di IF Healty Center itu yang sering mengajak anaknya untuk sekedar berkunjung ke rumah ini." Jawab Fayre sambil menatap langit yang mulai terasa sangat menyengat.<br/><br/>"Aku menemukan kejanggalan di dalam laporan Atwood." Jawab Chad dengan pandangan jauh yang mengesankan beban yang mendalam.<br/><br/>Atwood adalah pabrik kecil di daerah perbukitan yang bergerak dalam pengerjaan furniture. itu adalah perusahaan keluarga peninggalan kakek Fayre yang di bangun bersama ayahnya saat masih muda. Mereka hidup di bawah naungan perusahaan itu.<br/><br/>"Aku ingin fokus mengelola dan membesarkannya." Jelas Chad.<br/><br/>Fayre keluar dari kolam renang, dan seketika bergidik saat lengannya tidak sengaja menyentuh tangan Chad yang memegangi sisi kolam. Ia mengeringkan diri di pinggir kolam sambil melanjutkan menikmati orange squash. Detak jantungnya mendadak bergejolak tanpa ia sadari ada suatu ketertarikan kepada Chad yang sudah ia pendam sejak kecil dulu. Melihat Chad tidak bereaksi apa-apa Fayre melanjutkan pertanyaanya,<br/>"Memang apa yang kau dapat?" Tanya Fayre mendalami kata-kata Chad.<br/><br/>"Aku menemukan kakakmu mulai bermain dengan uang." Jawab Chad dengan mata tertutup sambil menengadahkan kepalanya ke sisi kolam dan memainkan kedua kakinya dalam air.<br/><br/>"Maksudmu dengan bermain uang?" Sergah Fayre meminta penjelasan lebih.<br/><br/>"Ya aku menemukan beberapa data keuangan yang membuktikan kakakmu mungkin mulai terlibat pencucian uang." Fayre menutup mulutnya karena heran tak menyangka apa yang dilakukan kakaknya.<br/><br/>Dari jauh di meja dekat kursi berjemur ponsel Fayre berbunyi.<br/><br/>"Aku pergi lebih dulu, lain kali kita lanjutkan lagi pembicaraan tentang Barric." Pamit Fayre kepada Chad. Chad mengangguk. Ia memperhatikan Fayre yang berjalan menuju ponselnya, memandangi Fayre dan lekuk tubuhnya yang sangat menarik dibalut baju renang yang basah itu. Keponakan angkatnya itu membuat hatinya berdesir tak karuan. Ia tahu posisi nya membuatnya tidak mungkin menyukai Fayre atau mencintainya. Ia menenggelamkan diri di air kolam seraya menenggelamkan obsesinya kepada Fayre agar tidak berkepanjangan.<br/><br/>*********<br/><br/>Fayre memarkir mobil putihnya di halaman parkir Cadee Resto & Bar. Ia turun dan menuju ke kamar kecil dan di ruang toilet wanita ia berjumpa Nikki sedang merapikan rambutnya. Bukankah seharusnya ia tidak berada di sini? Pikir Fayre canggung melihat Nikki di depan cermin.<br/><br/>"Fayre, aku sudah menunggu mu." Sambut Nikki sambil memeluk ringan Fayre. Fayre hanya tertegun tak bersuara diperlakukan begitu. Dan itu berlangsung lama sampai Nikki keluar meninggalkan toilet.<br/><br/>Setelah dari toilet Fayre langsung menuju ruangan Nikki, tempat ia pernah menandatangani surat perjanjian pembelian resep oleh resto itu tempo hari. Ruangan itu begitu nyaman dan lebar. Nikki memberikan dua buah kotak berisi sepatu masing-masing untuk si kembar yang akan mereka gunakan untuk pemotretan kain dengan varian baru dari Beau Textile.<br/><br/>Dari sana Fayre ditemani Nikki menuju ke salah satu meja di resto untuk makan siang berdua. Dari kejauhan terlihat Kenrick melepas jas abu-abu muda yang ia kenakan kemudian ia menitipkan jas itu kepada salah satu waiters wanita yang berdiri di sana. Kemudian ada salah seorang tamu yang memanggil waiters tersebut. Kemudian waiter itu mengantungkan jas Kenrick di salah satu sandaran kursi untuk waiters di sana. Pasalnya ada seorang tamu yang membawa anak seusia empat atau lima tahun di sana bersama dengan anjing mereka. Anjing yang mulanya duduk tenang melihat orang-orang di sekitarnya segera bangkit saat di suruh mengambil bola kecil berwarna merah milik tuan muda kecilnya itu. Anjing itu mengendus-endus di bawah kursi waiter dekat pintu masuk ke ruangan dapur. Bola itu tak ditemukannya. Namun kemudian ia tertarik pada bagian bawah jas Kenrick yang digantung di sandaran kursi. Ia meraih jas itu, menggigit dan mencabik-cabiknya.<br/><br/>Fayre dan Nikki yang melihat hal itu langsung menuju jas dan anjing tadi. Nikki mencoba merebut tersebut dan menyuruh anjing itu pergi namun tak berhasil. Begitu Kenrick keluar dari dapur melihat apa yang terjadi ia, ia naik pitam melihat jasnya sudah terkoyak. Karena melihat semakin banyak orang yang merebut jasnya, anjing kecil itu memilih melepaskan dan kembali ke majikannya.<br/><br/>"JOLY!" Teriak Kenrick memanggil waiter wanita yang tadi dimintanya menjaga jasnya.<br/><br/>"Maaf pak, tadi ada salah satu tamu meminta bantuan saya." Ucap Waiter itu membela diri.<br/><br/>"Tidak ada alasan!" Sergah Kenrick.<br/><br/>"Kamu sudah berapa lama, di sini. Banyak waiter lainnya, mengapa kamu tidak panggil salah satu dari mereka. Ini tidak mungkin terjadi jika kamu tidak teledor. Tetap menjaganya dengan benar. Apapun itu alasan mu cepat keluar! Aku tidak mau melihat kamu lagi di tempat ini!" Bentak Kenrick pada perempuan malang itu. Dan pandangannya beralih pada Nikki.<br/><br/>"Nikki urus perempuan ini, pastikan jangan sampai ia kembali lagi!" lanjut Kenrick naik pitam. Kenrick bergegas pergi, Waiter itu pun mengejarnya.<br/><br/>"Tolong pak beri saya kesempatan sekali lagi. Tolong! Orang tua saya sedang sakit dan saya harus sendiri mencari uang untuk anak saya. "<br/><br/>Fayre yang mengetahui benar kejadian yang sebenarnya tidak bisa tinggal diam dan berusaha membantu. Waiter itu tidak bisa disalahkan secara sepihak pikirnya. Waiter itu terus meraih tangan Kenric meminta maaf.<br/><br/>"Beraninya kamu!" Waiter yang mengejar Kenrick didorong oleh Kenrick hingga jatuh. Kali ini bagi Fayre laki-laki itu sudah keterlaluan.<br/><br/>Fayre mendorong tubuh Kenrick hingga terbanting ke pintu ruangannya yang masih tertutup.<br/><br/>"Kamu keterlaluan sekali. Dasar laki-laki arogan tidak punya hati!" Bentak Fayre pada Kenrick.<br/><br/>"Apa masalahmu?" Bentak Kenrick balik kepada Fayre.<br/><br/>"Dia sudah meminta maaf atas kesalahannya dan memberitahu keadaannya, kenapa tidak sedikitpun iba, di mana hati nuranimu?" Lanjut Fayre tidak terima.<br/><br/>"Itu masalahnya dan bukan masalah mu, mengapa kau ikut campur?" Tunjuk Kenrick ke wajah Fayre.<br/><br/>" Ini jadi masalahku karena terjadi di hadapanku!" ujar Fayre minta didengar.<br/><br/>"Kau!" ucap Kenrick menunjuk wajah Fayre. Pandangan marahnya beralih ke waiter yang masih menangis di lantai tadi.<br/><br/>"Kamu selamat kali ini, tapi aku habisi jika terjadi lagi. " Ujar Kenrick kepada si waiter sambil menunjuk ke arahnya.<br/>Kenrick kemudian masuk ke ruangannya sambil membanting pintu. Fayre lega karena setidaknya keadaan aman bagi waiter tak bersalah itu.<br/><br/>"Ken!" Seru Nikki ikut masuk ke ruangan Kenrick.<br/>Fayre menghampiri waiter itu dan menenangkannya. Ribuan terima kasih ia sampaikan pada Fayre. Fayre tersenyum lega.<br/><br/>.<br/>.<br/>.<br/>*) Jangan lupa Follow IG : MyAzra_Tyas<br/>untuk tahu judul Novel saya yang lain</p>


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C6
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login