Download App
0.99% VIRA MORENO

Chapter 2: 2-

"Mom?" Seorang gadis dengan balutan piayama pink nya menuruni tangga dengan sedikit terhuyung.

Dengan tangan yang tenggelam ditelan pakaian, gadis itu terlihat berusaha untuk mengusap kasar mata kecil nya yang masih setengah tertutup.

"Mom?" Lagi-lagi ia memanggil, tapi tak ada sahutan yang berarti selain angin pagi yang menyentuh kulit serta kesunyian yang menerpa.

Ahhh, ia baru sadar. Mommy nya pergi ke acara pembukaan mall baru temannya. "Daddy? Kakak?" Di mansion besar itu, gadis itu tetap berusaha menemukan atensi orang yang dicari.

Gadis itu kemudian beranjak ke dapur, di lihat Marie sang maid sedang bertugas memasak makanan dengan sedikit ribut.

"Kak Marie?" Gadis itu memanggil pelan.

Marie tersentak dan berbalik, "ahh! Nona Lavi, anda sudah bangun ternyata, silahkan tunggu di meja. Saya akan memasak dengan cepat" ucap Marie sopan.

"Huh? Eung.." Lavi mengangguk tanda mengerti.

Segera ia beranjak pergi ke meja makan yang letak nya cukup jauh di dapur, membuka pelan pintu besar dan duduk dengan tenang.

"Morning Baby Lavi, Apa yang anda butuhkan?" Suara yang berasal dari robot otomatis yang bisa merespon gerak dan suhu tubuh terdengar di samping tempat duduk yang Lavi duduki.

Julukan baby tersemat sejak Robot berbentuk tabung itu tersemat di meja, biasanya digunakan sang ayah untuk mengetahui schedule penting saat makan.

Ntah siapa yang mencantumkan nama baby saat si robot melihat dirinya, ia pun tak tahu.

LAVINA VIRGO WINTARA, Gadis mungil dengan tinggi 165. Paras cantik dengan obsidian Gelap yang berbinar, hidung bangir yang selalu memerah lucu disaat ia merasa kedinginan, kulit putih khas keturunan sang ibu, bibir mungil berwarna pink yang sangat kenyal dipadukan dengan rambut bergelombang berwarna Hitam pekat.

Paras Lavi memang sangat tak diragukan lagi, Dikalangan anak-anak petinggi perusahaan yang menjadi teman erat keluarganya selalu kagum saat melihat kecantikan putri bungsu keluarga Wintara.

Dilengkapi dengan Kecerdasan yang diatas rata-rata serta multitalenta mampu membuat orang yang mengenal nya iri, ditambah dengan ia yang terlahir dengan sendok emas dan kain sutra membuat orang merasa segan ketika berada di dekat nya.

Lavi menopang dagu tanda ia merasa bosan, sesaat setelah Marie mengantarkan sarapannya, Lavi seakan tak berminat dan hanya memandang sendu makanan di depan nya.

Memainkan sendok dan membuat pola acak, cukup menandakan bahwa ia sedang di landa sendu.

"Hahhh" hembusan nafas kasar terdengar.

Lavi terkadang berfikir tentang orang yang menganggap hidup nya sempurna, digelimangi harta, memiliki paras menawan, Dianugerahi keluarga lengkap dan multitalenta membuat semua orang iri padanya.

Tapi kenyataannya, Lavi tak sebahagia Itu. Lavi tak seceria senyum yang ia selalu mekarkan di depan semua orang. Hatinya sepi, jiwanya kosong, mata nya buram dan semangat nya layu.

Kosong. Hanya satu kata yang menjadi gambaran nyata di setiap detik nafas nya, Buat apa? Buat apa kau mempunyai keluarga tetapi hanya uang difikiran mereka. Pertanyaan yang selalu terngiang-ngiang di benak seorang Lavina.

Ia tak bahagia, raga nya bebas tapi jiwanya kosong.

~~~~~~~~~

Chap (2)

#alv


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C2
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login