Download App
89.74% WEDDING (ENDING) / Chapter 35: PART 34

Chapter 35: PART 34

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan selama 8bulan ini kehidupan Chen dan Sana berjalan dengan baik, keduanya menikmati hubungan yang sangat harmonis.

Chen yang menemani Sana dengan baby twinsnya. Chen yang dengan setia menuruti semua keinginan aneh Sana. Chen yang dengan sabar meladeni Sana yang mood nya berubahubah. jika boleh dikatakan, Chen adalah suami idaman.

Chen mengelus perut Sana yang membuncit, ukurannya lebih besar dari ukuran ibu hamil usia 9bulan. mengingat ada baby twins didalamnya. sedangkan siibu hamil tertidur pulas, dengan Chen yang terus mengusap perutnya.

Chen ingat ketika Sana memintanya untuk memancing ikan disaat usia kehamilan Sana menginjak 4bulan.

Sana menyuruhnya memancing ikan, padahal Chen sama sekali tak suka dengan kegiatan memancing. begitupun daddy. wajar lah buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

" sayang plisss.. aku pengen makan ikan. tapi kamu yang mancingnya, pliss yah.. kamu mau anak kamu ileran?" Tanya Sana dengan puppy eyesnya. dan mampu meruntuhkan Chen yang tadi bersikeras menolak.

matimatian Chen membujuk daddy untuk mengajaknya memancing, sungguh daddy sangat susah diajak apalagi dirayu!bahkan Chen harus merengek dulu seperti anak kecil supaya daddy bersedia menemaninya.

" engga. daddy gak mau! ngapain nunggu berjamjam kalo cuma dapet ikan satu? lebih lelah dari pada nunggu gebetan peka Chen!" Chen menghela nafas, kenapa daddy jadi curhat gini sih?.

Chen terus merengek pada daddy. hingga akhirnya daddy mau dengan satu tatapan dan satu cubitan maut dari mommy.

Akhirnya Chen, Sana, daddy dan mommy memancing di salah satu tempat pemancingan di jakarta. Sana sangat bahagia ketika Chen mendapat satu ekor ikan disaat mereka menunggu hampir 3jam!

bahkan Chen dan daddy sudah menghabiskan beberapa gelas kopi, dan dalam waktu 3jam mereka baru mendapat satu ikan? astaga..

" kamu masak yah. tapi nanti dirumah. pliss " lagi, Sana memasang puppy eyesnya pada Chen. Chen menghela nafas kemudian melirik daddynya.

daddy malah tersenyum mengejek pada Chen. dan menghela nafas lega karena terlepas dari penjara Sana.

Sesampainya dirumah, Sana segera duduk manis di kursi makan, menonton Chen yang panik memotong ikan hidup.

" kamu gak boleh pukul ikan itu. kasian. tapi pelanpelan yah motongnya. aku kasian sama ikan itu " Chen menatap Sana bingung, Sana hampir menangis ketika dia menyuruh Chen untuk pelan pelan memotong ikannya.

" iya sayang aku pelanpelan. " ucap Chen, Sana mengangguk dan menyeka air matanya yang menetes.

'ga lagilagi deh gue bikin Sana hamil'batin Chen

ikan itu terus meloncat ketika Chen menekan pisaunya. satu jam barulah Chen menyelesaikan tugasnya dalam memotong ikan yang tidak bisa diam itu.

kalian tau Sana ngapain? dia nangis terisak, ketika melihat Chen memotong ikan itu jadi beberapa bagian. air mata menetes di pipinya yang bertambah tembem dan sesekali menjerit membuat Chen jengah.

tubuh Sana bertambah besar ketika usianya menginjak 3bulan. bahkan dulu Sana ngembek pada Chen karna tubuhnya yang besar. sedangkan Chen hanya menghela nafas pasrah ketika Sana memarahinya. padahal dia tidak salah apaapa loh.. hahaha.

Chen terkekeh ketika mengingat ikan yang digorengnya itu gosong karena Sana yang terus menggodanya, Sana terus menciumi bibir, leher, meraba dadanya hingga Chen tak bisa menahan lagi ketika Sana yang terus menggodanya.

Chen malah sibuk bercumbu dengan Sana, hingga melupakan ikannya. hingga bau gosong menghentikan aktifitas mereka berdua.

Sana merengek, menangis sampai sesenggukan percis seperti anak kecil yang meminta di belikan mainan, tetapi tidak dikasih oleh ibunya. bedanya,, Sana tak sampai tiduran dilantai. dia hanya menangis sampai membuat Chen pusing sendiri.

Bahkan Sana mendiami Chen sampai 3hari lamanya garagara ikan gosong itu. padahal Sana yang salah karna Sana malah menggoda Chen.

tapi apa daya seorang suami yang menghadapi istrinya yang sedang hamil?suami selalu kalah dan mengalah.

" mmhh.. " gumam Sana dalam tidurnya. Chen menatap wajah polos istrinya saat tidur. dia sangat cantik! Sana sangat cantik bahkan disaat tubuhnya bertambah besar.

Chen rindu disaat Sana mengidam, Chen rindu disaat Sana merengek, Chen rindu disaat Sana marah padanya, dan Chen rindu saat Sana yang berubah menjadi lebih hot ketika diatas ranjang. ehh

Chen mencium kening Sana lama, kini, baby twins mereka akan segera lahir. hanya menunggu beberapa hari.

Chen dan Sana tidak tau jenis kelamin baby mereka, karna Chen tak mau tau, biar jadi suprise katanya.

semua barangbarang kebutuhan baby sudah tersedia, bahkan kamar baby pun sudah ada. meskipun nanti baby mereka akan tidur dengan Sana dan Chen dulu. tetapi ketika baby mereka berusia 3tahun, twins akan terpisah.

5bulan yang lalu, seulgi dan June sudah menikah. dan saat ini seulgi mengandung. meskipun seulgi tida mengandung anak kembar. seulgi bahagia bersama June, tanpa ada orang yang mau menghancurkan rumah tangga mereka.

perusahaan Chen dan June semakin maju ketika mereka bekerja sama. sungguh kebahagiaan yang tak ternilai bukan.

Chen tersenyum menatap wajah istrinya, kemudian dia bangkit dan pergi dari kamar menuju kamar tamu. memang sejak kehamilan Sana 7 bulan, dia sudah tidak tidur bersama Sana, Chen trauma ketika Sana menendangnya dari kasur. hingga wajah tampannya itu dengan lancar mencium lantai.

Jika Chen ataupun Sana sedang mau enaena, mereka berdua akan mendatangi kamar pasangannya. dan selalu saja Sana yang mendatangi Chen. karna kalian tau lahh, hormon sex ibu hamil itu lebih tinggi.

~~~

Chen membuka matanya perlahan, sinar mentari berhasil menembus gorden berwarna coklat susu itu. Chen mengerenyit ketika melihat Sana yang tersenyum manis padanya.

Sana duduk di pinggir kasur Chen, " morning kiss sayang " Sana mengecup bibir Chen sekilas.

Chen tersenyum. " morning kiss " ucapnya dengan suara serak khas orang bangun.

Chen menekan tengkuk Sana dan mendekatkan wajah Sana kewajahnya, kemudian melumat lembut bibir Sana.

" sayanggg..emm aku mau icekrim " ucap Sana ketika pagutan mereka lepas.

Chen mengusap wajahnya lelah. 'astagaa.. jangan lagi'batinnya.

" iya.. nanti ya aku beliin ya sayang. " ucap Chen, Chen membelai lembut pipi Sana.

Sana menggeleng. " no! kamu harus bikin sayang "

Chen menghela nafas, mulai sudah ngidam aneh istrinya itu. " fine aku bikinin. tunggu aku mandi dulu "

" yeay!" sorak Sana.

~~~

Sana memandang suaminya yang dengan malas membuat icekrim. tidak Sana tidak ingin icekrim, dia hanya ingin suaminya memasak.

bahkan Sana memaksa Chen memakai apron pink bergambar hello kitty. meskipun Chen menolaknya dengan keras. tetapi Sana merengek dan berhasil memakaikan apron itu.

tibatiba Sana merasa sangat sakit di perutnya, ini sakit. seperti sesuatu dirobek paksa diperutnya.

" sshh... sa.. sayang.. sa.. sakit " Sana merintih, tetapi Chen tak mendengar karena suara Sana sangat pelan.

" ssh.. Cheennn!!! sakit " pekik Sana, Chen terlonjak kaget mendengar teriakam Sana.

Sana memegang perutnya, keringat bercucuran di dahinya, dan wajah kesakitan itu nampak di wajahnya.

" ss... sssayang.. sakit " rintih Sana lagi.

dengan cepat Chen menghampiri Sana dan merengkuh tubuhnya. Chen melirik paha Sana. basah! " astaga! San. ketuban kamu pecah! "

Chen memapah Sana pelan, dia memanggil garry-supir pribadinya.

" gar! cepat!! antarkan aku kerumah sakit! Sana melahirkan !" teriak Chen.

~~~

disini Chen. menyaksikan Sana melahirkan, wajahnya terlihat tenang, datar. padahal hatinya tegang dan takut. tetapi dia harus tegar dan memberi kekuatan pada istrinya.

Sana merasakan sakit yang luar biasa seperti tulang miliknya yang dipatahkan secara bersamaan. Sana mencengkram pergelangan tangan Chen.

" CHEN INI SAKIT!"

" ini sudah pembukaan kesepuluh.. sudah waktunya " ucap dokter yang menangani Sana

to be continued

1 part lagi ending gais:'

Cpet bnget:'

next?


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C35
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login