Download App

Chapter 2: Part 1: Louis Coulson

Louis Coulson...

Lelaki setengah bersayap ini sedang melihat dunia manusia yang damai di sebuah bangunan yang tinggi

Louis memang dikenal dengan orang yang tak bersyukur.

Karena menurutnya sayap hitamnya ini mengganggu.

Seringkali manusia menganggapnya aneh dan kadang bilang bahwa Louis itu adalah iblis.

Louis nampak sedih sekarang dengan fisiknya yang tidak bagus.

Louis meneteskan air matanya pertanda bahwa dia menangis sekarang.

Louis menangis seraya menarik narik sayapnya agar lepas.

Tetapi, percuma segimanapun dia menghancurkan sayapnya. Sayapnya tak akan lepas dari punggung nya.

Kadang, Louis menyakiti sayapnya tersebut dengan pisau. Tetapi, percuma rasa sakitnya akan menjalar ke tubuhnya.

Dia berpikir. Kenapa dia dilahirkan setengah iblis dan setengah malaikat.

Louisberdiri dari duduknya dan mengusap air matanya.

Dia memenjamkan matanya perlahan perlahan dan terjun dari gedung setinggi 20 lantai tersebut.

Dia ingin bunuh diri saja. Mungkin baginya mati itu enak daripada harus hidup dengan beban yang seperti ini.

Tetapi, saat dia terjun sayapnya malah mengepak seperti menghentikan aktivitas Louis yang mencoba bunuh diri itu.

Louis merasa di awan awan sekarang. Apakah dia sudah berada di surga?

Louis perlahan membuka matanya dan dia berada di awan awan yang lembut, selembut sutra.

Louis merasakan jika sayapnya sedang mengepak.

"Sayap sialan"ucap Louis. Louis terbang di antara awan awan putih serta senja yang indah.

duduk diantara awan awan sambil melibat ke arah senja.

Hatinya remuk sejadi jadinya dia memegang dadanya yang sakit.

"Kenapa? Kenapa?!!! Aku harus ditakdirkan oleh dua dunia?!!!"

"Tuhan tidak adil!!! Semuanya Tidak adil!!!"

"Semuanya brengsek!!"

"Aku hanya ingin hidup normal sebagai manusia!!! Bukan diantara dua dunia yang menyedihkan!!!"

Keluhannya terus terucap dari mulutnya membuat dirinya depresi.

Louis pun berdiri dan terbang kembali ke bawah awan.

•••

Hujan turun deras sehingga Jane bingung untuk pergi ke sekolah.

Hanya ada satu payung di keranjang itu. Jane bingung.

"Hey!! Jangan pakai payung itu!! Pamanmu ini mau kerja cari uang!!"ucap sang paman.

Jane memutar bola matanya dengan jengkel.

"Aku tak sudi memakai payung itu"ucapJane memakai hoodienya.

Tiba tiba sang bibi melempar panci itu mengenai kepala Jane.

Jane senantiasa bersabar kini dia sudah SMA dia harus dewasa menghadapi paman dan bibinya itu.

"Kau sudah berani beraninya kepada pamanmu!! Siapa yang membiayayaimu?! Pamanmu kan?!"bentak sang bibi.

"Makanya!!! Kau ini jadilah anak yang berguna!! Jika kau tau rekening ibumu!! Bibi dan paman akan mengambilnya!!"ucap sang bibi.

Jane menghembuskan nafas kasar dan pergi ke sekolah.

•••

Louis melihat hujan sedang deras saat ini. Dia lebih memilih turun dan kembali ke gedung tinggi tersebut dengan berjalan kaki.

Louis turun di dekat palang kereta. Dia berniat berjalan saja tanpa harus mengandalkan sayapnya.

Dia belum bisa akur dengan sayapnya yang aneh itu.

Saat di palang kereta. Kereta melaju dengan kencangnya sehingga dia harus menunggu.

Saat kereta sudah lewat dia melihat seorang gadis memakai hoodie berdiri sambil membaca buku.

Gadis itu menyadari kereta sudah lewat dan dia berjalan dan menatap Louis.

Louis sedari tadi dilihat oleh Jane dia melihat kembali hingga mereka berpas pasan di tengah jalan kereta.

Jane menatap Louis dengan tanda tanya.

Jane heran dengan penampilan Louis karena dia bersayap.

"Apa kau malaikat?"tanya Jane. Louis menatap Jane dengan bingung.

"Tetapi, jika aku bertemu malaikat disini sungguh tak mungkin"ucap Jane.

Louis masih memandang Jane dengan datar.

"Tetapi, jika kau malaikat kenapa bajumu serba hitam? Malaikat harusnya bercahaya dan berbaju serba putih"ucap Jane.

"Tau apa kau tentang malaikat?"tanya Louis.

"Astaga~ aku menanyakan baik baik kau menjawabnya dengan tatapan datar"ucap Jane sambil mengerucutkan bibirnya.

Louis tersenyum tipis menanggapinya.

"Aku tanya sekali lagi. Apa kau malaikat?"tanya Jane lagi.

Louis mengernyitkan dahi dan lebih memilih tak menjawab.

"Aishh!! Kau membuang waktuku! Ya sudahlah, jika kau tak mau memberitahuku"ucap Jane kembali berjalan melewati Louis.

"Aku bukan malaikat"ucap Louis. Langkah Jane terhenti dan memandang Louis.

"Apa?! Jadi sebenarnya apa kau ini? Vampir?"tanya Jane.

"Aku Malaikat setengah Iblis"ucap Louis. Jane memandang Louis lagi.

Jane menghampiri Louis dan melihat dengan tanda tanya.

Jane mengulurkan tangannya seperti mengajak Louis berkenalan.

"Kenalkan namaku Jane Lucifer. Usiaku 18 tahun"ucap Jane. Louis menatap tangan Jane dengan aneh.

Louis memilih memasukan tangannya ke saku bajunya.

"Louis Coulson"ucap Louis.

"Berapa usiamu?"tanya Jane.

"100 tahun"ucap Louis.

"Apa?! Tetapi, wajahmu seperti usia 20 an. Oh ya aku mengerti Malaikat akan panjang umur"ucap Jane.

"Louis"panggil Jane. Louis menandang Jane.

"Sepertinya kau dikirimkan oleh Tuhan untuk melindungiku"

You should build your own goals and dreams. I think it's really sad that some people don't get a chance to build their own dreams because of outside pressure.

-Louis Coulson

-Jungkook End-


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login