Download App

Chapter 262: Hal Baru

Amarah, Kecewa, Sedih, dan tak berdaya, itulah yang dirasakan seorang pria yang selama ini menunggu cintanya terbalas, namun nyatanya seseorang sudah mendahuluinya saat ini. Bukan saja dia mendapatkan penolakan dari wanita yang dicintainya, tetapi dari keluarganya yaitu Kakeknya.

Dengan emosi yang mulai memuncak, akal pikiran pria tersebut sudahlah tumpul, hingga dia ingin menyerang pria yang dia anggap menjadi dalang hilangnya kesempatan dirinya untuk mendapatkan kebahagiaan yang selama ini dia tunggu.

"Apakah dengan kekuatanmu yang lemah itu, kamu bisa menyerangku" kata Zen, setelah seorang manusia naga yang saat ini sudah menyela pertemuannya dengan Kakek dari Tio.

Namun pria itu yang bernama Airos langsung melesat dan hendak menyerang Zen. Namun sebelum serangannya sampai pada Zen, Zen langsung memukul bagian perut dari pria yang menyerangnya itu.

Bukan itu saja tindakan Zen, setelah dia memukul bagian perutnya, Zen langsung menyerang semua bagian tubuh dari Airos yang menyebabkan dia tidak berdaya saat ini. Dan adegan finalnya, Zen memukul kepala dari Airos dan membuatnya terpental dan memporak – porandakan kediaman ini dan terpental keluar melalui tembok rumah Kakek dari Tio.

Setelah melihat lubang yang besar, hasil perbuatannya pada rumah Kakek dari Tio, Zen langsung menggunakan skill restorationnya dan mengembalikan keadaan rumah ini seperti semula, setelah Zen meminta maaf atas perbuatannya.

"Bagaimana calon suamiku Kakek?" kata Tio kemudian, yang menyadarkan Kakeknya dari lamunanya saat ini, setelah melihat kekuatan dari Zen.

"Hahhh.... sepertinya kamu sudah menemukan seseorang yang tepat untuk menjagamu Tio" kata Kakek dari Tio.

Tentu saja perkataan Kakek Tio langsung membuat Tio sangat bahagia saat itu juga, karena Kakeknya menyetujui hubungannya dengan Zen. Walaupun jika Kakeknya tidak menyetujuinya, dia tetap akan menikah dengan Zen apapun yang terjadi.

Akhirnya pertemuan Zen dengan Kakek dari Tio sudah berakhir, setelah mereka makan malam bersama pada kediaman ini. Setelah mengobrol sebentar dengan Kakek dari Tio, Zen memutuskan untuk menuju kesebuah kamar yang akan menjadi kamarnya untuk menginap pada kediaman ini.

"Lelahnya..." kata Zen yang langsung membaringkan tubuhnya pada sebuah tempat tidur yang empuk.

"Baiklah, siapa lagi yang harus aku kunjungi setelah ini" gumam Zen, dikarenakan dia bertekad untuk mengunjungi semua keluarga dari para wanitanya, dengan tujuan meminta restu untuk menikahi putri mereka.

Namun saat Zen sedang memikirkan siapa yang harus dia kunjungi terlebih dahulu, pintu kamarnya mulai terbuka dan seorang wanita yang menggunakan piyama sudah memasuki kamarnya saat ini.

"Tio?" kata Zen setelah melihat siapa yang memasuki kamarnya tersebut.

Namun bukannya menjawab, Tio langsung melepaskan piyama tipis yang dikenakannya, setelah dia menutup pintu kamar dari Zen dan langsung menunjukan tubuhnya yang indah dan tidak tertutupi satu helai benangpun padanya.

"M-Master aku menginginkannya" kata Tio, sambil berjalan mendekat kearah Zen yang saat ini sudah duduk pada tempat tidurnya, untuk melihat pemandangan yang indah didepannya.

Zen lalu melepaskan baju yang dikenakannya dan langsung meraih tangan Tio dan menariknya hingga dia jatuh diatasnya. Tio sendiri yang saat ini sudah berbaring diatas tubuh Zen, dengan payudara besarnya sudah menindih dada dari Zen, tanpa pikir panjang langsung mendekatkan bibirnya untuk mencium Zen dengan penuh gairah.

Ciuman panas mereka akhirnya dimulai saat itu juga, dimana suara kecupan mulai memenuhi ruangan ini, dan membuat mereka berdua yang melakukannya semakin termakan nafsu. Selang beberapa lama kemudian, Zen langsung memutarkan tubuhnya hingga Zen sekarang yang sedang berada diatas Tio.

Perlahan Zen mulai meraba bagian payudaranya hingga bagian spesial milik Tio yang sepenuhnya sudah basah. Tanpa pikir panjang, akhirnya Zen langsung memulai aksinya bersama Tio dikamar ini.

Suara erangan kenikmatan Tio bisa terdengar sangat keras ditempat ini, karena perbuatan mereka pada malam yang panas dikediaman ini, hingga akhirnya mereka berdua sudah kelelahan setelah berkali – kali melakukannya.

"Terimakasih Master" kata Tio yang saat ini sudah masuk kedalam mimpinya, setelah mereka sudah puas melakukan kegiatan mereka sebelumnya.

Keesokan harinya, Zen mulai terbangun dari tidurnya. Namun setelah melihat kearah sebelahnya, ternyata Tio sudah tidak berada disana dan saat ini sedang berada dikamar mandi dan membersihkan tubuhnya, karena suara gemericik air bisa didengar oleh Zen.

"Hm... apa yang harus aku lakukan sekarang?" gumam Zen yang saat ini mulai meregangkan tubuhnya dan mulai duduk ditempat tidurnya.

Namun Zen mulai mengingat sesuatu, yaitu dia belum menyelesaikan main quest aneh yang dia terima sebelumnya, yaitu menggunakan metamorfosis untuk mengubah stuktur tubuhnya saat ini.

"Apakah aku harus melakukannya sekarang?" gumam Zen.

Namun akhirnya Zen memutuskan untuk melakukannya sekarang, sambil menunggu Tio yang masih betah berada dikamar mandi dan sedang membersihkan tubuhnya. Zen tanpa pikir panjang langsung mencoba meneliti seluruh tubuhnya dan mencoba untuk meningkatkannya.

Zen lalu menutup matanya dan mencoba menggunakan skill metamorfosisnya saat ini kepada tubuhnya. Namun saat dia memindai tubuhnya menggunakan metaforfosis Magic, dia merasakan sesuatu yang mengekang jiwanya untuk berkembang dan dia tidak tahu mengapa harus ada sesuatu yang mengekangnya.

"Jadi ini gunanya skill metamormosis, untuk melepaskan kekangan yang menghalangi jiwaku untuk berkembang" kata Zen setelah memperhatikan kondisi jiwanya.

Perlahan Zen mulai menggunakan skill metamorfosisinya untuk melepaskan kekangan yang menahan jiwanya. Namun saat dia melakukannya, kekangan itu sangatlah kuat sehingga membuatnya sangat kesusahan untuk membukanya.

"Cih mengapa tidak berhasil" kata Zen.

Namun dia tidak menyerah dan terus melakukannya. Keringat sudah membasahi tubuhnya karena apa yang dia lakukan, tetapi akhirnya apa yang dia perbuat saat ini mulai terlihat hasilnya, karena perlahan kekangan itu mulai terbuka sedikit demi sedikit.

"Sedikit lagi" kata Zen.

Perlahan sebuah energi mulai mengalir sedikit demi sedikit dari tubuh Zen, setelah kekangannya berhasil dia buka sedikit. Namun entah apa yang diperbuatnya, sekarang kekangan tersebut tiba – tiba saja langsung terbuka secara seluruhnya.

Zen yang melihat itu sempat panik sejenak, dikarenakan dia takut perbuatannya akan menyebabkan sesuatu yang tidak diinginkan. Namun saat ini, dia merasakan perasaan yang nyaman dikarenakan energi yang sudah terlepas tersebut mulai mengalir dalam tubuhnya.

Aliran energi tersebut semakin deras, hingga tubuh Zen tidak bisa menampungnya saat ini, dan membuat seluruh tubuhnya mengalami sakit yang teramat sangat.

"AHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH"

Teriakannya memenuhi tempat ini, dan Zen berusaha untuk menahannya. Perlahan rasa sakit tersebut mulai menghilang, namun saat ini dia sangat terkejut dengan apa yang dia lihat, Karena Zen saat ini sedang menyaksikan tubuhnya masih terbaring dengan nyaman pada tempat tidurnya.

"Apa yang terjadi?" katanya, dan dia langsung melihat kedua tangannya.

Dia sangat terkejut melihatnya, dikarenakan seluruh tubuhnya saat ini dalam wujud jiwa yang keluar dari tubuhnya. Zen yang melihat hal tersebut mulai panik dengan apa yang dia alami dan mencari tahu bagaimana cara kembali ketubuhnya.

Namun dari arah belakangnya, dia mendengar suara yang membuatnya sangat terkejut, yang membuatnya langsung menoleh dan melihat asal suara tersebut.

"Kamu berhasil Anakku"


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C262
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login