Motor melaju dari Banyuwangi ke Situbondo di pagi yang cerah, ini semua adalah pengalaman pertama kali Bella dibonceng menggunakan motor. Sebelum Ia bertemu kembali dengan Marvel, Ia hanya pernah berkencan menggunakan mobil. Udara pagi di jalanan masih terasa sangat segar dan hangat. Meski hari libur tetapi tidak ada kemacetan. Sangat jauh berbeda dengan kota besar yang Ia tinggali sebelumnya.

Tangannya melingkar erat di pinggang Marvel, sesekali Ia tertawa ketika Marvel mengajaknya bicara tetapi jawabannya tidak nyambung karena salah dengar. Ini lucu sekali, Bella baru tahu hal ini. Mungkin kelihatannya bodoh tetapi Ia menikmatinya. Marvel pun nampak tidak marah.

"Kita sewa mobil dulu," seru Bella mengingatkan.

Marvel mengarahkan sepeda motor bututnya ke penitipan, ini masih jauh dari daerah Baluran tetapi sesuai pertimbangan berdua, lebih baik tidak menunggu ketika sudah sampai. Marvel pun tidak menjamin bahwa di sana mereka akan bisa menyewa mobil.

"Yeaaah, kita sudah hampir sampai nih," ujar Marvel.

Suasana sejuk menyapa mereka, pepohonan rimbun di kiri kanan jalan menandakan bahwa sabana yang mereka tunggu-tunggu akan segera ada di depan mata. 

"Ini udah mulai masuk hutan nih," gumam Bella.

"Iya, keren banget. Tapi kenapa Kau tidak pernah merekam atau memotret apapun sih?" tanggap Marvel.

"Ah, mengganggu konsentrasi aja. Lebih enak dipandang langsung dari pada lewat kamera, kan?" tanggap Bella.

Bella tidak akan pernah mengambil gambar apapun dari kegiatannya, Ia berjanji pada dirinya sendiri agar tidak terlena. Jika satu kali saja Ia tergoda untuk narsis di internet, maka semuanya bisa hancur. Vincent dan orang-orangnya akan tahu di mana Ia berada. Apa lagi jika pasang foto wajah. Di sisi lain Ia juga tidak akan membocorkan alasan itu kepada Marvel, mungkin tidak untuk sekarang.

"Siap-siap kalau kita tiba-tiba lihat merak jantan, bulunya indah sekali, Bell," seru Marvel.

"Pelan-pelan nyetirnya," tanggap Bella. 

Angin yang berhembus langsung dari alam terasa sangat segar dan menyenangkan, tidak ada polusi apapun, Bella tidak menyesal membuka jendela mobil lebar-lebar. Kicau burung terdengar bersahut sahutan dan nampak berloncatan dari satu dahan ke dahan lainnya. Bella tidak meninggalkan satu kesempatan pun untuk memandang keindahan mereka.

"Masih ada burung yang terbang dengan bebas di sini," ucap Bella.

"Iya, itu baru burung-burung kecil. Jika beruntung, kita akan melihat rangkong ataupun Elang Jawa," tanggap Marvel.

"Benarkah?"

"Hmm, tunggu saja jika tidak percaya."

Mobil yang dikemudikan oleh Marvel berjalan dengan pelan, beruntung Bella mengisi bensin terlebih dahulu sebelum memasuki area hutan.

"Eh, ini statusnya taman atau hutan, sih?" tanya Bella.

"Taman, Taman Nasional Baluran," jawab Marvel dengan mengedarkan pandangan sembari menyetir.

"Eh, itu itu…"

Bella menajamkan pandangan saat dilihatnya burung berbulu indah tidak jauh dari tempat mereka lewat. Warna hijau mendominasi ekornya yang mekar. Tidak salah lagi, itu merak jantan seperti yang Marvel maksud. Marvel membiarkan Bella memandangnya hingga puas dan menghentikan mobilnya sesaat.

"Wahh, keren banget," ucapnya.

"Benar, kan? Ini seperti kebun binatang terbuka. Kita tidak bisa menentukan kapan kita akan melihatnya tetapi kita bisa melihat mereka langsung di alam lepas," papar Marvel.

"Ayo kita lanjut, Vel," ujar Bella.

Mobil mulai memasuki alam yang lebih tandus, semakin lama semakin luas, Bella tidak ragu lagi bahwa ini adalah sabana yang terbentang di depan mata mereka. Monyet-monyet mulai nampak seperti menyambut mereka, berloncatan ke sana kemari.

"Aku baru lihat banyak monyet dilepas begini, biasanya dikandang sama orang-orang atau dijadikan sirkus topeng monyet," ucapnya.

"Hffh, itu animal abuse," ucap Marvel tidak suka.

"Keren banget mereka tidak takut sama manusia," ujar Bella.

"Tidak lah, coba Kau turun mobil. Ransel dan topimu bakal direbut sama mereka," sahut Marvel dengan sedikit tawa kecil.

"Big no! Bekal kita bisa lenyap," tawa Bella.

"Hahaha, ayo kita lanjut. By the way setelah ini kita bakal lihat kawanan rusa, kerbau, bisa juga banteng."

"Yo, lanjut yok."

Baru beberapa meter mobil melaju, mata Bella sudah menangkap kawanan rusa di samping kanan mereka. Marvel tidak ketinggalan untuk mengeluarkan handphone-nya dan mengambil beberapa gambar dan video.

"Aku suka sama paduan warnanya, warna rusa cocok sama warna sabana ini," ucapnya.

"Oh, selera visualmu tinggi ya," tanggap Bella.

"Hampir setiap orang begitu sih," Marvel tersipu.

"Tapi ini emang benar-benar keren, makanya cocok dapat julukan Africa Van Java," ujar Bella.

Hamparan tanah lapang yang coklat dan tandus terpampang sangat luas, roda mobil mereka mengikuti satu-satunya jalur yang membelah di tengah-tengah.

"Bella, bisa fotokan aku di sini?" ujar Marvel seraya menghentikan laju mobilnya.

"Boleh, ayo kita turun," sahutnya.

Angin gurun yang hangat menerpa wajah mereka, mesti sedikit berdebu dan silau oleh cahaya matahari, Marvel tetap berpose ala-ala petualang dengan latar belakang gurun. Beberapa jepretan berhasil di tangkap oleh Bella. Marvel berpindah-pindah tempat untuk mengambil angel yang cocok. Berkali-kali Ia memilih Gunung Baluran sebagai background-nya.

Bella menangkap sesuatu nun jauh di sana, seekor kerbau hitam melintas dengan tenang.

"Vel, lihat. Ia mendekat," ujar Bella.

"Itu banteng, Ia hanya akan lewat, tidak mungkin mendekati kita. Kau takut?" tanggap Marvel.

Bella menggeleng meski ada sedikit rasa khawatir, Ia melanjutkan mengambil gambar-gambar Marvel. Lelaki itu betah sekali foto. Setelah lelah berfoto-foto, Marvel menyandarkan badannya ke sisi mobil, menikmati angin hangat yang berhembus.

"Aku suka anginnya, panas tetapi tidak berpolusi," ujar Bella.

"Wisata alam enak banget, dari dulu aku suka wisata alam. Ke pantai, naik gunung, susur sungai, jelajah hutan dan naik turun tebing. Kapan-kapan kita ke Kawah Ijen, yuk?"

"Itu harus malam, kan? Aku tidak bisa," ujar Bella menghembuskan napas frustasi.

"Bisa siang, sih. Tapi bakal dingin banget," tanggap Marvel. Bella mengangguk-angguk.

"Apapun yang terjadi, kalau malam aku tidak bisa. Aku punya anak yang harus kujaga," ucap Bella.

Marvel terdiam, mereka menikmati keheningan yang tercipta di tengah kebersamaan mereka. Bella menyadari bahwa Ia menikmati kebersamaannya dengan Marvel. Lelaki itu masih bisa Ia kendalikan menjadi hanya sebatas teman dari pada sepasang lawan jenis yang sama-sama mendambakan kekasih.

Marvel bercerita bahwa Ia susah sekali menjaga hubungan dengan perempuan, sudah berpuluh-puluh perempuan kabur meninggalkannya dengan alasan yang menurutnya tidak masuk akal. Bella tidak bisa menolong sama sekali dan hanya sanggup membuka telinganya untuk menerima curahan hati Marvel.

"Setelah ini kita akan ke mana?" tanya Bella memecah keheningan.

"Masih di sini lah, Baluran masih luas," tanggap Marvel.

"Maksudku, setelah ini ada apa lagi?"

"Kita ke Pantai Bama, karena di sana ada hutan mangrove dan suasana bawah laut yang indah banget. Kau bisa renang?" jawab Marvel.

Bella menggeleng.

"Oke, tidak apa-apa. Kita masih bisa naik perahu menyusuri mangrove," Marvel membuka pintu mobil setelah mengedikkan bahu kepada Bella.

"Ya, maaf," ucap Bella menyesal.

"It's okay, Bella. No problem."

https://dynamic.webnovel.com/book/18533884806200905?utm_source=writerShare&utm_campaign=4310647660 
***

21+
BDSM ALERT
Boleh dibaca asal tidak menirukan adegan di dalamnya secara sembarangan
***

Sebelum menyimak cerita ini yuk dukung Aya Liliput dulu dengan cara:
1. Tap love di akun Webnovel AyaLiliput2
2. Follow Instagram aya_liliput dan ayaliliput2
3. Kepoin novel Aya Liliput yang lain di aplikasi Google Play Book

***

Bella memposting foto Vincent yang lagi-lagi bertelanjang dada, di gambar kedua Ia memposting foto wanita seksi yang wajahnya disensor kemudian memberi caption, 

"I wanna come and cum to you."

Ratusan komentar membanjiri postingannya dalam hitungan menit. Bella kembali memposting foto lain di akun yang berbeda. Semua konten tidak senonoh yang berpotensi menjatuhkan nama Vincent. Masih ada ratusan caption yang Bella buat untuk menghancurkan nama Vincent. Hari liburnya benar-benar berfaedah, Ia tersenyum puas.

"Hahaha I'm the devil, you see?" Caption di foto Vincent yang Bella edit memegang botol vodka.

***********

Tidak mudah bagi Aron untuk mengiyakan keinginan gadis di depannya begitu saja. Ia baru mengenalnya meskipun terhitung sudah dua kali membuktikan bahwa gadis itu benar-benar submissive.
"Aku… aku ingin mewujudkan fantasi-fantasi yang ada di pikiranku. Aku ingin mengeksplorasi duniaku ini lebih luas," ujar Bella.
Tentu saja kebanyakan orang yang memiliki ketertarikan terhadap dunia ini akan menjawab seperti itu. 
"Tidak ada pikiran kalau ternyata Kau menginginkan scene untuk memvalidasi bahwa dunia BDSM ini ada?"
"Sebenarnya justru lebih ke memvalidasi apakah aku benar-benar into BDSM atau tidak, sih," jawab Bella.
Bella sudah membuktikan bahwa lelaki di depannya adalah sang dominan. Aron menahan tawanya. 
"Lalu Kau ingin membuktikannya denganku? Mengapa Bella?"
"Karena aku percaya padamu, Kak." 

*******

Selama diperjalanan walaupun lokasi tujuannya masih berada di kawasan Pantai Tanjung Lesung, namun mereka bagaikan melewati kawasan hutan kecil bahkan sekilas melihat monyet di atas pohon. 

"Bang tunggu dulu! Itu di atas pohon ada monyet" ucap Ayu tercekat, tak percaya ada hewan itu yang masih berkeliaran di sekitar kawasan wisata.

"Monyetnya peliharaan wilayah sini kali, supaya menarik wisatawan" tebakan Rashid.

"Eh tunggu Lutung! Monyet! Kera! Jangan pergi!" teriak Ayu, sekilas tidak terlihat jelas jenis monyetnya. 

"Ayo Bang kejar monyetnya ke arah sana!" teriak Ayu menunjuk ke suatu arah sang monyet pergi. 

Rashid mengayuh sesuai arahan, namun sang monyet cepat sekali menghilangnya hingga tak sempat Ayu mengambil foto monyetnya dimana monyet tadi bergelayutan sehingga membuat Ayu kecewa.
"Jiah.. Monyetnya kabur. Tau aja mau dipoto dijadiin kenang-kenangan"

"Bukankah kemarin Neng sudah puas lihat monyet ekor panjang di Ujung Kulon? Monyet di sana malah mendekati manusia, minta makan hingga berebut makanan" komentar Rashid

"Benar sih, tapi kayaknya jenis monyet di sini sedikit berbeda" 

"Ya Abang bisa lihat perbedaannya, tapi monyet di sana lebih cantik dengan ekornya yang panjang daripada di sini ekornya lebih pendek dan kecil"

"Monyet di sana namannya juga monyet ekor panjang, jadi wajar donk ekornya panjang. Abang gimana sih?"

"Hehehe.. Abang gak tahu jenis-jenis monyet sih" jawab Rashid. Lalu ia bertanya 
"Bukankah monyet itu sama aja jenisnya?"

"Ya bedalah.. Nih Neng jelasin ya jenis monyet yang Neng tahu, ada Orang Utan yang berasal dari Sumatera dengan ciri khas kulit dan bulunya berwarna cokelat dan kepala bagian atasnya hampir botak, Lutung Banggat dari Kalimantan dengan ciri khas ekornya panjang dan warna bulunya perpaduan putih abu dan hitam, Bekantan dari Kalimantan juga dengan ciri khas hidungnya panjang, Monyet Hitam dari Sulawesi Utara dengan ciri khas seluruh kulit dan bulunya berwarna hitam tapi hanya pantatnya saja yang berwarna merah muda, Monyet Ekor Babi dari pulau Mentawai, Monyet Tarsius Kerdil dari Sulawesi Tengah dengan ciri khas monyetnya kecil hanya 15 cm dan berat hanya 80 gram, Monyet Daun Natuna dari pulau Natuna, Owa Jawa dari pulau Jawa, Simakobu, dan masih banyak lagi jenis monyet lainnya yang tersebar di negara lain" jelas Ayu

"Wow ternyata banyak ya jenisnya, dikirain sama karena Abang tidak bisa membedakan monyet satu dengan monyet lainnya"

"Ya Neng juga gak bisa bedain si monyet satu dengan monyet lainnya jika mereka berkumpul dalam satu kelompok dengan jenis monyet yang sama. Tapi.. Kalau mereka berkumpul dengan jenis yang berbeda, maka akan terlihat mencolok bedanya".

"Kalau Lutung Banggat dengan monyet ekor panjang, apakah sama jenisnya? kan sama-sama berekor panjang" tanya Rashid.

"Beda. Kalau Lutung Banggat warna bulunya perpaduan putih abu dan hitam, sedangkan monyet ekor panjang ciri-ciri bulunya coklat keabu-abuan dan sering dipelihara dan dijadikan pertunjukan topeng monyet keliling kampung" jelas Ayu.

"Oh begitu rupanya. Jadi tadi monyet jenis apa?"

"Entahlah, dari ciri-cirinya sih mirip monyet ekor panjang, tapi sedikit berbeda. Bulunya walaupun coklat keabu-abuan tapi ada sedikit campuran hitam, badannya kecil dan ekornya tidak terlalu panjang. Apa ya?" tanya Ayu sambil mikir.

"Sudahlah gak usah dipikirin! Lanjut lagi aja yuk sepedanya!"

"Ya sudahlah, yuk cabut" ucap Ayu menyetujui.

Mereka menggoes sepeda selama 15 menit, sampailah di Tanjung Lesung Beach Club, wahana olahraga air terlengkap di Tanjung Lesung. Di sana terlihat wahana water sportnya masih sepi karena jam menunjukan pukul 08:25 pagi. Tamu-tamu hotel pasti masih sarapan atau malas ke luar villa pagi hari sehingga hanya mereka saja tamu yang ingin menggunakan fasilitasnya.

Di sana tersedia berbagai aktifitas seperti banana boat, snorkeling, wake board, sea kayak hingga jetski. Harganya bervariasi, setiap aktifitas wahana berbeda tarifnya dan rata-rata waktunya selama 20 menit. 

"Jadi pilih yang mana?" tanya Rashid yang bingung memilih.

"Semuanya.. " Jawab Ayu dengan semangat.

"Yakin?" 

"Tentu saja yakin. Boleh ya Yank.." ucap Ayu sambil bergelayut manja di lengan suaminya.

Istrinya seperti itu, Rashid bisa apa selain menyetujuinya?
"Baiklah"

Setelah ganti baju, Ayu memakai baju selam yang serba tertutup sedangkan Rashid mengenakan setelan baju renang tangan pendek dan celana pendek, serta keduanya memakai rompi pelampung demi keselamatan. 

sebelum terjun ke air laut mencoba permainan airnya, mereka pemanasan terlebih dahulu dengan gerakan ringan selama beberapa menit.

Wahana pertama yang dinaiki adalah banana boat. Mereka berdua saling berpelukan menaiki perahu angin yang berbentuk pisang berwarna kuning, lalu ditarik dengan jetski oleh pegawai yang menyewakan banana boat itu. 

Sedangkan para pengawal Rashid menaiki speed boat di dekat mereka, supaya majikannya selamat dan terhindar dari marabahaya yang kemungkinan bisa terjadi sewaktu-waktu di lautan.

Rute banana boatnya berputar-putar di laut dekat pantai hingga beberapa kali jatuh ke laut dan diselamatkan oleh pengawal mereka. Bukannya kapok, mereka gantian mencoba naik dan mengemudikan jetski berdua. Sama seperti banana boat, mereka saling berpelukan namun kali ini yang mengemudikan jetski adalah Rashid.

Setelah puas berteriak-teriak dan kelelahan, Ayu beristirahat di speed boat, sedangkan Rashid melanjutkan olahraga menantang yaitu wakeboard sendiri. Awalnya Rashid jongkok di atas papan seluncur dan tangannya memegang tali, kali ini ditarik dengan speed boat yang melaju kencang. Lama-lama ia dapat berdiri tegak di atas papan seluncur itu sehingga dapat menaklukan ombak yang menerjangnya.

"Sepertinya seru dan asik,  seperti sedang bermain ski menuruni gunung tinggi di tempat bersalju. Juga sepertinya mudah sekali, jadi ingin mencobanya" komentar Ayu yang melihat ke arah belakang speed boat, dimana suaminya berada.

"Kelihatannya saja terlihat mudah, padahal sebenarnya ini butuh latihan beberapa kali" tanggapan Mat.

"Jadi suamiku pernah melakukannya?" 

"Ya pernah, hampir di tiap pantai yang ada fasilitas permainan ini, juga permainan air lainnya"

"Itu sih bukan 'pernah' lagi, tapi 'sering' keles.." protes Ayu.

"Hehehe" komentar Mat sambil garuk-garuk kepalanya.

"Apa tadi nama olahraganya?"

"wakeboard, nyonya"

"Eh.. Bukannya itu ski air?"

"Bukan. Tapi memang kedua olahraga air itu mirip bentuknya, sama-sama seakan berdiri di atas air dan ditarik kapal atau speed boat dengan kecepatan cepat"

"Oh.. rupanya berbeda nama istilahnya, dikirain nama istilahnya water ski alias ski air. Hehehe" komentar Ayu yang wajahnya merona karena baru kali ini tau istilah ini.

"Tak apa nyonya  banyak juga yang menyangka semua olahraga jenis ini disebut ski air".

"Tapi tetap pengen nyoba, keren kelihatannya" komentar Ayu sambil membayangkan dirinya seperti suaminya yang bergaya dengan berdiri tegak diatas papan. 

Dari dulu ia ingin main ski, tapi karena tinggalnya di negara yang dilewati garis khatulistiwa sehingga tak mungkin ada salju, kecuali ia harus naik ke Pegunungan Jayawijaya yang berada di Provinsi Papua atau daerah yang paling dekat yaitu di dataran tinggi Dieng yang muncul  di saat-saat tertentu menjelang musim kemarau antara akhir Juni  hingga akhir Agustus. Tapi keduanya harus naik gunung yang pastinya melelahkan.

Sedangkan Snow Park Adventure di Mal Kelapa Gading, Jakarta, dan Snow World International di Bekasi hanyalah salju buatan dengan pemandangan dan salju yang palsu, kurang menarik baginya. 

Sewaktu Ahmad mendengar nyonyanya berkata itu, ia sedikit panik
"Jangan nyonya, olahraga ini sangatlah berbahaya. Speed boatnya jalannya dengan kecepatan tercepat sehingga kalau pemain tangannya terlepas dengan tali yang ditarik kapal ini, bisa-bisa nyonya terpental dan jatuh. Walaupun jatuhnya ke air, siapa tahu membentur batu karang ataupun bahaya lainnya. Pernah pemain pemula yang jatuh ke air dan salah posisi tubuh saat jatuh itu hingga lehernya patah. Nyonya pasti tau kan apa akibatnya kalau leher kita patah" jawab Ahmad menakut-nakuti Ayu. 

"Masa sih? Lalu apa bedanya water ski dan wakeboard?" tanya Ayu yang masih bingung dan sedikit ragu. 

Lau Mat menjawabnya 
"Letak perbedaanya ada pada airnya. Ski air cenderung dipraktikkan di air sedikit tenang, sedangkan wakeboard dilakukan di air yang berombak"

Lalu ia melanjutkan
"Selain itu bedanya juga ada pada kecepatan kapal dan juga perbedaan pada papan seluncurnya. Kalau mengenai kecepatan kapal, kecepatan ski air lebih cepat daripada wakeboard. Padahal wakeboard kecepatannya antara 24-32 kilometer per jam sehingga dapat membentuk ombak yang besar"

"Sedangkan kalau mengenai papan seluncur, ski air papan luncurnya ada 2 yang terpisah dan melekat pada masing-masing kaki, sama seperti ski biasanya. Sedangkan wakeboard perpaduan skateboard dengan surfing dengan papan seluncurnya hanya satu, bentuknya mirip papan surfing namun papannya lebih pendek. Di atas papannya dipasangkan sepatu yang mengikat pemainnya, agar bisa mengemudikan papan dengan mantap" jawab Mat lagi.

"Wah.. ternyata rumit juga ya, soalnya gak bisa skateboard apalagi surfing. Jadi.. Wakeboard olahraga yang cocok banget buat cowok donk. Aku hanya bisa jadi penonton saja" komentar Ayu akhirnya gigit jari, iri dengan suaminya yang kelihatannya gampang bermain wakeboard, namun nyatanya susah. Kalau ia berlatih  bertahun-tahunpun, pastinya tidak dapat berhasil melakukannya.

Sewaktu Ayu terlihat bete, Mat memberitahukan tuannya mengenai hal ini saat tuannya terlempar dari papan seluncurnya dan akan berlanjut ke babak berikutnya namun dibatalkannya berkat laporan Mat. 

Lalu Rashid naik ke atas speed boat dan menghampiri istrinya lalu berkata
"Sayank.. Maaf ya lama menunggu. Yuk kita snorkeling"

"Benarkah? Asikk..." ucap Ayu, wajahnya langsung cerah kembali.

Menjadi pelayan keluarganya sendiri dan dijual sebagai wanita malam?

Eneng Ayu Duschenka, gadis blasteran Indonesia-Rusia yatim piatu sejak usianya 6 tahun.

Usia 13 tahun, paman yang menampungnya meninggal, sehingga ia diperlakukan bagaikan pelayan oleh bibi dan sepupunya! 

Tak hanya itu, ketika berumur 18 tahun, ia diculik dan dijual ke germo dan menjadi wanita penghibur berkedok kawin kontrak dengan turis asal Timur Tengah. 

Rashid bin Ali Al Muhtarom, seorang pangeran sekaligus pengusaha dari negeri Qatar.

Pergolakan politik yang terjadi di negaranya mengharuskannya menyelamatkan negerinya dari ambang kehancuran. 

Bagaimanakah kedua insan ini dapat bertemu? 
Akankah nasib Ayu berjalan bagaikan Cinderella? 
Ataukah sebaliknya?

Dapatkah Rashid menyelamatkan negerinya melalui kedok kawin kontrak dengan Ayu? 

Ikuti kisah keduanya yang terjerat kawin kontrak. 


 *****************************************

Daftar isi : 
Vol 1 : ch 1 - 23 : Mengenai masa lalu Ayu, dkk 
Isi cerita: 
1. sedikit sedih ceritanya
 2. Persahabatan

Vol 2 : ch 24 - ~ : Ayu & Rashid 
Isi cerita : 
1. Bucin abis.. 
 2. Jalan - jalan wilayah Indonesia
 3. Diselipkan informasi pengetahuan umum jadi bukan hanya sekedar membaca cerita
5. Penculikan lagi
6. Jalan-jalan ke Jepang
7. Pulang ke Qatar bertemu keluarga Rashid

 ***************************************** 

Hak cipta cerita dan cover novel adalah milik author sendiri.
Ig design cover by adhe_art_

Peristiwa di kisah ini percampuran fiksi dan nonfiksi, namun para tokohnya hanyalah khayalan author semata.
Selamat menikmati.

Mereka berdua menghabiskan jagung bakarnya dan setelah itu mulai membayar dan melanjutkan perjalanannya lagi menuju air terjun. Jalanan cukup ramai di pagi hari seperti ini, harusnya bentar lagi mereka berdua sampai. Air terjun yang sudah mereka berdua rencanakan kini sudah hampir berada di depan mata.

"Mail? Masih lama ya kayaknya? Tadi gue lihat ada rambu-rambu kalo air terjunnya belok ke kanan, masih lama ke kanannya?" 

"Bentar lagi, Sin. Sabar ya" jawab Mail dengan masih fokus mengendarai motor.

Dan benar, ada rambu-rambu lagi ke kanan yang berarti mereka berdua sudah hampir sampai di tempat parkirnya. Di sana terdapat banyak sekali monyet berkeliaran, di jalan, di pohon-pohon. Monyet itu juga di beri makan oleh petugas, terkadang juga di beri makan oleh pengunjung. Ada penjual kacang dan pisang untuk mengasih makanan ke monyet.

Mail dan Sindi di arahkan untuk menuju parkiran, parkiran yang sangat nanjak ke atas. Lalu mereka berdua harus turun kembali, untuk ke arah jalur air terjun tersebut. 

"Parkirnya jauh amat, turun lagi dong!??" kata Mail.

"Iya deh, kayaknya jalan yang satunya arah air terjunnya. Yaudah nggak papa, semangat. Lagian udah hampir sampai" Sindi mencoba menenangkan pacarnya.

Mereka berdua menuruni jalanan tanjakan yang di buat untuk parkir, di sebelah kanan dan kiri banyak sekali toko. Mulai dari toko baju, kerajinan tangan seperti sepatu, gelang dan lain-lain, ada juga orang yang menjual pisang dan kacang untuk makanan monyet.

"Ramai ya, padahal masih jam segini. Tapi, toko udah buka semua. Rajin banget untuk mencari uang, kamu juga gitu ya. Semangat cari uangnya, Il" tukas Sindi, dan ia mencoba menggandeng tangan Mail.

"Iyaa, namanya juga uang buat kebutuhan sehari-hari, Sin. Jadi, mau nggak mau harus semangat terus nyarinya"

"Ihhh, ada monyett. Gue takut" Sindi berjalan memjauhi monyet tersebut ke arah yang berdekatan dengan toko, karena di depan toko sama sekali nggak ada monyet.

"Kayak anak kecil aja, nggak bakalan mereka gigit. Aman kok, di sini monyetnya sudah terlatih untuk nggak gangguin pengunjung, lihat orang lain bias aja, kan?" kali ini gantian, Mail yang mencoba menenangkan Sindi. 

Karena Sindi takut, alhasil mereka berdua berjalan terus di depan toko. Cukup lama mereka berjalan untuk sampai ke dalam pembayaran karcis masuk ke air terjun.

Sindi melihat banner di depannya, "Seriusan anak tangganya ada 1000?"

"Iyaa, nanti coba hitung aja, Sin. Tapi, beneran banyak kok, gue udah pernah ke sini dulu sama orang tua gue"

"Air terjunnya gimana, bagus nggak?"

"Bagus banget, nggak sia-sia melewati 1000 anak tangga. Kayaknya naik dan turun deh 1000 tangganya, jadi naik 500, turun 500 juga"

Sudah sampai di depan loket pembayaran karcis, Mail mengeluarkan dompetnya dan mengambil uang selembar 20 ribu rupiah. Karena 1 orangnya di tarik cukup 10 ribu saja, dan bisa di air terjun itu sepuasnya. Semua wisata sekarang ada biaya masuknya, karena untuk perawatan wisata tersebut. 

"Mas, ini totalnya 1000 tangga itu naik sama turunnya?" tanya Mail setelah memberikan uangnya.

"Iyaa, jadi berangkat sama pulang totalnya itu 1000 anak tangga. Nggak bakalan berasa kok, karena pemandangannya cukup bagus ketika di anak tangga" Penjaga itu memberikan dua karcis ke Mail, "Silahkan menikmati

Lalu Mail kembali ke Sindi yang sudah menunggunya, "Ini bawa aja karcisnya, benar kan totalnya 1000 tangga, Sin. Tadi gue nanya ke mas-mas itu"

"Kalo gue capek, gendong yaaa" ucap Sindi dengan nada yang memelas agar ia bisa mendapatkan keinginannya.

"Kan, kayak anak kecil lagi. Haduhh, berat nggak yaa?"

Memang benar, ketika orang itu sudah sayang dan juga sudah percaya ia akan bersikap layaknya anak kecil yang manja dan sangat butuh perhatian. Sifat seperti inilah yang membuatnya menggemaskan dan juga sangat lucu sekali.

Mereka berdua mulai memasuki anak tangganya, dengan anak tangga yang naik. Maka dari itu Mail menyebutkan anak tangga naik dan juga turun, baru beberapa langlah Sindi sudah terpukau dengan pemandangan di sebelah kirinya, pemandangan yang terlihat menyegarkan mata karena banyak sekali yang berwarna hijau.

"Bagus ya, kenapa ya di desa atau pokok nghak di kota itu pemandangannya bagus-bagus. Gue kalo udah ngerasa punya banyak uang, ingin membeli rumah di desa yang sepi dan juga pemandangannya bagus kayak gini. Ingin menikmati hidup, daripada di kota banyak polusi, ramai orang, nggak bisa se tenang di sinii" kata Sindi, dan menambah daftar cita-citanya lagi untuk membeli rumah di desa.

"Rumah gue kan sudah termasuk ke desa, Sin. Ntar gue ajak deh kerumah gue, tapi jangan kaget ya"

"Kaget kenapa emang?"

"Gimana ya, di desa itu sepi, Sin. Nggak ada yang jualan macam-macam kayak di kota, tapi kalo soal orangnya di rumah gue tuh seha is maghrib orang sudah keluar semua. Jadi kayak gotong royong antar warga itu sangat kuat daripada di kota, ada enak dan nggak enaknya sih. Semua itu ada kekurangan dan kelebihannya masing-masih, seperti manusia, kan?"

Orang hidup di desa menginginkan kehidupan di kota, sedangkan orang hidup di kota menginginkan kehidupan di desa. Memang, keinginan terkadang berbolak-balik seperti itu. Apapun itu bentuknya pasti akan seperti itu, seperti sekolah, pasti kebanyakan akan menginginkan liburan. Tapi, kalo sudah libur yang lama, pasti akan menginginkan sekolah karena rindu dengan teman-temannya, atau rindu dengan hal lainnya.

Mereka berdua terus bergandengan melewati tangga tersebut, di dalam hati Sindi juga ikut menghitungnya, "Mail, gue ada pertanyaan nih. Biar nggak bosan juga kayak gini terus, kalo kalah hukumannya apa ya..... Bagaimana kalo mentraktir makanan? Setuju?"

"Setuju" jawab Mail.

"Nah, ini merupakan test iq. Ntar gue kasih pertanyaan, mungki sekitar ada 2, jika bisa menjawab semuanya, kamu bebas mau makan apa, tapi ya jangan yang mahal-mahal amat yak! Tapi, kalo ada salahnya, gue juga akan minta makanan yang gue mau. Gimana?"

"Kalo gue jawabnya benar 1, Sin?"

"Iya tetap aja salah, dan kalah. Harus benar keduanya, okay?"

"Hmmm....."

Sindi memulai memikirkan pertanyaan yang sistemnya menjebak yang pernah ia baca di google, "Gunung tertinggi kan everest sebelum di taklukkan, mana gunung yang tertinggi?"

Mail mulai berpikir, "Yang kedua mana?"

"Satu-satu aja duluu pertannyaannya. Belum juga di jawab, ini juga belum tentu ke jawab" jawab Sindi yang meremehkan kemampuan Mail.

"Jawabannya adalah ya gunung everest itu sendiri, kan? Benar nggak?" 

Sindi menjadi deg-deg'an karena Mail bisa menjawab pertanyaan jebakannya, "Ahh, kok bisa tau sih?"

"Gampang itu mah, kasih yang sulit dong. 1 lagi gue bisa jawab, traktir lho"

"Bu Anna memiliki 3 anak, nama kedua anakya adalah Elizabeth, Nana. Nah, nama anak ketiganya adalah?"

Mail memikirkannya lagi, kali ini menurut Mail lebih susah dari sebelumnya karena harus bisa teliti dengan pertanyaan jebakan kali ini.

"Lamaa, ayo jawab. Lama ah lama" Sindi mencoba mengganggu pikiran Mail agar tidak fokus ke pertanyaannya.

"Curang, ganggu gue mikirr ini namanya"

Dengan menghela napas yang gusar karena ia ragu-ragu, Mail menjawabnya asal-asalan, "Nina?"

"Salahhhh, yee gue di traktir makann... Yes yes Mail kalah" Sindi mengejek Mail dengan perasaan yang senang.

"Lho, jawabannya apaan?"

"Anna lah, kan namanya tadi bu Anna. Betul dong, benar kan gue. Udah kalo kalah terima aja kalah, emang takdirnya tuh cowok yang nraktir ceweknyaa"

"Iyaa, gue kalah. Mau makan apa sih?"

Tak terasa mereka berdua sudah setengah perjalanan, Sindi juga sudah mendengarkan suara gemuruh air.

"Gue mau makan baksoo aja deh, sama ayam bakar. Boleh?"

"2 tempat?"

"1 tempat kok, ada sih yang menjual keduanya. Nanti gue kasih tahu tempatnya.... Eh udah ada suara air, apakah mau sampai? Gue sambil ngitungin sih udah 200 anak tangga kayaknya, atau berapa ya. Nggak fokus gue, gara-gara senang dengan jawaban lo yang salah"

"Nggak kerasa ya" jawab Mail, dan memilih untuk berhenti sejenak. Mengambil foto di atas langit, karena awan berbentuk seperti hewan, "Gue foto dulu, bagus awannya. Langka"

"Yaelah gitu doang, Il. Mana ada bagusnya, mending nanti aja pas di air terjunnya"

"Sekalian istirahat, Sin. Itu di depan ada tempat duduk, mau duduk dulu nggak?"

Di depan terdapat sebuah gasebo kecil, dan juga tempat duduk dari pohon. Mungkin hanya cukup untuk 3 orang saja, alasannya di buatkan gasebo adalah agar orang tua yang sudah lanjut usia jika sudah capek dan kelelahan bisa beristirahat sejenak di sini. Tempatnya juga sejuk, telinga mendengar suara air yang gemuruh, mata melihat pemandangan yang indah, dan tubuh yang istirahat dengan tenang. 

"Kok bisa ya orang zaman dulu bikin anak tangga sebanyak ini? Apa nggak susah dan juga capek ya, berapa hari juga membuat ini semua?"

"Malah ada candi yang di buat hanya 1 malam, orang zaman dahulu kayaknya banyak yang sakti, Sin. Kayak punya ilmu tersendiri di tubuhnya, bangun candi yanv berukuran besar dalam 1 malam aja. 1 malam itu paling sekitar 1e jam mungkin" jawab Mail dengan membandingkan buatan orang di zaman yang lebih dulu ketimbang anak tangga ini.

"Hebat ya, beda sama zaman sekarang. Yang di mana banyak pemuda dan anak kecil menghabiskan waktunya dengan bermalas-malasan, perkembangan zaman membuatnya seperti itu. Apalagi sekarang zaman udah modern, kan?"

"Iyaa di tambah dengan zaman yang lebih modern, serba gampang sekarang. Kalo tersesat bisa pakai handphone google maps, padahal dulu harus mempelajari peta. Sekarang juga kalo mau ngirim pesan tinggal kirim lewat whatsapp, dulu paling masih pakai surat dan di antar pakai burung"

"Intinya harus bisa mengikuti setiap zaman ya, Il. Kalo nggak bisa mengikuti bakalan susah, coba bayangin kalo ada seorang siswa atau pekerja kantoran yang masih mengenakan mesin ketik, padahal sudah ada laptop juga"

Mereka berdua berbicara mengenai perkembangan zaman yang cepat.


Dalam istilah Kimia reaksi Adisi adalah reaksi pemutusan ikatan rangkap.
(Pengubah ikatan rangkap menjadi ikatan kovalen/tunggal)

Dimana di cerita ini harus bisa memilih satu dari dua orang. Karena, Tidak ada dua wanita dalam satu hati seperti halnya tidak ada dua Tuhan dalam satu kehidupan.

Tak kalah menarik dari percintaan dan juga persahabatan. Tentang kekeluargaan yang begitu harmonis dalam setiap memecahkan masalah. Dari sini kalian juga akan belajar langkah apa saja yang harus kamu ambil ketika mendapatkan sebuah masalah yang kecil maupun masalah yang besar.

Sebuah dunia di mana yang kaya di hormati,ini menceritakan seorang pemuda berusia 21 tahun yang memutar balikan waktu dan memecah ruang demi mendapatkan kesempatan untuk membalas dendam, dia adalah seorang anak ke 2 dari keluarga kaya nama nya adalah Fahren, orang lain melihat hidup pemuda ini sempurna. Tapi sekelompok iblis telah merubah semuanya, hidup Fahren berubah saat dia terlempar ke Dunia dimana yang kuat di hormati.

"Bertemu hantu aku akan memusnahkan nya, Bahkan Dewa pun lari ketika melihat aku. Aku akan mebuat para penghianat itu merasakan kapahitan melebihi kematian..!"

"Mungkin aku terlalu naif atau terlalu baik hati dan fikiran ku terlalu sederhana untuk melawan iblis-iblis ini. Di kesempatan ke 2 ini aku akan mengangkat kepala dan tinju ku."

_______


"Boss data yang kau minta sudah ada, maaf terlambat pihak CIA mencoba melacak ku." 

Sebuah suara terdengar di layar monitor dan di seberang nya ada pemuda tampan bersandar duduk di kursi bermata dingin sedang mendengarkan, nama nya adalah Fahren.

"Pihak Afrika, Ingris, Arab setuju, pihak Cina dan Amerika masih belum memberikan jawaban."

Sebuah suara wanita yang memegang tablet dan handphone terdengar di belakang pria itu.

"Bagai mana kabar dari monyet gunung dan badut jalan ?" Pria di kursi bertanya sambil memikirkan sesuatu.

"Mereka sudah mulai beroprasi ah.. tunggu meraka mengirim pesan"..."Mereka berhasil."

"Semua masih di jalur nya, tingga 25% untuk meraka membayar apa yang di lalukan padaku di masa lalu, lebih tepat nya ribuan tahun dalam ingatan yang aku miliki, meskipun di masa ini kalian belum melakukan nya, tapi aku yakin kalian sudah membuat rencana, membunuh kalian terlalu mudah maka aku akan bermain dengan kalian."

Pria itu mencondongkan tubuh nya ke depan sambil melihat tiga foto yang berbingkai di atas meja.
Di foto bingkai pertama ada empat orang dan salah satu pria di dalam foto adalah Fahren dengan tiga sahabat nya.

Di foto ke dua adalah Fahren dengan seorang gadis cantik, mereka seperti sepasang kekasih.

Dan di foto ke tiga adalah Fahren dengan seorang yang sedikit mirip dengan nya.

Fahren melihat foto itu dengan matanya yang dingin"Terima kasih karena kalian sudah membuka mata ku".

Fahren lalu mengeluarkan foto di saku nya foto seorang wanita yang manis, lalu memejam kan mata dan bergumam "di kehidupan ini aku akan menjaga mu."

"Karna, lo spesial Qill.." Raihan- 
"H-hah ?" Qilla- 
"Gue tau, seharus nya engga kaya gini.. Lo beda Qill sama yang lain, lo unik.. " Raihan- 
"Maksud lo?" Qilla- 
"Gue suka sama lo,, sorry.." Raihan- 
"Raii, kita sahabatan.. Kita udh sama sama janji buat ga saling suka.. Apa lo lupa janji itu ?" Qilla- 
"Gue inget, ingett banget janji itu.. Tapi, gue ga bisa nolak perasaan ini masuk ke hati gue.." Raihan- 
"Raii,, gue gamau kita lebih dari sahabatan..." Qilla- 
"Kenapa ?" Raihan- 
"Coba lo banyangin, kalo kita pacaran terus putus.. Dan kita saling jauh jauhan.. Lo mau ?" Qilla-

"Yaudah kalo gitu, kita gausah putus.. Dengan gitu kita bisa sama - sama terus.." Raihan- 
"Ga segampang itu Rai,, Lo tau kan setiap pertemuan pasti ada perpisahan.. Mau kita pertahanin juga gakan bisa Raii,, Bakal ada saat dimana kita pisah.. " Qilla- 
"Gue janji gakan ninggalin lo meskipun kita udh putus.." Raihan- 
"Tapi gue gamau hubungan kita lebih dari sahabat Raii.." Qilla- 
"Kenapa lagii Qill??!!!" Raihan- 
"Lo tau?!! Selama ini banyak rahasia yang gue tutupin dari kalian semua.." Qilla- 
"Maksud lo?"Raihan- 
"Belum saat nya gue kasih tau rahasia itu.." Qilla- 
"Gue pengen tau rahasia itu sekarang!!" Raihan- 
"Tap-" Qilla
"Gue ga terima penolakan Qilla!!" Raihan- 
"Oke!! Gue kena Leukimia!! Lo puass ??" Qilla- 
"H-hah??!" Raihan- 
"Gue kena leukimia Raii" Lirih Qilla- 
"Lo bohong kan Qill??" Raihan- 
"Gue ga bohong, dan lo tau?!! Gue banyak di teror orang setelah kita sahabatan.. Mungkin dengan penyakit ini kita bisa saling jauh Raii.." Qilla-

"Teror? Maksud lo ?" Raihan-
"Lo inget foto gue banyak bercakan darah? Lo inget kejadian tadi? Lo inget kejadian kejadian sebelum nya ? Gue udh tau siapa yang lakuin itu.." Qilla- 
"Kenapa lo ga cerita Qill,, gue, Syahla, Faiza bakal bantuin lo.." Raihan- 
"Kenapa gue ga cerita??!! Karna gue sadar gue udh jadi beban buat kalian, gue gamau kalian deket sama gue hanya karna kasian.." Qilla- 
"Qill, gue sama yang lain ga pernah ada pemikiran kaya gitu.. Kita semua tulus buat sahabatan sama lo.." Raihan- 

"lo tau? dokter juga udh diagnosa umur gue ga kan bisa lebih dari 1 bulan lagi haha" Qilla- 
-Waitt Karna kebanyakan sama obrolan mereka berdua nihh mending author pisahin dulu oke,, kita liat Syahla sama Faiza lagi ngapain di dalem villa.. 
"Woe, tu si Qilla sama si Raihan lama amat dah.." Faiza- 
"Eh iya yaa, keburu lebaran MONYET nih.." Syahla- 
"Kata kata Monyet nya gausah ke gue dong,, lagian mana ada lebaran monyet bego.. udh lah kita susulin aja" Faiza- 
"Yodah kuuyyy" Syahla- 
Saat mereka sampai di halaman belakang, tiba - tiba mata mereka membulat sempurna saat mendengar ucapan Qilla.. 
"Qill, maksud lo apa?" Syahla- 
"Kalian berdua tau leukimia?" Qilla- 
"Tau, itu semacam kanker darah bukan sih ?" Faiza- 
"Kenapa nanya kaya gitu Qill? Syahla- 
"Gue kena penyakit itu.." Qilla- 
"Hah? Lo seriusan Qill.." Syahla- 
"Iya, gue serius.." Qilla 


-Dahlahh gatau mau gimana lagii mumett nii otakk, oiya sorry ya baru up lagi haha.. Author hiatus lama gasi?? 1 bulan ada ?? Atau lebihh.. Yodah intinya selamat baca dan mon maaf kalo kaga jelas bayyy wkwk- 
                                                                                                               Nguengg~

Ice POV

Sejak lama liburan, akhirnya gue masuk juga... masuk sekolah berkualitas ini, tapi untung juga yah... kangen dia, udah lama ga ketemuuu... ingin ketemu, ingin ngomong, ingin bertengkar lagi sama dia, hehe tugas pertama gue tuh bertengkar sama dia...

"Hai Iceee!!" Sapa temen gue.

"Hai!" Sapa gue balik.

"Icee..." panggil temen gue yang ngeliat gue lewat.

"Hai!" Balas gue sambil melambaikan tangan.

"Ice Preechaya Waismay...." seorang gadis yang suaranya sangat gue kenal memanggil gue dan lari memeluk gue.

Gue membalas pelukannya.

"Kangen euyy..." gue memeluknya tambah erat.

"Euyy, nanti gue matii ke bunuh lo... gabisa nafas oy!" Gue melepas pelukan yang sungguh eratnya dan tersenyum lebar.

Anessean laydinary, sahabat gue sejak TK... lama nihh:v

"Btw siapa nama lo ya? Kok gue lupaaa??" Tanya gue tersenyum jahil.

"Lo ngelupain gue?? Okee, gue bakal bilang biar sea lupain lo jugaaahh.." balas dinary yang tersenyum miring.

"Ouyy... oke okeee... my princess dinaryyy... nama lo se unik gitu, gue ga bakal lupaaa..." 

"Yaudah, ke kelas yuk, nemuin gebet lo.." gue langsung menarik tangan dinary dan berlari ke kelas.

Di depan kelas kaki gue terasa kaku untuk masuk ke kelas entah kenapa, mungkin karena ada pacar sea, Clarissa Arabelle hanya berdua dengan sea di kelas.

"Sabar yah Ice, lagi bentar juga bakal keluar kak Clarissa..." Dinary berusaha menghibur gue yang sedang tidak enak mata melihat mereka berduaan.

"Baru masuk gue udah lihat pemandangan yang jelek gini ry.." sambung gue.

Dengan terpaksanya gue masuk ke kelas itu dan langsung duduk di bangku gue tanpa menyapa sea. Gue ngelihat kaca samping bangku gue dengan tatapan kosong.

"Icee.." panggil sea yang membuat gue menoleh spontan ke arah mereka berdua.

"Tolong fotoin gue sama kak Clarissa..." sea memberikan kameranya kepada gue.

Gue mengambil kamera tersebut dan memfotoi mereka berdua.

Foto pertama, mereka mendekatkan wajahnya, sangat dekat dan melihat ke arah kamera.

Foto kedua, mereka menaikkan tangan mereka ke atas meja dan membentuk jantung dengan menempelkan jari jari tangan mereka.

Foto ketiga, Sea mencium pipi kak Clarissa sambil menutup matanya.

Sumpah! Gue sakit, berusaha tersenyum penuh paksaan, mulut berasa tidak bisa di gerakkan.

"Makasih yaw..." kata kak Clarissa.

"Makasi juga udah buat gue sakit kak.." pikir gue.

Gue hanya sedikit mengangguk dan kembali ke tempat duduk.

"Ice--" kata dinary terpotong.

"Iya gue sakit, kenapa ga lo aja sih yang di suruh fotoin??" Potong gue pelan.

"Lo mau gue bilangin ke dia kalau lo suka dia?" Tanya dinary.

"Kita sudah pernah bahas ini ry.. dan gue sudah bilang ke lo kalo--" kata gue terpotong.

"Kalo lo ga mau biar dia tahu..." potong dinary.

"Gue tau, tapi gua ga mau lihat lo sakit ice!" Sambung dinary.

"Biarin lah, kadang kalau lo bilang, bisa aja gue tambah sakit.." jawab gue.

"Yaudah terserah lo deh.." jawab dinary pasrah.

"Cieeeee seaaa, so sweet banget lo sama kak clarissa.." kata salah satu temen gue di kelas yang masuk tiba tiba.

Sea dan kak clarissa hanya tersenyum puas.

"Sayang, aku pergi dulu yaa..." kata kak clarissa.

"Iyaa yang, hehe..." jawab sea tertawa tanpa paksaan.

Gue berusaha gak ngeliat mereka berdua, berusaha menganggap mereka gak ada.

"Oy Sea! Lain kali kalau mau ngapel tuh jangan dikelas!! Kasian yang jomblo..." dinary.

"Wuih, kasian yang jomblo atau lo yang cemburu ry??" Balas Sea kegeeran.

"Geer lo monyet! Muka kayak monyet gituh, gue ga bakal suka!" Dinary membalas kesal.

"Yaudah.. Kak Clarissa itu da best bagi gue, walau ada yang cemburu gue ga peduli, tapi untunglah lo ga cemburu..." Sea menjadi serius seketika.

Author POV

"BERHENTI NGOMONG WOY! GUE MAU BELAJAR!" kelas menjadi hening seketika mendengar suara Ice.

"Weh! Napa lo?? Ooh atau lo yang gak sudi denger?? Lo cemburu Ice??" Sea mencoba memancing marah Ice.

"Iya Sea, gue cemburu banget! Lo gak bakal ngerti sama perasaan gue!!" batin Ice.

"Orang kayak gue?? Mau cemburu sama lo??? Yang bener aja!! Gak bakal woy!" Ice melemparkan kertas sampahnya yang sedari tadi ia genggam ke arah Sea.

"Whaaahhahhaha.." Sea tertawa keras.

"Gila lo Sea, tapi masih tetep sayang:')" batin Ice.

Ice memalingkan wajahnya dan lanjut menggambar yang gak jelas di buku catatan gaje nya itu:v

"Itu lo belajar atau ngapain??" Sea yang menengok tengok pun tak tinggal diam.

"Belajar lah! Lo gak liat buku di atas meja gue??"

"Buku yang lo baca kebalik woi!"

"Ha?" Ice membalas dengan suara yang sangat kecil dan melihat ke arah bukunya. Benar! Kebalik T_T

Tangan Ice pelan pelan bergerak memperbaiki bukunya yang terbalik.

"Lambat! Ngebalikin buku aja se lambat itu, kapan lo bisa gerak cepat??" Masih saja Sea memperhatikan Ice.. gimana cara Ice gak mendam rasa sama Sea?

Sekali lagi Ice menoleh ke arah Sea dengan tatapan jengkelnya. Sea tersenyum usil.

"Lo tuh memang... ihh!!" Ice menunjukkan kepalan tangannya kepada Sea.

"Lo pikir gue takut?" 

"Tangan sekecil itu gue gak bakal takut woi.." sambung Sea.

"Nih lebih besar.." sea menunjukkan kepalan tangannya.

Sea sedikit tertawa melihat ekspresi Ice sekarang, sangat lucu.

"Panggilan kepada semua ketua kelas, kelas sepuluh agar kumpul di ruang osis sekarang juga, sekian terima kasih"

"Bye Ice! Moga lo gak kangen sama gue.." sea tersenyum usil lagi dan pergi.

"Kangen? Pasti:')" batin Ice.

Beberapa menit kemudian, Sea balik ke kelas,

"Jadi, tadi gue di suruh kumpul itu, kita di suruh pilih pentas seni antara drama sama dance, kalo drama kita gausah langsung tampil, jadi kita syuting aja nanti videonya yang di tampilin, kalo dance langsung tampil... kita pilih satu, kalian setuju yang mana?" 

"Hah? Gak ada yang lain? Kapan di pentasin??" Fallet terlihat terkejut dengan perkataan Sea.

"Minggu depan"

"Buihh!"

"Bihh, gimanain ni??"

"Ihh, nyusahin kaliii"

Dan lain sebagainya:)

"Gue kayaknya gak mungkin bisa nampilin antara dance sama drama!!" Dinary.

"Gak ada yang gak mungkin! Ingat itu!!" Sea melipat tangannya di depan dada sambil membawa pulpennya di tangan yang berada di depan hadapan murid kelasnya itu.

"Kok lo percaya?" Tanya Ice yang dari tadi memperhatikan pembicaraan Sea di depan kelas.

"Karena kita sudah satu team! Kelas ini sudah ada di tangan kita! Dan kita harus lakukan semua yang membuat kelas kita menonjol..." Jelas sea yang perkataannya terdengar keren.

"Wait yah, sejak kapan gue satu team sama lo Sea? Kita kan ga pernah ga bertengkar satu hari pun??!" Lanjut ice.

"Iya sih, setau gue, kita juga ga pernah ga bertengkar, oke gini aja, kita lakuin perdamaian sementara aja, sampai selesai tampil minggu depan, baru kita mulai lagi pertengkaran... deal?" Tanya Sea.

"Okey, setuju..." jawab ice yakin.

"Oke, jadi tolong vote, mau pensi apa?? Drama atau dance?" Tanya sea.

"Gue pilih drama..." kata ice langsung.

"Gue udah tahu lo pasti pilih drama, lo kan memang drama queen??!!" Lanjut sea yang tentunya membuat ice mulai kesal.

"Apa maksud lo gue drama queen hah???!!" Bentak ice yang darah nya mulai naik.

"Lo kan memang gitu--" bentak sea balik dan di potong oleh ice.

"Men lo apa??! Lo super drama king kan???" Kata ice yang langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Sudah sudahh..... stoppppp.... katanya mau baikan sementara..." kata Dinary.

"Ry! Lo temen gue kan?? Atau temen sea?" Tanya ice kezel.

"Iyaaaaaaaaa iceeeee.... gue masih satu team sama looo... gue cuma mau nenangin kelas ajaa.." kata Dinary.

"Yaudah! Demi lo gue berhenti..." kata ice kepada Dinary.

"Bulan depan pertengkaran kita dimulai lagi!! Ingat itu! Gue israel, lo arfgarnistan.." sambung ice kepada sea.

"Pasti!" Balas sea spontan.

Ice Preechaya Waismay, si gadis pengarang cerita profesional, seorang secret admirer yang ga pernah dianggap oleh Sea Grissham Aidyn, pria berkharisma yang berprestasi di sekolahnya.

Sampai suatu saat Ice menerima beasiswa ke Korea dan ia bertemu dengan Aldrich Liflous Moonglade, pria dengan wajah yang sama persis dengan Sea. Dan saat saat di Korea inilah sosok secret admirer yang dulu menghilang. Ice menjalankan hari harinya bersama Aldrich.

Tapi, cerita belum berakhir sampai disini. Karena, Sea dan Aldrich, satupun tak ada yang tahu jika mereka memiliki saudara kembar, eh.. kembar? Yakin kembar? Muka sama bukan berarti kembar, kan?

Penasaran? Baca dulu dong, kalian yang suka romance dengan baper bapernya wajib baca. Eh, tapi kalo kalian gamau baca, its okay

"Kamar gw mana? " Tanya Chanye. ketika mereka berdua telah sampai di rumah baru mereka

"Noh kamar lu" balas Ryujin sambil menunjuk kamar Chanyeol

"Kamar lu yang di sebelah gw, kamat gw yang cat biru jadi kamar lu yang di sebelah gw" jelas Ryujin lalau meninggalkan Chanyeol menuju kamar nya

•Ryujin POV•

YES RUMAH BARU!!!

Gw seneng banget gengs, karna gw udah bebas kemana aja tanpa larangan ortu, dan yang paling penting gak usah pura pura mesra di depan bonyok kita berdua!

Sehabis gw naruh koper, gw memutuskan untuk. menuju halaman belakang rumah gw eh ralat rumah gw sama chanyeol

Komplek perumahan disini bisa dibilang komplek perumahan elit, hanya pejabat dan orang orang tertentu aja yang bisa tinggal disini, kenapa gw bisa tinggal disni? jawaban nya karna orang tua gw sama orang tua nya chanyeol patungan buat beliin gw sama chanyeol rumah sebagai hadiah pernikahan kita

Ternyata di taman belakang rumah banyak bunga bunga dan pohon,  beruntung banget dah gw punya rumah sebesar ini

Gw memandang ke sekeliling taman, lalu mata gw menyipit menatap salah satu pohon, YAP! itu pohon mangga yang besar gengs,

Dan....
Ada rumah pohon nya!!!!!

•Author POV•

"Akhhhhh"

Ryujin memekik kala ia melihat sesuatu yang sangat 'ewh' menurut nya jika di pasang disitu


Chanyeol yang mendengar jeritan istri nya itu langsung melangkahkan kakinya menuju taman belakang


"Jin, lu dimana? "


"Sini gw di rumah pohon!" seru Ryujin 


"Ngapain tadi lu teriak teriak hah? gak pernah punya rumah segede gedong hah? " ucap Chanyeol meledek Ryujin 


Ryujin mendengus kesal.... 


"CK! MENDING LU SINI DAH NAIK CEPET! " ucap Ryujin dengan kesal yang membuat chanyeol bingung 


"Emang ada apaan?" 


"Bawel lu ah, cepetan sini setan! " seru Ryujin 


Dengan malas akhirnya chanyeol naik ks rumah pohon tersebut.... 


Saat sampai di dalam, mata nya terbelalak melihat foto pernikahan dan foto resepsi pernikahan nya dengan Ryujin .Chanyeol sangat kaget, kesal. dan shock melihatnya nya 


"siapa nih yang nempel beginian? " tanya Chanyeol 


"mana gw tau udah hah mending kita copot aja" balas Ryujin 


Mereka pun sudah ancang ancang untuk mencopot foto tersebut,  namun pada saat mereka sudah hampir mencopot nya terdengar nada dering handphone dari ponsel milik Chanyeol


Chanyeol lalu melihat siapa yang memanggil nya


Papah is calling...

"Hallo pah"

"..."

"Ish gak bisa gitu dong pah, ini merusak pemandangan tau"

"..."

"Ck! pah tapi.... "

tut... tut... tut.. 


Sambungan telepon diputus sepihak oleh Hae Joon

Ryujin yang sedari tadi diam. menyimak kemudian bertanya.. 

"Siapa yeol? " tanya Ryujin penasaran 


"Papah, kata nya foto nya gak boleh di lepas" ucap Chanyeol 


"Hah? terus gimana dong? "


"Tau ah pusing gw, mending gw ke kamar" kata chanyeol lalu berlalu


namun.... berlalu dengan cara yang mengenaskan ...


"MONYET!! " Pekik chanyeol 

Ryujin yang mendengar pekikan Chanyeol lantas membulatkan mata nya seketika

Bagaimana tidak, Chanyeol melompat kebawah begitu saja sejauh 1,5 meter, padahal kalau dipikir pikir ada tangga mengapa ia harus loncat? tadi juga ia naik menggunakan tangga, apa ia sangat frustrasi foto pernikahan tidak bisa dilepas? 


"Bwahahaha... " tawa Ryujin pun pecah seketika.... 


"sumpah bego banget lu ahaha, uda ada tangga malah loncat mau jadi jagoan lu hah? " Ucap Ryujin sambil mencibir 


"Eh kampret lu ya bukan bantuin suami malah ngetawain dasar istri durhaka" 


Sepertinya sakit yang ia rasakan di pantat nya tidak sebanding dengan rasa malu nya, terlebih harga diri nya yang sudah, arghhh, hancur? gimana ga gitu orang di situ jelas jelas ada tangga malah loncat. Kalau gitu mah udah kayak mau bunuh diri 


Kemudiam Ryujin turun dari rumah pohon tersebut dan menghampiri Chanyeol... 


"Tepos tepos dah tuh pantat  bwaahaha" 


"Sini gw bantuin" tawar Ryujin lalu mengulurkan tangan nya ke chanyeol, chanyeol pun menerima uluran tangan Ryujin 


"Thanks" ucap Chanyeol saat ia sudsh bisa berdiri lalu meninggalkan Ryujin begitu saja karna ia terlalu malu!!! 

Ryujin menggelengkan kepala nya, "Gila ya tuh anak ydsh dibantuin gak ada terima kasih nya ,dasar gak punya etika" gerutu Ryujin 


•TBC•

ketika playgirl Dan playboy menikah apa yang akan terjadi? 


Bagaimana kisahnya? 

saksikan disini!



Matahari bersinar cerah. Embun sisa hujan kemarin malam nampak terlihat. Hari ini nuzila dan teman sekelasnya pergi ke Bogor untuk melakukan study tour. Nuzila duduk bersama febby. Rena duduk di didepan mereka bersama sinta dan gina. 

"Hari ini kita akan melakukan study tour ke Bogor. Jika sudah sampai tolong ikuti petunjuk para guru. Jangan ada yang ngeloyor kemana mana. Terutama kamu Rena yang hobi shopping. " Ucap pak leo 

"Iya pak ya Allah nama saya segala disebut." 

Mereka tertawa. 

Kali ini Raffa sudah Masuk sekolah. Dia duduk di paling belakang bersama temannya. Bermain gitar. 

Mobil mulai melaju. Semua sibuk membuka tutup tasnya mengeluarkan makanan. Di perjalanan pak leo mengadakan sebuah permainan. Ia oper sebulatan kertas ke semua siswa sambil diiringi nyanyian potong bebek angsa. Ketika nyanyian berhenti operan kertas itu juga berhenti. Lalu orang yang tempat berhenti kertas itu disarankan maju ke depan. 

"Ayo beri tepuk tangan semua pada rena." 

Rena merasa sangat sial. Kertas itu berhenti ditempatnya. Dia merasa malu dan mulai maju ke depan. 

Ia disuruh bernyanyi. Awalnya tampak malu namun setelahnya ia langsung berubah pede. Suaranya melengking, nyanyiannya mirip rocker. Semua menutup telinga. Bahkan Aqua gelas yang berdiri langsung jatuh. Gorden bergetar, kaca retak, bus oleng. 

Dia nyaris memecahkan gendang telinga para penonton. 

Mereka akhirnya sampai di tujuan. Semua berkumpul di depan pepohonan. "Untuk semua siswa diharapkan mempersiapkan baju ganti, karena sehabis ini kita akan bermain air." Ucap pak Leo. 

Bu Mega menyuruh semua siswa mengikutinya. Jalanan mendaki dan turun. Bertanah merah. Ada yang foto, selfie, swafoto dan sebagainya. Hingga sampai air terjun mereka langsung meluncur ke air. 

Nuzila tidak berkedip melihat busur pelangi diatasnya kepalanya. Takjub. Ia pandangi lama pelangi itu sambil tersenyum. Hari melihatnya. Mentari seolah ikut tersenyum dari atas. Cahayanya bersinar merona, membuat gadis manis dibawahnya itu seakan bercahaya. Hari terkesima. Ia menontonnya dari jarak yang tak terlalu jauh dan ikut tersenyum. Ia membaca semua perkataan hatinya. 

Kau tahu kak… dunia ini masih terlalu indah ketika kita diperkenankan melihat hal terkecil yang selalu kita abaikan. 

Tiba tiba gadis itu berhenti memandanginya dan malah beralih melihat hari. 

"Hari apa kau bisa memfotoku?" 

"Memegang buku saja aku tidak bisa, apalagi memfoto dirimu?" 

"Hmm.." 

"Kau pinta saja gadis lain untuk memfotomu?" 

"Mereka sibuk." 

"Bilang saja kau tak memiliki teman." 

"Aku punya. Ah sudahlah, kau menyebalkan." 

Nuzila beralih foto pemandangan. Pohon. Air terjun. Bebatuan. Sebuah sarang laba laba. Hari geli melihatnya segala memfoto sarang laba laba. 

"Kau lucu sekali. Masa sarang laba laba difoto. Apa tidak ada yang lebih keren dikit?" 

"Cerewet." Ketus nuzila. 

Raffa lewat, ia melihat nuzila sedang asyik sendirian. Ia ingin menggunakan kakinya mendorong kaki nuzila. Hari melihat pikiran Raffa. "Awas nuzila dibelakangmu ada raffa!" 

Nuzila langsung menghindar dan membuat Raffa hilang keseimbangan dan jatuh ke kolam. Beberapa temannya menertawakan. 

"Orang itu tidak ada bosan bosannya mengerjaimu. Pantas saja kunang kunang abu abu miliknya berubah jadi hitam." 

"Benarkah itu?" Tanya nuzila. 

"Tentu saja. Kau harus berhati hati dengannya." 

Nuzila merasa berterima kasih. "Terima kasih ya." Ucapnya sembari tersenyum. 

Raffa coba bermain-main dengan seekor monyet. Ia sampai paling awal bersama teman temannya di telaga biru. Rena tertawa saat topi Raffa dicuri oleh monyet. Tawanya sangat geli sampai berulang kali ia memegang perutnya. Febby mencoba memberi makan seekor monyet, baru akan diambil makanannya oleh monyet Febby langsung kabur. Dia Ketakutan. 

Rena bercerita sambil membidik foto kedua temannya. 

“Ada yang bilang telaga biru terbuat dari air mata ratu prabamanah. Jika kamu menemukan dua ekor ikan merah dan hitam lompat lompat maka keinginanmu akan tercapai.” Ucap Renata. 

Semua saling berlomba mencari ikan, hingga sore menjelang mereka tetap berada disana. 

Malam harinya semua berkumpul di tengah api unggun. Rena memeluk jaketnya. Tangan mereka saling didekati ke api unggun. Saat itu api unggun berjumlah empat. 

“Lo mau denger cerita horor nggak?” 

“Apaan sih gina! Jangan! Nanti gue nggak bisa tidur!” ketus Rena Teman yang lain tertawa 

“Ceritanya gini. Dulu ada anak Pramuka berkemah di sebuah hutan” 

“Gina! Gua bilang berhen-“ Renata keduluan dibekap Hana. Mereka cakar cakaran. 

“Di malam hari satu anak Pramuka ijin pergi dari kamp mau buang air, sampe tengah malem anak Pramuka ini nggak balik-balik ke kamp. Lantas semua pun mencari, kemanapun tapi tetap nggak ada satupun yang menemukannya. Berhari hari berlalu hingga perkemahan selesai diadakan anak Pramuka itu nggak kunjung ditemukan, hingga mereka semua menetapkan bahwa anak lelaki itu hilang. Beberapa pekan setelahnya didirikan kembali sebuah kamp di tempat yang sama. Malamnya muncul kejadian aneh, seorang pembina melihat seorang anak lelaki di dekat pohon, memakai baju Pramuka yang sama dengannya. Pembina ini menarik lelaki itu, tiba tiba saat berbalik badan pembina kaget, wajah anak Pramuka itu rusak dan matanya keluar” 

Semua tertegun, Renata coba menutupi telinganya dengan jaket. 

“Dia jadi hantu?” 

“Iya, anak Pramuka itu ternyata adalah hantu. Jasadnya baru ditemukan setelahnya.Ia dimakan harimau” 

Hana merasa ngeri dia gigit syalnya. Nuzila ikutan membayangkannya, febby semakin mengusap-usap bulu kuduknya yang berdiri. 

Beberapa jam setelahnya semua sudah berada di camp masing masing. Tidur. Rena, Febby dan Nuzila satu tenda. Hana dan gina satu tenda dengan kelompok lain. Kebanyakan mereka sudah tertidur. Termasuk Nuzila dan febby. Suara jangkrik familiar ditelinga. 

 

Rena berulangkali menutup kupingnya dengan bantal Doraemon. Bolak balik posisi ke kanan dan kiri. Ia masih terus memikirkan cerita horror yang diceritakan tadi. 

Ia langsung mengambil androidnya. Dibukanya sebuah galeri foto yang berisi foto haru. Ia pandangi dengan lugu. 

“Haru, hari ini aku nggak bisa tidur. Kamu gimana kabarnya, semoga kamu segera bangun dari koma mu. Oh iya kamu bisa temenin aku nggak, malam ini aku pinjam namamu ya haru, untuk menemani tidurku. Aku ketakutan haru. Sejak dulu aku memang penakut, nggak terlalu takut sih kalo pagi. Masalahnya dia ceritainnya malem, jadi kebawa pikiran deh sampe sekarang.” 

Hari menggeleng dan nyaris tertawa mendengarnya. Gadis itu berbicara dengan foto. 

Dua jam setelah mencurahkan isi hatinya, Rena pun tertidur. Hari merasa kesepian, ia terkejut saat melihat kunang kunang hitam terbang ke depan wajahnya. Ia keluar dari tenda, dilihatnya ke kanan dan kiri. Ia menemukan banyak kunang kunang hitam dari arah kanan. 

Cepat, ia langsung masuki tenda dan membangunkan Nuzila. “Zil, bangun zil!” 

Nuzila terbangun dan menguap. “Apa?” 

“Aku melihat kunang kunang hitam.” 

“Bohong?” 

“Sungguh, diluar banyak sekali kunang kunang hitam.” 

"Aku tidak pernah melihat sebanyak ini, persis ketika melihat kyle." 

“Apa itu artinya Kyle ada disini?” 

 Febby diam diam terbangun ketika nama Kyle terdengar ditelinganya. Ia mengintip Nuzila sedang berbicara sendiri. Ia berpura pura tidur saat Nuzila memastikan semua tertidur. 

“Ayo nuzila." 

“Hey tunggu.” 

Nuzila keluar dari tenda. Ia mengejar hari. Febby menyelinap keluar tenda. Ia mengikuti Nuzila. 

### 

Nuzila berjalan sampai ke tengah hutan. Namun hari berjalan terlalu cepat sampai gadis itu kehilangan jejaknya. Nuzila ketakutan dan menghentikan jalannya. Dilihatnya sekeliling arah, yang dilihatnya tak lebih hutan belantara. Ia takut ada harimau, ia tersesat. 

“Hari!” 

Febby bersembunyi dibalik semak semak. Ia terkejut saat melihat ada tikus besar melintas dibawah kakinya. Ia hampir ingin teriak namun ia bekap. Gerakan tangannya membuat semak semaknya bergoyang. Nuzila melihatnya dan langsung ketakutan. Ia khawatir jika itu harimau. 

Ia memundurkan kedua kakinya, lagi dan lagi. Tiba tiba ia menjerit saat kepalanya menyentuh ranting pohon. “Ampun ampun tolong jangan makan saya! Saya masih mau hidup!” 

Hari mengikik melihat Nuzila parno. “Mana ada harimau yang mau makan kamu, daging kamu pait” 

“iih kamu nih! Kemana aja sih! Bikin orang ketakutan aja!” 

“Makanya jangan parnoan jadi orang” 

“Resek!” 

Febby mengintip nuzila, ia berulang kali mengucek matanya. Nuzila sedang berbicara dengan siapa! 

Dan bukankah tadi ia berteriak hari? 

Mungkinkah Nuzila sedang berbicara dengan hantu? 

Febby mengikuti Nuzila, jalannya kali ini terlihat lebih lambat. Ia seperti sedang dituntun seseorang. Dan lucunya orang itu tidak terlihat. 

Nuzila akhirnya menepi didepan sebuah pohon besar. Disana terduduk seorang pria bertopi hitam yang terlihat bersemedi. Gadis itu menunduk dan bersembunyi dibalik semak semak. 

Febby Ikut bersembunyi. Ia menggeleng saat mengetahui pria itu adalah Kyle. 

Sebuah asap hitam melayang layang diatas lalu turun ke atas kepala Kyle. Pria itu membuka matanya. 

Asap hitam itu berbicara “Kau kekurangan tiga orang lagi, setelah ini kau akan bisa menghidupkan kembali istrimu.” 

“Aku akan segera menyelesaikannya.” 

Nuzila menggeleng, ia membekap mulutnya. 

“Baik.” 

“Ada penyusup, apa kau mau aku membunuhnya?” 

Kyle langsung melihat sekeliling. Ia tak menemukan. Nuzila dan febby tiba tiba didorong keluar oleh sebuah asap hitam. 

Kyle terkejut saat melihat dua gadis berdiri lima ratus meter didepannya. Nuzila tak percaya saat melihat ada Febby disampingnya. “Febby.” 

“Maaf, mengikutimu.” Ucap Febby. 

“Febby, tidak seharusnya kamu berada disini” ucap Kyle kesal 

“Paman juga ngapain ada disini? Apa ini semua masih tentang penyesalan paman terhadap Tante Kinara?” 

“Ini semua bukan urusanmu!” 

“Paman, paman orang yang baik. Tolong jangan ikuti perkataan setan itu.” 

Asap hitam itu tertawa dan langsung menyelubungi Kyle dengan kunang kunang hitam. 

Hari merasakan kedahsyatan anginnya. Kunang kunang hitam itu memakan kunang kunang abu abu yang berada disekitar. 

"Aku? Baik? Hahaha kata siapa aku orang baik? Dunia mengajarkanmu tentang kepahitan hidup. Apa yang melarang seseorang untuk berbuat jahat dan menjadi seorang penjahat?" Ucap Kyle. 

"Paman, aku mohon. Jangan." 

"Menurutmu ide yang kemarin aku berikan menjebak? Salah. Kau yang terlalu bodoh dalam melaksanakannya. " 

"Cukup." 

"Jika saja kamu tetap melakukan hal itu dan tidak memaafkan kesalahan mereka, mereka akan menderita melihatmu mati. Hari itu kau lebih baik mati. " 

"Hentikan!" 

Hari seperti berdiri diantara badai. Hal itu hanya berlaku di dunia roh saja. Di dunia nyata tidak ada efek. Nuzila dan Febby terlihat baik baik saja karena ia bukan roh seperti hari. 

"Kita harus pergi nuzila. Kekuatan mereka sangat kuat." 

Asap hitam itu melihat hari. "Jadi ada roh penasaran disini." Asap hitam itu membelah diri menjadi dua. Ia tabrakkan dirinya ke hari. Hantu itu terpental hingga jauh. 

"Kau kehilangan tubuhmu, kau berada didua dunia." 

Asap hitam itu mengubah jadi bayangan hitam. Ia tarik hari dan lempar hingga jatuh. Hantu itu kesakitan. 

"Cukup, tolong jangan sakiti hari. Dia tidak bersalah" 

Febby hanya bisa melihat asap hitam itu kesana kemari, namun hari tidak bisa. Apa yang nuzila maksud dan apa yang asap hitam itu lakukan? 

Asap hitam itu mendekati Febby. "Aku akan merasuki mereka dan membuat mereka mati" 

"Jangan!" Teriak hari, langsung dihadiahi tendangan oleh asap hitam itu. Ia terpental. 

Febby dirasuki dan matanya berangsur merah. Sekarang giliran nuzila. Asap hitam itu coba merasuki nuzila namun justru terpental. Gadis itu membacakan ayat kursi didalam hati. 

"Nuzila! Ayo kita pergi!" 

Nuzila memanggut. Mereka berdua kabur meninggalkan Kyle dan asap hitam.

Nuzila memiliki teman hantu bernama Hari. Ia mirip dengan artis berdarah Jepang yang kini sedang naik daun. Awalnya gadis itu sempat berpikiran bahwa makhluk itu aneh, bahkan ia bisa membaca pikiran, ia bahkan tahu segala rahasia yang disembunyikannya selama ini. Tiba tiba ada kejadian aneh di kota jakarta, aksi bunuh diri makin merebak belakangan ini. Ternyata ada dalang dibalik ini semua.

foto monyet berdua Novel

THE JERK & PERVERT GIRL

Terjerat Kawin Kontrak

Adisi

KISAH KITA BERDUA

Time Inscription

Have A Good Sleep

My Twins Lovers

Playboy And Playgirl Married

After Rain

After Rain

People search foto monyet berdua also like: