Webnovel Author: Firanda_Firdaus - Novel Collection

Firanda_Firdaus

Firanda_Firdaus

LV 4
2019-07-05 Joined Indonesia

Badges 6

Moments 195

Firanda_Firdaus
Firanda_Firdaus
Firanda_Firdaus
Firanda_Firdaus
Firanda_Firdaus
Firanda_Firdaus
Firanda_Firdaus
Firanda_Firdaus
Firanda_Firdaus
Firanda_Firdaus
Firanda_Firdaus
Firanda_Firdaus
Firanda_Firdaus
Commented

tega sekali bicara seperti itu

"Sepertinya kamu tidak mempunyai telinganya, kamu tidak bisa dengar. Hey anak kecil saat ini lebih baik kamu pulang saja ke rumah, kamu belajar saja yang benar dan jangan tumbuh menjadi penjahat seperti ayahmu. Ayah kamu itu adalah tersangkah, sangat lucu sekali. Anaknya datang dan meminta keadilan, hey apakah kamu tahu siapa ayahmu. Dia adalah bandar narkotika yang sangat terkenal, dia sangat kejam. Ayahmu itu tidak seperti manusia, kamu tahu untung saja dia sudah mati. Jika dia masih hidup mungkin saja dia akan mati di tanganku,"

Less Than Evil

Less Than Evil

Action · ANDHAaaaa

Firanda_Firdaus
Commented

Polisi tega sekali

"Hey anak kecil pulanglah dan ganti bajumu, ini sudah sore. Sebentar lagi akan malam, sebaiknya kamu istirahat saja di rumah. Jangan datang ke sini lagi, ayahmu itu adalah tersangkah. Harusnya dialah yang mendapatkan hukuman ini, terdengar sangat lucu. Ingin meminta keadilan," ucap seorang polisi dengan wajah seram mengusirnya.

Less Than Evil

Less Than Evil

Action · ANDHAaaaa

Firanda_Firdaus
Commented

Kasihan sekali, ini psti gara gara dia miskin

Tiga hari setelah kejadian itu, Trisia pun hanya bisa mendatangi kuburan ayahnya dari jarak jauh. Dia tidak bisa mendekati kuburan ayahnya, karena ada sekelompok orang yang berbadan besar menjaga kuburan ayahnya. Saat ini Trisia sudah mempunyai sebuah keberanian, dia telah mengumpulkan nyalinya untuk datang ke kantor polisi dan melaporkan semua yang terjadi pada hari itu. Dia sangat beharap jika pihak kepolisian akan memberikan keadilan untuknya dan ayahnya, tapi sayang apa yang saat ini sedang dia pikirkan tidak sama dengan yang terjadi sebenarnya. Polisi saat ini menolak kasus pembunuhan ayahnya dengan mentah-mentah, tidak ada satu polisi pun yang mau memproses hukum untuk pembunuh yang dilakukan kepada ayahnya. Bahkan ketika saat dia bersujud dan memohon, agar mereka mau membantu gadis remaja yang sedang bersedih ini pun. Dia tetap tidak akan pernah mendapatkan lampuh hijua, semakin dia berusaha keras untuk meminta keadilan. Maka dia juga semakin dikucilkan, tidak ada satu orang pun yang memihak dirinya.

Less Than Evil

Less Than Evil

Action · ANDHAaaaa

Firanda_Firdaus
Commented

Membayangkan pasti tidak bjaa

'Dor!!' Suara tembakan dari sebuah pistol, terdengar dengan sangat mengerikan. Saat ini Trisia tidak mampu untuk membuka matanya, meskipun bibirnya tersenyum. Namun air mata kesedihannya masih saja tidak bisa berhati jatuh, dia hanya bisa menggenggam erat sebuah tas punggung yang biasa dia bawah untuk bersekolah. Seragam yang saat ini sedang dia pakai pun, ikut menjadi saksi dari napas terakhir yang dihembuskan oleh ayahnya. 'Ayah maafkan aku karena tidak bisa melakukan apa-apa untukmu, ayah jangan benci anakmu ini. Aku berjanji akan membunuh orang ini dengan tanganku, aku akan memberikan hukuman yang setimpal dengan apa yang sudah dia lakukan kepadamu.'

Less Than Evil

Less Than Evil

Action · ANDHAaaaa

Firanda_Firdaus
Commented

Mirip orang sekarang, bukannya di tolong mah direkan

Saat ini orang-orang sedang mendekat untuk menggerumuni ayahnya yang terluka parah, tapi tidak ada satu pun dari mereka yang berani untuk maju. Mereka hanya ingin menontoni dan merekap vidionya saja, ingin rasanya Trisia mendekati dan menolong ayahnya. Namun ayahnya memberikan lampaian tangan, mengartikan buah isyarat. 'Jangan datang ke sini, di sini terlalu berbahaya untuk kamu. Jangan menangis untuk ayah tenanglah ayah tidak apa-apa, tersenyumlah orang ini akan membunuhmu juga jika mengetahui jika kamu adalah anakku. Tersenyumlah, karena dengan senyummu dapat menyelamatkan nyawamu.' Lalu yang saat ini Trisia bisa lakukan adalah tersenyum, tersenyum bahagia melihat kematian ayahnya yang terjadi tepat di hadapannya.

Less Than Evil

Less Than Evil

Action · ANDHAaaaa

Firanda_Firdaus
Commented

Sabar tris

Air mata yang Trisia punya saat ini mengalir jatuh dan membasahi pipihnya, hati piluh serta hancur menggebuh menjadi satu. Rasa kecewa yang dia punya menyelimuti hatinya, sehingga membuat hatinya menjadi terluka lalu sakit. Saat ini dia ingin berteriak, namun tidak bisa. Dia ingin memberontak, namun tidak berdaya. Dia hanya sendirian menghapus air mata yang jatuh seperti hujan, tapi tanpa tisu putih. Hanya tangan halus yang dia punya saja, dia gunakan untuk mengeringkan air matanya. Saat ini Trisia hanya bisa menyampaikan semua rasa kesalnya kepada para guru yang sudah berlaku tidak adil kepada dirinya, dia sangat kecewa jika seorang guru bukannya memperlakukan muridnya dengan baik tapi malah menjerumuskan muridnya pada masa depan yang tidak ada.

Less Than Evil

Less Than Evil

Action · ANDHAaaaa

Firanda_Firdaus
Commented

Diumpetin tris sama orang

"Ponselku hilang," teriak Vina teman sekelas Trisia.

Less Than Evil

Less Than Evil

Action · ANDHAaaaa

Firanda_Firdaus
Commented

Dari tadi aku baca, aku sangat terkesan dengan pemilihan kata dalam setiap narasi

Saat ini Trisia bisa dibaratkan sebagai sebuah kelopak bunga yang telah jatuh ke tanah karena musim, kelopak bunga itu akan sendirian kesepian dan menyedihkan. Langit yang sedang ditinggalkan sang bintang merasa sedih, sehingga dia akan menangis seperti hujan. Seperti bunga yang mekar dan juga gugur, menyampaikan perasaanya melalui angin. Di dunia ini tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan, serta malam pun tidak akan mungkin mendahului siang. Masing-masing dari itu berada pada garisnya sendiri, dalam kehidupan kamu pastinya akan menemukan dua jenis orang. Seseorang yang menjatuhkan kamu dan juga seseorang yang membangunkan kamu, namun pada akhirnya kamu akan berterima kasih kepada keduanya.

Less Than Evil

Less Than Evil

Action · ANDHAaaaa

Report user