Mak deg, mak tratap. Aku turut terhenyak.
Lin Xiao merangkul bahu Lin Tian, "Benarkan, Kak. Kita akan menjadi keluarga yang bahagia di kehidupan ini ataupun nanti. Atau, mungkin di kehidupan sebelumnya kita adalah saudara sehingga di kehidupan ini kita dipertemukan kembali."
Action · arayan_xander
Cup, cuo, masa pendekar mau nangis? Btw, kasihan juga sama Lin Tian. I know, he had try so hard to accept his new world. Gapapa, sekarang nge-badut dulu, besok kita berkelit keren di area pertempuran, ya?
ch 19 19. Terbawa Perasaan
Action · arayan_xander
Yess, ayo semangat, Lin Tian!
Dibandingkan menjadi orang yang pintar, Lin Tian lebih terlihat seperti badut, semua tindakannya hanya akan memantik tawa bagi orang-orang sekitarnya. Biarpun demikian, Lin Tian tidak akan menyerah begitu saja. Dirinya percaya, bahwasanya dia akan bisa beradaptasi dengan dunia barunya ini, lebih cepat dari yang diduga.
Action · arayan_xander
Wakaka ngakak lagi, Thor.
Akhirnya Lin Tian pun menemukan Lin Hua, seketika raut wajahnya berubah. Perlahan senyuman mulai menghilang dari wajah tampannya berganti dengan raut kecewa.
Action · arayan_xander
Saelah, udah tujuh hari aja, Mas.
Tujuh hari telah berlalu sejak kejadian di rumah sakit itu. Lin Tian perlahan-lahan mulai beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan selama itu juga Lin Tian tidak banyak beraktivitas seperti biasa.
Action · arayan_xander
Ya ampun, Lin Tian, masa sampai diikat begitu? Tenang aja, mereka nggak bakal bikin kamu mati dua kali, kok. Tabib atau apalah terserah kamu nyebutnya, anggap aja dia prospek dari penyelamat di masa lalu.
ch 16 16. Awal Atau Akhir
Action · arayan_xander
Merasa naon, Mas?
Lima menit berikutnya, barulah Lin Tian dapat dikendalikan. "Mengapa orang-orang ini terus saja memaksa diriku? Apa yang sudah mereka lakukan sehingga aku merasa ..."
Action · arayan_xander
Ngakak terosss
"Tabib katamu? Hahaha ... Di zaman modern seperti ini kau memanggilnya dengan sebutan Tabib? Hahaha ... Aku ingin tertawa," kata Lin Xiao dengan nada mengejek.
Action · arayan_xander
Aaa, syedihulala.
Kala itu Lin Tian masih berusia lima tahun. Bocah itu sedang berjalan saraya memungut botol-botol bekas minum dan menaruhnya dalam sebuah karung yang berukuran cukup besar dari tubuhnya.
Action · arayan_xander
😭😭😭 jangan sampai jiwa pendekarmu ilang, ya.
Namun, yang Lin Tian lihat samar-samar, tidak menunjukkan sosok aslinya lebih jauh dan setelahnya ingatan tersebut pun menghilang. Inilah yang membuat Lin Tian sangat takut andai dirinya terlalu banyak mencari tahu informasi dari ingatan pemilik tubuhnya tersebut.
Action · arayan_xander
Sumpah, nggak ada kapok-kapoknya si Lin Xiao. Emang, ya, anak bontot itu sebagai objek penguji kebijakan sodara sebangsa setanah aer. Lah, iya sabisanya Lin Hua ngedekap Lin Tian begitu. Refleks yang bagus, Nona.
ch 12 12. Pengejaran
Action · arayan_xander
Jir, Lin Xiao minta disuapin bubuk mesiu.
Secara respect dia mendekap Lin Tian dan menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Jadi posisi Lin Hua berada di atas Lin Tian, sementara itu Lin Xiao tertawa puas.
Action · arayan_xander
Euh, penasaran sama masa lalu mereka.
Namun, sebenarnya adalah keduanya bukan seseorang yang terlahir dari rahim yang sama, hanya saja baik Lin Tian dan Lin Xiao disatukan di atas atap yang sama dan begitu juga dengan Lin Hua.
Action · arayan_xander
Keluarga yang harmonis. Tanpa emak, tapi bisa punya anak. Sehat terus, Om Lin Pan, semoga kekayaanmu nggak pernah nipis walau ngurus tiga bocah nano-nano milky. Teruntuk Lin Tian, berbahagialah. Yakin, mereka keluarga yang ditakdirkan untuk kesendirianmu selama ini.
ch 20 20. Kasih Sayang
Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam
Action · arayan_xander