Which dystopia classic successfully blends political and science fiction?

The stark-naked, handsome, young man looked intently at a winged reptile creeping in front of him, His lips, closed tight since setting foot in this new realm, began to move as words echoed in the shadowy realm of awareness. "It has been determined that the leaders of the plan and all related individuals are dead, communication with Earth has been completely severed. Transitioning to autonomous operation mode. Updating log-in name to the fully planned 'Li Lin'. Given the current situation, autonomous task B4 is selected." The boy, now known as Li Lin, paused briefly, his voice taking on a chilling edge as if from the depths of hell. "Infiltrate and invade the low-level civilization, colonize it, Earthify it." The ultimate weapon in the form of a young man, in this magical alien world, sensed a familiar scent - war. And so, he continued his mission.

"Technology changes life, making the world a better place." Firmly believing this statement, Li Er died from nuclear radiation and began his journey across different worlds-- "It's not me who is wrong, it's the world. Let's start by taking down Arasaka." "Impressive Cyber Prosthetics, good thing my Cybertron Prosthetics are not bad either."

Xia Chujian, a native of the Beichen galaxy, has always thought of herself as ordinary and unremarkable. But, the youngest Marshal of the Beichen Empire, Huo Yushen, doesn't think so. Because he has never seen anyone who could look directly at the indescribable beings in the depths of the starry sky without collapsing and going crazy. Only she is the exception. Xia Chujian is puzzled: ...What's wrong with looking at it? "Can't people look at something ugly?" The heartbroken crowd: ...I'm tired, let's just destroy everything!

Glenn (Bloed) was abandoned by his family in the Exiled Lands, one of the most dangerous places of the world; where his inability to use magic meant that only death awaited him. However, an encounter with the remains of a completely different civilization was going to change his life forever. When science and magic met, the fate of the world started to unfold. ... Follow my other story in webnovel: Fourth Prince's Debauchery. Support me on P4TRE0N: patre-on.com/aidnovels

waaaaaaaaaaaaaaaaaiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitttttttttttttttttttttt, don't be discourage by the amount of chapters and read meeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee (You can check the Review Section for the Characters illustrations) The Library of Science and Technology At the pinnacle of science lies the domain of the divine. Immortality, flight, summoning wind and rain, shifting mountains and parting seas—what once lived only in myth can now be achieved through science. But to unlock these god-like technologies, one must possess the highest clearance within the mysterious Library of Science and Technology. After a chance encounter and a heroic rescue, Chen Mo gains both an unexpected love… and access to an infinite library of advanced knowledge. From this moment, his journey begins.

Adult Romance (21+) _____________________ Series Wedding #1 [Not a Classic Wedding] Kalvian dan Kalebriena melakukan perjodohan tanpa drama, kontrak, atau syarat apapun. Menurut mereka, menolak perjodohan hanya akan membuang waktu mereka. Pernikahan tetap terjadi, mereka tinggal menjalaninya. Namun, siapa yang menyangka bahwa mereka telah mengenal jauh sebelum perjodohan ini berlangsung. Bukan hanya mereka berdua, tapi juga melibatkan sepasang hati yang lain. Tapi hal itu hanya masalalu mereka, individualis seperti briena dan vian tidak akan pernah membiarkan masa lalu merusak masa depan mereka. Sekalipun harus menyakiti hati oranglain, bahkan juga hati mereka sendiri. Tidak perlu ada drama yang memuakkan. This is not a classic wedding _________________________________________ Series Wedding #2 [CEO Scandal's : Married with Benefit] "Menikahlah denganku," ujar pria itu masih dengan nada dinginnya. "Apa?" Lona begitu terkejut dengan ucapan pria itu. Perempuan itu berusaha menormalkan degub jantungnya yang tiba tiba menggila. "Oke, tenang, Lona. Mungkin saat ini kau masih terjebak ke dalam skenario yang kau ciptakan sendiri," ujarnya dalam hati. "Sadarlah!" "Menikahlah denganku, Nona Hilona Anpuanra." Pria itu samakin menajamkan pandangannya dan Hilona nyaris tenggelam karenanya. "Kenapa? Kenapa aku harus menikah denganmu?" tanya Hilona setelah tersadar jika lamaran yang di utarakan pria itu bukan dialog dalam skripsi imajinasinya. "Karena saat ini, kau sudah terlibat ke dalam skenario hidupku dan mau tidak mau kau harus menerimanya." Salah satu alis tebal milik pria itu terangkat ke atas. Ada senyum yang tertarik dalam sudut bibirnya yang penuh. "Tunggu! Apa maksudmu aku harus menerimanya?" tanya Hilona masih tak mengerti dengan skenario yang tiba tiba saja terjadi. "Anggap saja, pertemuan kita kemarin malam adalah skenario Tuhan untuk mempertemukan kita. Aku akan menjelaskan lebih lanjut setelah kita resmi menikah." Setelah mengatakan hal tersebut, pria itu pergi meningalkan Lona begitu saja. Gila! Ini benar benar skenario yang gila! Bagaimana bisa tiba tiba ada seorang pria melamar Hilona? Menyatakan seolah tidak ada skenario lain selain menikah. Wait! Pria itu mengatakan tentang pertemuan kemarin malam? Pertemuan apa? Hilona berusaha untuk menggali ingatannya tentang pertemuan yang di maksud pria itu. Ia sendiri masih bingung dengan apa yang terjadi. Dia sedang menceritakan kisah kelamnya dan tiba tiba saja salah satu skenario yang ia bayangkan terjadi di hidupnya. Perempuan itu menoleh ke samping, ia baru tersadar jika saat ini tidak sedang berada di apartemen lusuhnya. Semua perabotan di ruangan ini terlihat mahal dan berkelas. Hilona menatap pantulan dirinya yang terlihat sama, ia kemudian menatap ke arah satu titik. Ke arah kalung yang saat ini ia pakai. Perempuan itu tak ingat pernah memiliki kalung ini sebelumnya. Lalu tiba tiba sekelebat ingatan muncul di ingatanya. Tentang kejadian malam itu. Kejadian yang membuatnya terjebak dengan pria yang baru saja melamarnya. Pria rupawan dengan jabatan tinggi dan sangat terpandang. "Sial! Aku benar benar harus menikah dengan Kalan Arusha Adhyasta!" Hilona mengusap rambutnya frustasi.