arumi asahina

Namanya Ryan, kedengarannya dia cowok yang romantis...

Sebuah pernikahan tanpa cinta yang di lakukan Arumi karena wasiat dari kedua orangtuanya membuat Arumi dan Candra menikah tanpa cinta, Candra yang saat itu menjadi pimpinan dalam sebuah perusahaan di tambah Arumi yang menjadi wakil direktur membuat perusahaan yang di jalankan keduanya semakin sukses dan tak bisa tersaingi, hingga Arumi merasa geram saat melihat Candra menghadiri pesta koleganya bersama sekretarisnya alih-alih mengajak dirinya yang berstatus istri sahnya. Arumi mulai geram dan mengumpulkan semua kekayaan yang di tinggalkan orang tuanya, menjual habis sahamnya dan mengundurkan dirinya dari jabatan wakil direktur. Arumi mengajukan gugatan perceraian di saat Candra pergi berlibur dengan sekretarisnya di luar negri. Dan saat Arumi sudah bisa terbebas dari Candra, Arumi yang mengantarkan salah satu anak panti yang akan menikah di KUA tiba-tiba saja bertemu dengan seorang laki-laki dengan pakaian formalnya. "Pasanganmu juga tidak datang? mau menikah denganku?" tawaran dari orang asing itu tiba-tiba saja membuat Arumi terdiam, dirinya yang sudah pernah hidup mewah dengan berbagai perasaan menyakitkan yang ia rasakan sendiri tentu saja tak akan mudah menjalin kembali sebuah hubungan. "Aku orang miskin." kata Arumi yang tentu saja membuat laki-laki itu menatap ke arah Arumi dengan tajam. "Nggak masalah," kata laki-laki itu seraya membuka kotak cincin, di dalamnya ada sebuah cincin berlian yang Arumi taksir harganya ratusan juta, karena berlian yang ada di sana tidaklah kecil. "Apa tidak ada maskawin lainnya?" tanya Arumi membuat laki-laki itu tercengang. Bukannya menghina justru laki-laki itu dengan spontan memberikan Arumi pilihan berupa rumah, mobil dan harta lain yang diinginkan. "Anakku banyak." kata Arumi tak bisa lagi mengelak. "Hartaku cukup untuk menghidupi satu negara." jawab laki-laki itu yang tentu saja membuat Arumi mengangguk, bukankah dirinya tak bisa kabur lagi? "kalau gitu siapkan tanah luas dengan bangunan paling tidak 20 lantai sebagai tunjangan kehidupan anak-anakku. Jika setuju dan bangunannya sudah berdiri kamu bisa datang ke tempatku dengan membawa surat peralihan kekuasaan atas tanah dan bangunan itu padaku." kata Arumi seraya meninggalkan alamat rumahnya yang baru saja di tulis dengan lipstik yang ada di dalam tasnya. apakah laki-laki itu mau memperjuangkan Arumi? atau malah memilih menyerah dan mencari pengantin lain? ikuti terus cerita Arumi.

Ini hanya kisah klasik dua pasang remaja SMA. Rumi si cewek agresif yang mencintai Bagus, dan Bagus si cowok kasar yang merasa kalau kehadiran Rumi adalah sebuah bencana. "Suatu saat Bagus yang akan selalu mencari keberadaan Rumi." ucap Rumi penuh tekad. Bagus yang berdiri di samping Rumi mendengus. "Kebiasaan kalau bangun tidur gak nunggu kumpul nyawa dulu, jadi gini nih, oleng berkepanjangan!"

Can wait!!!!

Haru seorang budak lelaki berumur 15 tahun. Kehidupannya tidak pernah normal. Dia lahir tanpa mengetahui siapa ibu dan bapanya. Ditinggalkan di tepi rumah kosong hanya menunggu seseorang memungutnya. Dia bertuah apabila seorang budak perempuan rela menjaganya. Shizu, seorang budak perempuan yang tinggal berseorangan. Selepas 15 tahun tinggal dijaga oleh budak perempuan itu, Haru mendapati sesuatu yang aneh. Shizu tidak pernah membesar. Dia kekal di saiz kanak-kanak. Suatu hari, Shizu Memberitahu satu rahsia kepada Haru, bahawa dia kenal ibu bapa Haru dan memberitahu Haru bagaimana untuk berjumpa dengan ibu bapanya. Tetapi, sebelum melepaskan Haru, Shizu mengajarkan sebuah kuasa supernatural kepada Haru iaitu mencuri kuasa orang lain. Berjalanlah pengembaraan Haru yang tidak normal dan luar biasa dari kehidupan biasa.

~ ZA¥DAN ~ 'Life is a Game of chess' Move in silence only to say CHECKMATE°°° ~ HA¥AT ~ 'Life can be a game of chess' But with a calm mind, Life can be crystal CLEAR°°° ~~~~~~~~ "Your name"? He asked as he stood up from his chair, taking slow steps towards me making me take steps backward, his voice extremely dark with a slightest bit of anger, his blue eyes roaming to every inch of my body taking his pleasurable time, as his blue eyes stopped at my eyes and met mine amber one, A chill rustled through my spine. Confusion spread across my face as fear engulfed me. Why is he asking my name? Like he don't know, I really wanted to roll my eyes but held the urge in. "Hayat" I replied confidently as my back hit the wall. A dead end. "Full name"? He asked fully invading my personal space as he placed both his hands on each side of wall trapping me in. We stared at eachother in silence. "Hayat Malik" I replied still staring at him. As the words slipped out of my tongue, a small smirk made its way to his lips. This was a simple action but I could sense danger from his eyes. "Aren't you forgetting something Mrs...." He trailed off as he took a hold of my face from his right hand, left hand still on the wall. Tinkles spread across my stomach as his hand made contact with my skin. "Hayat Zaydan Malik" He completed and with that he slammed his lips against mine. Update on Monday and Friday.

Its story that happened in a world called Aruna where magic and science does exist. The story itself is about a kid and his mechanical doll who seeks revenge to the one that killed his mother and find the truth.

"Enak banget ya jadi pacar Bima. Udah ganteng, jago olahraga, kaya, pinter lagi." Aku memutar bola mataku dengan malas setelah mendengar laras sibuk memuji Bima. "Lo suka sama yang berandalan gitu?" "Bad boy emang selalu menarik Uni. Sayang banget udah ada yang punya. Chika beruntung banget ya." Aku tak menanggapi, kembali melihat Bima yang sibuk mendrible bola. Banyak banget emang cewek yang naksir Bima, semua orang tau betapa kharismanya bocah berandalan itu, tapi satu-satunya yang bisa ngeluluhin hati pria es yang persis banget kaya kulkas cuman Chika. Ya... Itu sih kata mereka, yang mereka gaktau hubungan keduanya selalu dipenuhi keributan. Bagaimana aku tahu? Mereka juga gak tau kalau aku sudah berteman lama dengan brandalan itu.

She has learned to endure suffering, to conceal pain, and to laugh with tears in her eyes. Aruna is not like the others. Although she looks like an average 16-year-old from the outset, on the inside she is devastated. She has been bullied since she can remember and laughed at by her classmates. She always accepted it and swallowed her pain. But everyone's streak of patience tears and Aruna realizes that she has been gifted by the gods. And with this gift, she pays it back to everyone.

Qin Yao opens her eyes and finds herself transmigrated from a post-apocalyptic world into the body of an ancient peasant woman. Her family consists of four stepchildren needing care. A good-for-nothing husband, who has nothing but looks, is causing a ruckus. They live in a thatched hut, without a grain of rice, the family is emaciated like refugees. If that wasn't enough, someone even comes to collect debts! Anger rises in Qin Yao's heart, and she kicks the wretched husband out, "Debt collector, feel free to just beat him to death!" The four stepchildren: !!! With the world quieted, Qin Yao rolls up her sleeves to revive the family. Hunting, carrying bags, fighting bandits, she's an expert in all. But facing the fields, with her back to the sky, and her face to the earth, even a top-tier fighter from the post-apocalyptic world waves her hand: Can't take it! Really can't take it! Qin Yao scratches her head: In the ancient times where agricultural taxes are extremely high, how can I avoid farming? At this moment, the lazy husband who was sent away to die (twisting and crawling) (struggling to stand up) (screaming and roaring): My dear! I think I can be saved!