DREAMS : Come True?

“Aku ingin sekali membahagiakan kedua orangtuaku dengan peluh ku sendiri. Tapi hal tersebut tentunya tidak mudah, bagaikan mengejar bintang yang sangat mustahil untuk digapai. Zaman sudah berubah. Mencari pekerjaan pun sangat sulit, apalagi dengan aku yang hanya lulusan SMP. Persentase orang yang mengganggur semakin meningkat setiap tahunnya, digantikan dengan teknologi Artificial Intelligence. Tuhan.. Apakah aku bisa?”


Mengisahkan seorang anak lelaki bernama Rui Seis berumur 15 Tahun. Dia terpaksa untuk meninggalkan pendidikannya karena sedang terjadi krisis ekonomi di keluarganya. Dapat dibilang ekonomi keluarganya termasuk menengah ke bawah, serba kesulitan dalam hal ekonomi.

Keluarganya sangat bergantung kepada Sang Ayah. Beberapa tahun berlalu, kondisi Keluarga Rui semakin dilema. Ayahnya mulai mengidap penyakit Alzheimer dan kanker otak, membuat kondisi ekonomi keluarga Rui semakin lama, semakin terpuruk.

Tekad Rui semakin menggelora hebat untuk menggantikan posisi Sang Ayah. Dia sangat ingin untuk menafkahi keluarganya. Menyembuhkan Ayahnya dari sakit yang di derita, juga membantu Sang Ibu dan adiknya yang masih sangat kecil untuk bisa ber sekolah.

Menangis, Kesakitan, Marah, Depresi. Banyak perasaan yang bergaduh di lubuk terdalam hati Rui. Anak yang malang.. Apakah dia bisa?