Petualangan di dunia Anime

Pada suatu tempat di Tokyo, Jepang. Ada seorang pemuda yang bernama Katou Haruki sedang mengurung dirinya sendiri di dalam kamarnya. Dia terlihat berumur sekitar 20 tahun dan saat ini dia sedang duduk di depan laptopnya sambil mengetik naskah novel karena dia dikejar oleh tenggat waktu. Dia menjadi seorang penulis novel sejak 2 tahun yang lalu saat dia kehilangan anggota keluarga terakhirnya yaitu adik perempuannya Katou Aoi.
Adiknya mengidap penyakit yang belum pernah diketahui oleh orang sehingga dokter tidak dapat menemukan cara untuk menyembuhkannya. Dokter hanya bisa merawat Aoi agar kondisi tubuhnya tidak memburuk karena penyakit itu. Haruki dan Aoi adalah yatim piatu, mereka kehilangan orang tua mereka saat Haruki berumur 14 tahun dan meninggalkan banyak hutang karena meminjam banyak uang untuk merawat Aoi. Haruki bekerja sambilan untuk membayar hutang dan sekaligus membayar biaya untuk perawatan Aoi.
Satu bulan setelah hari pemakaman Aoi, Haruki menikmati hari-harinya di sekolah seperti apa yang diminta oleh adiknya di surat yang ditulisnya. Dia juga mencoba untuk menulis sebuah novel dan mengirimnya ke sebuah perusahaan penerbitan dan dia berhasil mengatur kontrak untuk menerbitkan novel tulisannya sendiri.
Dalam 2 tahun setelah memulai menulis novelnya sendiri, Haruki menjadi seorang penulis yang cukup terkenal karena bukunya yang menarik.
Setelah selesai membersihkan dirinya, Haruki menuju dapur untuk menyiapkan makanannya karena dia merasakan perutnya sudah berbunyi. Saat dia melihat ke dalam kulkasnya dia tidak melihat apapun, kulkasnya kosong dan tidak ada apapun di dalamnya. Mau tidak mau Haruki harus pergi keluar untuk membeli persediaannya lagi. Dalam perjalanannya dia memikirkan untuk makan di restoran keluarga untuk sekarang tetapi setelah melihat bahwa dompetnya kosong dan segera memutar arahnya menuju ke arah bank.
Sesampainya Haruki di bank, tak lama kemudian beberapa orang bertopeng ski masuk dan mengacungkan senjata mereka dan “Dorr…!!!” Haruki tertembak oleh salah satu tembakan peringatan dari perampok itu. Haruki memegang dadanya yang mengucurkan darahnya tanpa henti dan mulai kesulitan untuk bernafas. Tidak ada satupun orang yang menolongnya karena ketakutan akibat tembakan peringatan dari para perampok itu. Darahnya tak kunjung berhenti untuk bercucuran dan dia sedikit demi sedikit kehilangan penglihatannya dan akhirnya dia meninggal dunia.