ch 885 IV-180. Juan, Pemimpin Misi
Urban · dewisetyaningrat
Membawanya bicara empat mata dengan pesan implisit terkait menginginkan keselamatan, membuat putra Diningrat itu merasa dia memiliki seseorang yang benar-benar menganggapnya saudara, 'terutama dirimu,' mengalun ringan di telinganya.
Urban · dewisetyaningrat
ch 883 IV-178. Menghempas Debu
Urban · dewisetyaningrat
Dan dia menjadi berbeda selepas pulang dari sekapan Mahendra. Apa yang terjadi?
Urban · dewisetyaningrat
"makanya terima aku," Vian menyipitkan matanya, "aku akan membuatmu bersantai dan tiap saat tinggal duduk manis, memainkan handphone, berselancar di sosial media,"
Urban · dewisetyaningrat
"Creak." mobil melaju, bersama rambut terkibar dan wajah menoleh akibat terkejut atas kejahilan lelaki di sampingnya. Beberapa foto terambil bersama tawa yang menggelegar atas keberhasilan Vian membodohi Si Bomb.
Urban · dewisetyaningrat
ch 875 IV-170. Sudut Mata Berair
Urban · dewisetyaningrat
ch 874 VI-169. Momo, Hologram Kekasih Pradita
Urban · dewisetyaningrat
ch 873 IV-168. Bercanda
Urban · dewisetyaningrat
"aku benar-benar perlu menyediakan mug cantik. Kalau perlu mug kristal untuk anda," andos bingung atas komentar gayatri. Lelaki tersebut Sedang memerah, malu, sebab di tegur nyonyanya.
Urban · dewisetyaningrat
"karena Aruna aku tak akan melakukannya," di lanjutkan Gayatri. Sukma menoleh menyatukan alisnya.
Urban · dewisetyaningrat
"Apakah oma bakal menuruti permintaan saya, walaupun, em' sepertinya akan sedikit memberatkan?," Aruna bertautan mata dengan perempuan paruh baya yang detik ini memandanginya dengan raut wajah cerah, "Saya ingin tetua Wiryo menjenguk, hadir di sini," wajah cerah Sukma padam seketika.
Urban · dewisetyaningrat
ch 871 IV-166. Tao (Jalan)
Urban · dewisetyaningrat
Seorang dari kelima orang yang belum tersentuh tuannya, hendak menyerang dari belakang. Di jeratnya baju si lawan tersebut pada bagian belakang. Giliran menoleh. Wisnu memberikan pukulan kasar. Memanfaatkan sepatu di tangannya.
Urban · dewisetyaningrat
Sempat berhenti sejenak, akhirnya ia tak bisa berbuat apa-apa tatkala salah satu pria yang mendorong ranjang tidurnya menenggelamkan dirinya kembali ke dalam selimut. Pengamatan terakhir yang Rey jatuh pada lorong dengan yang terbuka pintu secara otomatis, selepas seseorang meletakkan telapak tangannya pada alat di sisi pintu. 'inikah lantai bawah tanah itu,' gumaman ini berasal dari benak Rey, sebelum kesadarannya sirna.
Urban · dewisetyaningrat
ch 867 IV-162. Mempertimbangkan Pendapat
Urban · dewisetyaningrat
ch 864 IV-159. Kini Moster Itu Berjalan Ke Arahku
Urban · dewisetyaningrat
Any_Rani_Tain
ch 890 IV-185. Meloloskan Diri
Ciuman Pertama Aruna
Urban · dewisetyaningrat